04

42 15 3
                                    

04| Perbuatan Alistair

Alistair menaikkan celananya, memasukkan kemejanya dan merapikannya. Dilihatnya tubuh wanita itu tergeletak tidak berdaya di lantai dengan darah mengalir dari pahanya. Dia merasa terjebak.

Kenapa dia berdarah di bagian itu? Apa dia memasukinya sekasar itu? dia yakin hal tersebut dikarenakan wanita itu memberontak! Jika tidak memberontak dan mendengarkannya baik-baik, mungkin tidak akan seperti ini jadinya.

"Shit.shit.shit!" Alistair terburu-buru sekali dengan keringat dingin mengaliri dahi.

Jika ada anggota keluarga di luar dari keluarga Winehouse yang memergokinya, kebusukannya selama ini akan terbongkar. Alistair, si pria terhormat, Dokter terpandang, ternyata seorang bajingan.

Untungnya, tidak ada yang tahu selain Mira si pembantu yang sudah ditidurinya sejak belasan tahun.

Jadi, Alistair keluar dari kamar itu dengan Mira yang berjaga di depan pintu.

"Apa ada yang datang kemari?" tanya Alistair seperti seorang yang dikejar hantu.

"Tidak ada, Tuan," jawab Mira.

"Bagus. Terima kasih. Aku beri bonusmu nanti."

Mira mengangguk dan membiarkan Alistair pergi dari sana dan kembali ke keluarganya.

Mira buru-buru berlari menuju balik dinding di sekitar situ ketika di dengarnya suara langkah kaki di ujung lorong yang berlawanan dengan arah perginya Alistair tadi.

Sekarang dilihatnya Theo muncul dan berhenti di depan pintu. Dia lumayan terlihat ragu-ragu. Namun tak lama, dia melihat ke sekitar dan merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel.

Mira tahu bahwa Theo pasti mencarinya.

Maka sebelum Theo menghubunginya, buru-buru Mira muncul seperti tidak pernah terjadi apa-apa selama berjam-jam sejak Theo menyuruhnya mengawasi siapa yang datang ke kamar tersebut. Ketika dia memberikannya kunci, Theo pun membuka pintunya untuk masuk. Dan pria itu langsung panik. Mira penasaran dan melihat apa yang membuat Tuannya terdengar panik. Saat dilihatnya, dia merasa takut melihat tubuh tergeletak di lantai. Pantas saja, selama Alistair berada di dalam sana, situasi terdengar sangat berisik.

Untungnya kamar tersebut lumayan kedap suara jadi tidak akan ada yang mendengar kecuali seseorang melekatkan telinganya ke pintu seperti yang dilakukan Mira.

Theo lekas meraih ponselnya dan menghubungi ambulans. Kemudian menemukan sapu tangan yang tergeletak tak jauh dari sana.

Sapu tangan milik Alistair.

Gawat. Akan ada situasi yang amat gawat yang mungkin akan segera terjadi.

-0o0-

"Mama, aku kedinginan."

Seperti ditarik gravitasi waktu, Lilly tersadar dengan nafas yang tersengal-sengal. Yang pertama dilihatnya adalah Daphne serta ... Drey. Ya, Drey. Beberapa saat kemudian menyadari bahwa dia berada di ruangan bernuansa putih disertai bau antiseptic. Sudah jelas dia tahu sedang ada di mana. Dia juga sudah tidak mengenakan gaun indah yang dikenakannya sebelumnya. Seseorang pasti sudah menggantinya dengan kaus lengan panjang dan rok. 

"Malang sekali, kau ini." Ucap Daphne padanya.

"Ibu," Theo yang berada di sebelah Daphne memegang pundak ibunya tersebut.

"Ada apa?" tanya Daphne.

"Aku akan bicara padanya. Berdua," ucap Theo.

"Jangan terlalu keras padanya."

NOT MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang