Sejak perjalanan pulang, jeno terus memikirkan hal yang sama, yaitu siapa sebenarnya renjun dan apa yang terjadi pada dirinya.
Perkataan jaemin mengenai renjun benar-benar membuatnya merasa pusing. Bagaimana cara mengatasi permasalahan seperti ini. Ini terdengar konyol namun ini juga nyata terjadi dalam hidupnya.
Malam ini, langit cukup mendung, awan gelap menguasai langit malam ini. Renjun sejak tadi hanya duduk dengan tenang di tempatnya, mood jeno sepertinya sedang buruk malam ini, jadi renjun tak berani bertanya banyak hal seperti biasanya.
Pandangannya ia bawa keluar jendela, menatap keatas langit dimana awan gelap malam ini benar-benar menutupi bulan yang ada diatas langit.
Tangan renjun terangkat untuk menyentuh kaca mobil jeno, malam ini terlihat sedikit menakutkan. Renjun merasa khawatir entah kenapa.
Mata renjun perlahan berubah warna menjadi keemasan dengan cahayanya.
.......
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, mobil jeno akhirnya terparkir di basement apartemen.
"Jeno"
Keheningan yang mengisi keadaan mereka langsung hilang saat renjun memecahkan keheningan dengan memanggil nama jeno.
Jeno hanya menyahut singkat, ia fokus melepas sepatunya, berjalan lebih dulu masuk kedalam kamar di ikuti renjun dibelakangnya.
_____
Renjun telah membersihkan diri, ia telah siap dengan piyama tidur berwarna abu gelapnya, menunggu jeno diatas ranjang, tadi mereka makan malam diluar sebelum pulang ke apartemen, jadi saat sampai, mereka bisa langsung beristirahat.
Cukup lama renjun menunggu jeno keluar dari kamar mandi sampai akhirnya ia bisa melihat jeno datang dengan keadaan lebih segar dari sebelumnya, rambut jeno basah karena baru selesai keramas.
Renjun mendekat kearah jeno, biasanya kalau jeno selesai keramas, ia akan mengeringkan rambut jeno.
"Biar renjun bantu ya jeno" renjun segera mengambil handuk dari tangan jeno, meraih tangan besar itu untuk duduk ditepi ranjang.
Renjun dengan senang hati mulai menggosok rambut legam yang agak panjang itu dengan telaten, mulai mengeringkan rambut jeno dengan handuk kecil berwarna putih itu.
Jeno hanya diam memperhatikan wajah berseri itu, renjun begitu bersemangat membantunya mengeringkan rambutnya. Jeno mulai berfikir, tidak mungkin anak semurni renjun bisa berbuat sejahat itu.
Jaemin pasti salah, jeno percaya kepada renjun, anak ini bahkan tak tahu caranya marah bahkan jika haechan menjahilinya hingga renjun akan berakhir menangis.
Renjun berhenti menggosok rambut itu saat tangan jeno menahan pergerakan tangannya. Menatap bingung kearah jeno yang justru menatapnya tanpa kedip.
Renjun belum selesai mencerna semua kejadian ini, namun ia harus terkejut saat ia tiba-tiba saja sudah berbaring dibawah tubuh besar itu. Matanya membola terkejut saat jeno menimpa tubuhnya..
"J-Jeno" renjun merasa gugup melihat jeno.
"Hnnghh" renjun bahkan belum memproses segalanya, tapi ia harus kembali terkejut saat jeno mulai menciumnya, wajahnya mendongak saat setiap sisi lehernya jeno kecup dengan basah.
"Ahh....jenhh" renjun bahkan tak mengerti mengapa ia mengeluarkan suara seperti itu saat merasakan lidah panas itu mulai bermain di pundak sempit hingga dadanya. Tangan mungilnya berusaha mendorong tubuh besar itu namun jeno justru menahan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread (Gumiho) //NoReN//
Historical Fictionmari bertemu untuk waktu yang lama