Siang ini jeno begitu sibuk, selain ia harus mengurus keuangan untuk restorannya, ia juga harus menyelesaikan beberapa desain bangunan rumah dari beberapa orang yang mempercayainya untuk mendesain itu.
Jeno tidak mengeluh, ia hanya sedikit kelelahan, belum lagi ia harus banyak bersabar menghadapi karyawannya yang semakin hari rasanya semakin membuatnya stres.
Lucas juga mark sedang sibuk dan tak sempat membantunya.
"Jeno, renjun lapar"
Suara yang sedikit melirih itu hampir membuat jeno lupa bahwa ia juga punya beban baru sekarang selain adiknya. menatap kearah renjun yang duduk didepan meja sofa yang nampak lesu memainkan legonya.
Jeno hampir melupakan masalah utamanya, renjun!, anak itu!.
"Kau ingin makan apa?, jangan katakan pasta renjun, aku sendiri bosan melihat makanan itu"
Bibir mungilnya mengatup rapat saat ia menginginkan pasta tapi jeno lebih dulu mengatakan untuk ia tak boleh makan pasta lagi, bibirnya mengerucut.
"Renjun ingin makan yang lain saja, tolong buatkan" renjun beranjak dari duduknya, berjalan menghampiri jeno yang nampak bingung melihatnya.
Jeno terkejut, matanya terbelalak saat melihat renjun, apa yang anak ini lakukan?.
"Renjun!--"
"Renjun lapar jeno~" mata dengan binar itu menatap dengan harap kearah jeno, kepalanya mendongak, tangannya ia letakkan diatas paha jeno yang duduk didepannya.
"Apa yang kau lakukan?!" Jeno dengan panik melihat kearah pintu, jangan sampai ada yang masuk dan melihat mereka, ini bisa menimbulkan kesalah pahaman.
"Renjun lapar, tolong buatkan makanan, renjun ingin makan daging" renjun mulai merengek, mengusakan wajahnya pada paha jeno.
"Ya tuhan, renjun!, aku akan memberimu makan, tolong jangan seperti ini, ini geli" Jeno panik saat pahanya merasakan usakan wajah itu.
Renjun tidak perduli, ia hanya ingin makan!, kenapa jeno tidak memberikannya, biasanya jika ia melakukan hal ini maka jeno akan langsung menurutinya, tapi kenapa saat ini tidak?.
Renjun sepertinya melupakan bagaimana keadaan sudah berbeda, dulu renjun begitu dimanjakan oleh tuannya, ia menginginkan apapun akan segera didapatkan, merengek sedikit akan membuat tuannya panik, jika renjun menginginkan sesuatu, maka ia akan melakukan hal ini agar tuannya mau memberikan apa yang ia mau.
Tapi sekarang itu berbeda, jeno sama sekali tak mengingat renjun, bagaimana bisa renjun mengeluarkan sifat alaminya ke pada orang yang baru saja ia kenal, jeno tentu akan merasa risih.
"Jeno~ renjun mau makan!, mau makan!" Renjun mulai tak sabar, ia ingin makan. tangannya berpindah untuk memeluk pinggang itu, sekarang bahkan wajahnya ia tenggelamkan pada perut jeno yang sudah bosan melihat tingkah anak itu.
Jeno berusaha sabar menyingkirkan renjun dari hadapannya tapi anak itu bebal dan malah memeluknya semakin erat.
"Jeno kau didalam?"
Renjun berhenti merengek saat mendengar suara itu, siapa itu?. Pandangannya ia bawa untuk melihat kebelakang dimana suara itu berasal, ada dibalik pintu.
Jeno menatap kearah pintu dimana suara itu berasal, terdiam dengan tangan mengepal. Kenapa wanita itu datang kesini.
"Aku masuk ya jeno, kau pasti didalam tapi kau tidak menyahut lagi"
"Sial!" Jeno tak ada waktu mengusir wanita itu.
"Jeno!" Renjun terkejut saat tiba-tiba tubuhnya melayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread (Gumiho) //NoReN//
Historical Fictionmari bertemu untuk waktu yang lama