Renjun sedang sibuk bermain dengan boneka barunya, jeno kemarin membelikannya meja kecil dengan tiga kursi kecil lainnya. Juga satu set mainan masak-masakan.
Di sampingnya sudah ada moomin dengan rok kuning juga dengan pita bunga matahari diatas kepala moominnya, disebelahnya lagi ada moomin dengan rok pink dengan pita bunga mawar berwarna merah dan renjun dengan jepitan pita berwarna pink diatas rambutnya.
"Wah benarkah, shaly sangat cantik hari ini, bukan begitu banny?" Renjun sedang bermain pesta minum teh bersama teman barunya, shaly dan banny.
Ceklek....
Saat asik bermain, pintu apartemen jeno terbuka, disana ternyata jeno sudah datang, pulang lebih awal dari biasanya.
Renjun tersenyum senang, ia segera beranjak, "jenooo!" Renjun memeluk jeno dengan erat, renjun merindukan jeno.
Jeno balas memeluk tubuh mungil itu, mengecup kening renjun sebentar sebelum menatap anak itu, sedikit bingung melihat penampilan anak itu, tangannya terangkat untuk menyentuh pita berwarna pink didekat poni renjun.
Matanya melirik kedepan dimana sudah ada boneka moomin juga satu set mainan renjun disana, "pesta minum teh?" Jeno dengan ragu menanyakan itu kepada renjun.
"Iyah!, jeno tahu mengenai pesta minum teh?!" Renjun tersenyum lebar, jeno ternyata tahu kalau renjun bermain pesta minum teh.
"Tentu saja, disana sudah jelas terlihat ada teko juga tiga cangkir dan cemilan diatas meja kecilmu" Jeno bisa melihat itu dengan jelas.
Renjun mengikuti arah pandangan jeno, "oh iya, jeno melihatnya hehe"
Jeno hanya menatap malas kearah renjun yang kini menyengir kearahnya.
Renjun itu tipe submisif feminim, begitu menyukai sesuatu yang berbau feminim apapun itu, mulai dari memasak, merajut, menonton serial drama dan sekarang anak itu bahkan bermain pesta minum teh dengan sapi gemuknya itu.
Jeno tidak keberatan tentu saja, hanya saja ia harus belajar menyesuaikan diri untuk melihat semua ini, jeno bahkan sudah seperti duda beranak satu, setiap pulang bekerja akan disambut oleh renjun yang sedang bermain atau sedang menonton serial kartun.
"Aku akan kekamar untuk mandi, lanjutkan bermain saja, malam ini kita memesan makanan saja, aku tidak kuat memasak" Jeno lelah, ia ingin istirahat, tak kuat memasak dulu.
"Huum" renjun mengangguk, ia kembali ke arah mainannya, melanjutkan permainannya yang sempat tertunda.
_____
Setelah makan malam, kini kedua orang itu hanya tiduran diatas ranjang. Renjun sibuk mengoceh banyak hal dengan jeno yang hanya menanggapi dengan malas, apa batrei renjun tak pernah habis?, anak ini tak pernah kehabisan energi hingga malam hari.
"Renjun"
renjun mendongak menatap wajah tegas itu saat jeno memanggilnya.
"Iyah"
Jeno diam sebentar sebelum melanjutkan perkataannya.
"Apa.....kau percaya tentang gumiho?"
Keadaan tiba-tiba saja terasa sedikit sunyi, baik jeno ataupun renjun sama-sama tak mengeluarkan suaranya.
Renjun menghentikan tangannya yang tadi sibuk memilin telinga moominnya, terdiam setelah mendengar pertanyaan itu, "memangnya jeno percaya?"
Jeno tak langsung menjawab ketika renjun balik menanyakan itu kepadanya, tentu saja ia tak percaya, tapi sejak hari dimana ia melihat keadaan renjun juga bagaimana ia mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dalam hidupnya, ia agaknya mulai meyakini cerita legenda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread (Gumiho) //NoReN//
Ficção Históricamari bertemu untuk waktu yang lama