Sejak kecil, Varius selalu di perlakukan kasar oleh ayahnya, yang bertujuan agar Varius selalu tetap siaga menghadapi masalah apapun. Namun bukan itu yang di inginkan Varius
***
Saat masih anak-anak dia sering mendapatkan perilaku kasar oleh sang ay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Varius! Motormu keren sekali! Apakah ayahmu yang membelikan nya?"
"Tidak, aku membelinya sendiri menggunakan uang ku"
"Eh? Keren.."
Aku tidak bisa melupakan reaksinya saat aku selalu memuji barang-barang yang dia punya, meskipun hanya wajah datar yang dia tunjukkan sehari-hari, tapi aku melihat berbagai emosi dibaliknya.
Tapi, jika aku membicarakan tentang luka nya, dia selalu mengalihkan topik itu.
"Varius, kenapa selalu ada perban di tubuhmu? Entah itu dilengan mu, ataupun di sekitar wajahmu"
"Kau membuat guru khawatir loh"
Dia terkejut..saat aku bertanya seperti itu.
"Aku anak ceroboh, dan dirumahku banyak sekali tangga"
Ughh..tangga lagi ya?
Cikay tersenyum tipis setelah mengingat kenangan menarik bersama Varius, dia selalu berusaha agar Varius tidak merasa kesepian. Dia tidak tahu masalalu nya, ataupun silsilah keluarganya.
Tapi yang pasti, jika Varius merasa sendirian, dia harus berada disebelahnya. Entah bagaimana caranya.
'Tapi meskipun begitu, aku tidak tahu dimana dia sekarang! Sial!'
Pekiknya didalam hati, memang jika tidak ada tali untuk menarik, Varius tidak akan tertarik.
Cikay menggigit kuku jari jempolnya, dia khawatir, takut, gugup dan bingung akan keadaan Varius. Jika dia tidak menemukan Varius secepat mungkin maka ayahnya akan memukulinya.
'Varius..dia pasti ada disekitar kota ini..pasti..'
Cikay membuka layar ponselnya, lalu menelusuri apa yang dia tahu tentang Varius.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.