"Berangkat ma" pamit Judith seperti biasanya.
Mama melongok dari arah dapur "Judith enggak makan dulu?"
"Enggak nanti Judith beli di luar" ucapnya sebelum benar-benar keluar dari rumah.
Dia menatap jam tangan yang melingkar di lengannya, masih ada waktu untuk mampir supermarket membeli roti. Dia berjalan menuju garasi hendak mengambil sepeda motornya, namun langkahnya spontan terhenti saat dia melihat orang yang beberapa tahun ini selalu menghidarinya tiba-tiba datang sendiri menemuinya.
"Ha" tawa Judith merasa tingkahnya selama ini mengejar-ngejar terlihat begitu konyol.
Judith hampir mengabaikan Shannon, dia berniat mengikuti alur main Shannon. Namun Shannon menghadang tiap langkah Judith.
"Argh, mau lo apa sih" frustasi Judith.
Shannon menatap ke arah tanah dengan malu, dia memainkan jarinya lalu berucap "S-Shannon mau ikut sekolah"
Judith menghela napas "Lo kan homeschooling, udah sana pulang"
Shannon tak bergeming, dia masih setia menghadang langkah Judith.
Dengan sekali gerakan Shannon melepaskan jaketnya "Shannon minta masuk sekolah yang sama kaya Judith"
***
"Inget ya, jangan ngatain orang!" Peringat Judith sesaat setelah memarkirkan motornya.
Dia dan Shannon baru saja sampai di parkiran sekolah, pagi tadi Judith akhirnya mau membonceng Shannon setelah mamanya keluar karena suara perdebatan mereka sampai ke dalam rumah.
Shannon sejak tadi malah senyum-senyum dan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja, entah sebenarnya dia paham atau tidak.
Lagian pagi ini penuh kejutan banget, tiba-tiba saja Shannon yang selalu homeschooling ini masuk SMA yang sama dengannya.
Ditambah lagi mamanya sudah tahu tentang hal ini? Apa cuma dia saja yang tidak tahu? Apa sebenarnya dia sedang di prank?
"Lo kemaren ikut MPLS?" Tanya Judith sambil sedikit menengok ke arah Shannon yang berjalan mengekori langkahnya.
Shannon mengangguk "Iyah ikut"
Judith berpikir jika sudah ikut MPLS berarti Shannon sudah masuk sekolah lebih dulu dibanding dia. Kok bisa dia nggak pernah melihat Shannon berangkat?
"Lo kemaren berangkatnya dianter?"
Shannon kembali mengangguk "He'em"
Judith menghela napas. Itu berarti tidak ada yang perlu dia khawatirkan lagi.
Awalnya Judith takut Shannon akan kesusahan beradaptasi dengan sikap tempramennya itu. Tapi mendengar dia sudah ikut MPLS kemarin, Judith jadi agak tenang.
"Kelas lo dimana? Gue anter" Ucap Judith.
Namun kali ini Shannon tak lagi menjawab dengan anggukan, dia tampak bingung. "Kelas? Shannon sama Judith"
Hah? Kenapa malah jadi Judith yang dibuat bingung.
"Enggak, kelas kita beda. Lo masih kelas satu" jelas Judith dengan sabar.
"Kemarin pas MPLS nggak dikasih tahu?" tanya Judith lagi.
Shannon menggeleng "Shannon enggak tahu, enggak ada yang ngasih tahu"
Judith jadi merasa miris mendengarnya "Lo nggak kenalan sama siapa gitu kemarin?"
Shannon menjawab dengan gelengan.
Judith mengacak rambut wolfcutnya itu dengan frustasi. Ah, kenapa jadi dia yang bingung dengan nasib Shannon.
"Yaudah ikut gue ke ruang guru" Judith menarik lengan Shannon tanpa aba-aba.
Entah kenapa pipi Shannon jadi memerah, dia juga menyempatkan diri curi-curi pandang ke Judith dari belakang.
***
Pak Guru tidak langsung menjawab pertanyaan Judith tentang kelas Shannon. Beliau malah memandangi Shannon dari atas hingga ke bawah.
"Shannon... hmm..." Ucap Pak Guru sambil terus menelisik penampilan Shannon.
Judith merasa hal ini kurang pantas, dan mungkin bisa membuat Shannon tak nyaman. Dilihat dari gerak-gerik Shannon yang semakin berlindung ke belakangnya saja sudah bisa ditebak.
"Pak. Kelasnya dimana?"
Pak Guru seolah tersadar "Oh iya, di kelas sepuluh IPS 1"
Judith jadi agak sedikit geram pada gurunya ini. Padahal biasanya Pak Toni bukan tipe orang yang seperti ini.
Setelah mengucapkan terima kasih, Judith mengantarkan Shannon hingga ke depan kelasnya.
"Udah ya, gue tinggal" pamit Judith sebelum langkahnya terhenti saat beberapa cewek menghampiri dan merangkul lengan Shannon.
"Shannooooon, lama banget datangnya"
"Oh ini siapa?" Tanya salah satu cewek saat menyadari keberadaan Judith.
Judith hanya terdiam, dia tak menjawab. Justru menatap Shannon dengan geram. Beraninya kau bilang enggak punya teman!
Shannon hanya tersenyum garing sambil mengalihkan pandangannya dari Judith.
"Kalian temannya Shannon?" tanya Judith.
Ketiga cewek itu kompak menjawab iya. Sudah tak ada lagi yang perlu ditanyakan di sini, batin Judith dengan kesal.
Menyadari kekesalan Judith Shannon melepas rangkulan temannya dan langsung menghentikan langkah Judith.
"Na-nanti pulang bareng ya, sayang" Ucap Shannon dengan malu-malu memeluk lengan Judith.
"EEEEH!!" Hampir semua orang yang ada di sekitar mereka kaget.
Tak terkecuali Judith yang sedang digelandoti lengannya oleh Shannon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyamar : Cowok Feminim X Cewek Tomboy
RomanceShannon, adalah cowok yang berpenampilan seperti cewek. Tapi jangan salah faham! Dia terpaksa berpakaian seperti perempuan demi menjaga kejiwaan ibunya. Sejak kecil Shannon sudah didandani seperti perempuan, dia bahkan baru menyadari bahwa dirinya...