Sudah satu minggu berlalu, Oniel selalu mengantar jemput Shani. Begitu juga Shani yang selalu membawakan bekal untuk Oniel. Bisa di bilang mereka semakin dekat. Cuman Shani maupun Oniel belum mau bertanya tentang kehidupan masing-masing. Mereka masih hanya mengobrol hal-hal random, dan apa yang Oniel maupun Shani sukai.
Saat ini Shani dan Oniel sedang berada di taman. Sehabis pulang sekolah mereka memutuskan untuk ke taman. Shani dan Oniel duduk di bangku yang kosong sambil memandangi suasana taman. Taman tak begitu ramai, sama seperti Shani dan Oniel. Ada anak-anak remaja yang juga dari pulang sekolah mengunjungi taman. Ada juga anak-anak kecil yang bermain bersama orangtuanya.
"Aku pengen main ke rumah kamu ihh." Ucap Shani membuat Oniel kini menatap Shani sambil tersenyum.
"Boleh, mau kapan?." Tanya Oniel.
"Aku kapan-kapan boleh aja sih." Jawab Shani.
"Oh iya, bunda tuh pengen ketemu kamu tau. Kamu tuh kalau di ajak masuk ke rumah nolak mulu deh." Sambungnya sambil di akhiri dengan wajah yang lucu. Oniel terkekeh melihat wajah Shani yang cemberut. Lalu kedua tangannya terlurur dan mencubit kedua pipi Shani dengan pelan.
"Gak usah cemberut jelek." Ucap Oniel sambil mencubit pipi Shani.
"Awsshh, jangan di cubit!." Tegur Shani dengan nada kesal. Oniel pun melepaskan cubitan di pipi Shani dan ia tertawa kecil.
"Maaf ya, gue masih malu soalnya hehe." Ucap Oniel.
" Kalau ci Shani mau ke rumah gue, gak usah malu-malu. Gak ada hal yang bikin malu sihh, orang tua gue kan udah di dalam tan-"
"Awshh, sakit. Kok dicubit?." Protes Oniel. Karena sebelum menyelesaikan ucapannya, Shani mencubit perut Oniel.
"Stop bikin dark jokes ya, Oniel." Omel Shani membuat Oniel hanya cengengesan saja membuat Shani memutar bola matanya dengan malas.
Tak lama Shani menatap Oniel dengan tatapan lembut nya. "Kamu, kalau dirumah kesepian?." Tanya Shani dengan lembut.
Oniel tersenyum lalu mengangguk. "Iya, tapi kadang ada Gita dan kathrin yang suka rusuh. Jadi, gak kesepian banget sih. Mereka selalu ada buat gue." Jawab Oniel.
"Sebenernya aku bukan anak kandung dari papa Dirga dan bunda Veranda." Ucap Shani membuat Oniel menatap Shani dengan tatapan bingungnya. Oniel tentu saja terkejut, tapi ia lebih terkejut kenapa Shani mau memberitahukan nya pada Oniel?.
"Lo gak akan nyesel, ngasih tau gue?." Tanya Oniel dan Shani tersenyum lalu menjawab pertanyaan Oniel. " Enggak kok, aku gak bakal nyesel cerita ini sama kamu. Gak tau aja, rasanya aku mau banget cerita sama kamu. Dan aku rasa, karena aku udah nyaman sama kamu." Balas Shani.
"Cerita aja kalau mau cerita. Gue dengerin." Ujar Oniel.
"Gapapa emang nya Niel?."
"Gapapa ci." Jawab Oniel dan Shani mengangguk.
"Aku udah di panti asuhan ketika aku masih bayi banget. Aku tumbuh di panti asuhan sampai aku umur 8 tahun. Bahkan aku belum masuk sekolah dasar, makannya seharusnya aku sekarang kelas 12. Tapi karena aku telat satu tahun ya jadi aku kelas 11 sekarang."
"Di umur ku yang ke 8 tahun, papa Dirga dan bunda Veranda mendatangi panti asuhan tempat yang aku dirawat. Mereka memilih aku untuk menjadi anak mereka. Bunda gak bisa mempunyai anak, dan akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak. Aku bersyukur banget karena mereka memilihku. Mereka menyekolahkan ku, merawat ku dengan baik dan penuh kasih sayang."
Oniel sangat menyimak dengan baik ketika Shani bercerita.
"Aku merasa seperti benar-benar anak kandung mereka. Mereka juga bener-bener merawat ku seperti anak kandung mereka sendiri. Aku bahagia, akhirnya aku bisa merasakan Sebua keluarga. Tapi disisi lain aku selalu mempertanyakan, mengapa kedua orang tuaku tidak mau merawat dan membesarkan ku? Ibu panti tidak mau memberitahukan aku. Tapi ketika aku SMP, karena aku terus-terusan mendatangi panti untuk bertanya. Akhirnya Bu panti memberitahukan ku kenapa orang tua ku, menaruh aku di panti asuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Her { ShaNiel } || On Going
Ficção AdolescenteShaniel nih guys, baca aja kalau penasaran hehee ⚠️ Cerita ini hanyalah sebuah fiksi ⚠️ ⚠️ Dilarang membawa cerita ini ke dunia nyata!!⚠️