Ucapan Terima Kasih

261 57 5
                                    





Besoknya keadaan renjun sudah lebih baik, demamnya sudah turun, sudah tak mengalami muntah darah lagi, juga yang paling penting, anak itu sudah kembali ceria lagi.

Empat hari di rawat di rumah sakit membuat jeno tak pernah meninggalkan renjun meski sebentar saja, temannya yang akan datang berkunjung dengan membawakan renjun pakaian juga makanan untuk jeno juga renjun. renjun hanya akan makan makanan luar, ia tak menyukai bubur, ia tak mau makan kalau bukan ayam ataupun pasta.

Jeno sudah membujuk renjun untuk makan bubur dulu, tapi renjun tetap tak mau, akhirnya jeno mengalah dari pada renjun harus pundung dan berakhir tak ingin makan lagi.

"Jeno.....renjun bwosan disini, twak ada teman" renjun mengeluh dengan mulutnya yang penuh oleh nasi juga ayam.

Saat ini jeno tengah menyuapi renjun makan siang. Ia hanya sibuk menyuapi renjun makan, dengan sesekali akan menanggapi perkataan anak itu dengan anggukan.

"Tunggu dokter dulu, baru kita tahu apa renjun sudah boleh pulang atau belum" ucap jeno, sesekali ia akan membersihkan sisa noda yang terdapat pada sudut bibir renjun. 

"Jeno" panggil renjun..

"Hm" Jeno hanya menyahut singkat.

Renjun memilin selimutnya, sebenarnya ada yang ingin ia katakan tapi ia tak tahu akan memulai dari mana.

"Renjun menginginkan sesuatu" renjun menunduk menghindari tatapan jeno.

Keningnya mengerut, renjun menginginkan sesuatu?, baru kali ini ia mendengar renjun menginginkan sesuatu tapi anak itu terlihat ragu.

"Katakan" ucap jeno.

"Mmm....renjun mau moomin"

Jeno menatap renjun dengan tanya, suara anak itu begitu kecil ia tak mendengar dengan baik, "katakan dengan jelas"

"Renjun menginginkan boneka moomin jeno, mau moomin"

Renjun beberapa hari ini selalu menonton serial kartun dari laptop milik chenle, renjun menyukai melihat moomin. Chenle bilang kalau moomin ada banyak di jual di mall jadi ia akan meminta kepada jeno agar dibelikan.

"Moomin?, itu makanan?" Jeno tak tahu moomin itu apa, sejenis makanan kah?.

"Bukaan, moomin itu peri, renjun mau moomin" jelas renjun..

Setelah mendengar itu jeno hanya menatap datar wajah polos itu, "dimana kita akan mendapatkan peri?"

Jeno tak habis fikir dengan keinginan aneh renjun.

"Kata chenle kita bisa membeli moomin di mall jeno, ayo kita kesana, renjun mau beli moomin" renjun tak sabar ingin mendapatkan moomin itu.

Jeno menghela nafas dengan sabar, sudah jeno duga, kalau renjun bergaul dengan anak itu, renjun juga terseret menjadi anak yang aneh, meskipun renjun itu memang aneh sejak awal tapi berteman dengan chenle adalah bencana besar, dan sekarang renjun sudah menunjukkan keanehan itu, dimana ia akan mendapatkan peri!, mana ada peri di jual di pusat perbelanjaan.

"Tidak ada peri yang dijual renjun, minta yang lain saja jangan itu" Jeno tak akan bisa memenuhi keinginan anak itu, jaman sekarang mana ada peri yang berterbangan bebas.

"Tapi renjun mau moomin" renjun menunduk sedih saat jeno tak ingin mengabulkan permintaannya.

"Hah.....moomin atau apapun itu tak ada renjun, jangan banyak bertingkah, ayo makan saja, nanti nasinya tak hangat lagi" Jeno kembali ingin menyuapi renjun, hanya sisa sedikit untuk nasi itu akan habis.

Red Thread (Gumiho) //NoReN//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang