02

95 17 4
                                    

02 |  Winehouse

Keluarga Winehouse sedang mengadakan diskusi di ruang makan. Meja bundar yang luas dan lampu hias di atas kepala mereka dan gelas-gelas berkilauan, mengindikasikan bahwa keluarga itu adalah keluarga yang menyukai hal-hal mewah. Biasanya akan ada musik yang diputar lewat piringan hitam favorit ibu mereka. Namun suasana sekarang sunyi dan sakral seperti rapat PBB yang membahas konflik lintas negara.

"Kau baru berkabung dan yang kau lakukan adalah balas dendam? Kau kira ini lucu? Or you dumb or just plain stupid huh? Berhentilah menggunakan obat, kurasa sarafmu jadi terganggu. "

Theo menggaruk belakang telinganya.  “Thanks for your advice bro, " balas Theo tak serius. “Tapi kau juga bukan orang yang pintar."

"Setidaknya jauh lebih baik daripadamu."

Alistair kakak laki-laki Theo yang si anak pertama memang selalu mencibir dalam setiap kesempatan. Pria itu berpenampilan yang bagi Theo sangat klasik. Rambutnya selalu model samping dan diklimis serta alisnya sering menukik tajam membuatnya terlihat grumpy.

Orangtua mereka, Daphne Winehouse dan Sutton Winehouse hanya memperhatikan sebelum nanti mereka menyudahinya dengan mengambil keputusan.

Perlu diketahui bahwa Sutton Winehouse punya tiga orang anak. Dua laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama adalah Alistair Mauve Winehouse. Kedua Theodore James Winehouse, dan Astrid Seraphina Winehouse. Nama Theo yang diambil dari Theodore adalah anak tengah  yang kadang-kadang masih perlu pendampingan dalam mengambil keputusan apapun dalam hidupnya. Seperti ketika mereka diberitahu bahwa anak teledor itu membawa wanita amnesia yang diduga sengaja mencelakakan diri dan berimbas pada oranglain.

Theo dengan marahnya melimpahkan penyebab kematian Evangeline atau Eve kepada wanita itu tidak peduli bagaimanapun keadaannya. Karena begitulah Theo.

"Aku tidak peduli kalian akan berkata apa. Aku ingin membalasnya."

"Apa kau sudah beritahu dia risiko akan tindakannya?" tanya Alistair pada Astrid.

"Dia malah mengusir dan mengata-ngataiku."

Theo memotong perkataannya. "Aku tidak pernah melakukan itu. Jangan mengarang. Dan aku tidak akan sudi mendengarkan usulanmu, adik. Masalahmu sendiri saja belum beres."

Astrid menggenggam garpu terlampau erat. Ibunya yang berada tak jauh darinya memegang tangannya untuk meredam emosinya.

"Bagaimana jika keluarganya mencarinya? Atau bagaimana jika mereka melapor polisi?" tanya Alistair lagi.

"Sejauh ini belum ada yang melapor kehilangan anggota keluarga," jawab Theo.

"Bukan berarti mereka tidak akan mencarinya!"

"Dia menewaskan tunanganku! apa kalian tidak mengerti?!" bentak Theo pada Alistair.

"Bisa kalian bayangkan, tidak? detik ini rasanya aku ingin mati? Huh? Aku akan menikah seminggu lagi dan seseorang dengan gampangnya menabrakkan dirinya pada kekasihku, membuatnya tewas ditempat." Theo melihat ibu dan ayahnya. Lalu mereka semua. "Apa kalian tidak kasihan padaku?"

Pada hari kejadian, Theo berada di jalanan yang ramai, mengendarai mobilnya bersama Eve. Kejadiannya sangat cepat namun dia bisa lihat bahwa wanita itu melewatinya dengan kecepatan tinggi sambil menjauhkan kedua tangannya dari kemudi. Dengan cepat mobil wanita itu kehilangan kendali, menabrak beberapa mobil di depan. Termasuk mobil yang mereka kendarai. Mobilnya menabrak mobil-mobil lainnya hingga berakhir terguling, setengah tubuh Eve menembus kaca mobil dan dia tewas di tempat. Kesaksiannya diperkuat dengan rekaman CCTV jalan raya yang diberikan polisi untuk membuktikan bahwa apa yang dia lihat tidak salah. Wanita itu sedang melakukan percobaan bunuh diri.

NOT MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang