Suara gaduh antara tumpuan kakinya dengan tanah begitu terdengar nyaring saat berlari kencang menghindari buruan orang-orang sekitar.
"Hah...hah...hah.."
Tangan yang saling menggenggam kuat itu terus saja berlari berusaha mencari perlindungan.
"Hiks yang mulia bagaimana ini, mereka semakin dekat" pemuda dengan surai berwarna putih itu begitu ketakutan saat orang-orang itu terus saja mengejar mereka, kakinya sudah tak kuat untuk dibawa berlari lagi.
"Tolong jangan menyerah, sedikit lagi kita akan sampai, goa disana sepertinya aman" pemuda yang dipanggil yang mulia itu berusaha meyakinkan bahwa mereka akan aman setelah sampai di goa itu.
Tak ada pilihan lain selain mengikuti langkah kaki itu lagi, meski sekarang rasanya ia akan mati karena kesakitan akibat luka panah pada betisnya, ia tetap memaksakan diri untuk berlari demi keselamatan mereka.
Bruk...
"Arghh..."
"Akhh...hiks"
Mereka terjatuh setelah salah satu orang yang mengejar mereka berhasil memanah tepat pada pundak pemuda itu dan juga sang putra mahkota.
"Mau lari kemana lagi kalian, kepung mereka!" Prajurit kerajaan yang berhasil menangkap pemuda mungil itu dan putra mahkota tersebut dengan segera memberi perintah untuk menangkap segera.
"Lepaskan aku!, Tolong lepaskan dia!" Putra mahkota yang tengah di tangkap berusaha memberontak saat melihat kekasihnya di tarik paksa untuk dibawa kedalam kandang itu.
"Hiks...tolong lepaskan aku!, yang mulia! Tolong aku hiks" ia terus memberontak saat ia berusaha di bawa menuju kandang besar itu, ia sudah pasti akan dibawa kekerajaan untuk di bunuh. Ia takut.
Kepala prajurit yang tadi memerintah itu kini tertawa kencang, menyeringai saat ia merasa bahwa kemenangan akan ia dapatkan, "sebentar lagi, hanya butuh waktu sebentar lagi, maka aku akan berhasil menguasai dunia ini!"
Pria tua itu turun dari kudanya, berjalan mendekat kearah calon penerus kerajaan yang begitu di segani itu dengan tatapan meremehkan, berjongkok didepan putra mahkota yang nampak kentara amarahnya.
"Aku benar-benar takut dengan tatapan tajam itu~" dengan nada yang dibuat takut, ia seperti ketakutan.
"hahaha..... dasar bodoh!, kau rela terluka dan di injak-injak seperti ini hanya demi melindungi siluman itu?!, dimana otakmu sialan!" Menatap tajam pada anak tuannya itu.
Argh....
Wajah tegas penuh darah dan luka itu harus mendongak secara paksa saat surainya di tarik kebelakang dengan kencang.
"Kau sudah tamat yang mulia, bersiaplah mengahadapi kemalanganmu, aku benar-benar akan menghancurkanmu dan keluargamu setelah aku berhasil merebut kristal itu dari siluman itu!"
Ia ingin menunaikan keinginannya untuk membunuh putra mahkota, mendekat kearah putra mahkota yang masih berlutut dengan tangan yang terikat kebelakang.
Tangannya yang memegang pedang itu dengan cepat terayun melukai tubuh sang putra mahkota.
"Yang mulia!!" Pemuda itu berteriak histeris saat melihat orang itu dengan kejam melukai kekasihnya.
"Aarrggghh!!!" Pedang itu terayun dan menebas tepat didepan dada sang kekasih.
"Arrgh..." Jeritan kesakitan itu membuat semua yang ada disana terkejut bukan main, kepala prajurit mereka benar-benar menghabisi putra mahkota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread (Gumiho) //NoReN//
Ficción históricamari bertemu untuk waktu yang lama