Ikut

20 4 1
                                    

Judith mengambil baju jerseynya, memasukkannya ke dalam tas dan bersiap untuk berangkat. Dia menyempatkan diri mengaca sambil membenarkan rambutnya sebentar. "Perfect" ucapnya, saat merasa looknya terlihat sesuai dengan yang dia harapkan.

Dia keluar kamar seperti biasa, namun di tengah tangga dia memelankan langkahnya saat mendengar suara yang akhir-akhir ini mengganggunya.

"Kamu sudah besar ya sekarang, tante kangen banget tahu kamu main-main ke sini lagi kayak dulu loh" Mama menggenggam tangan Shannon dengan lembut.

Shannon tersenyum senang "Iya tante, Shannon bakal sering-sering main ke sini"

Mama menyadari kedatangan Judith, "Nah itu, sudah bangun. Ayo sarapan dulu"

Judith menatap Shannon dengan jengah. 

Sedangkan Shannon terlihat senang melihat kedatangan Judith.

"Mama kamu gimana kabarnya" tanya mama Sembari melihat Judith dan Shannon yang sedang makan.

Shannon mengangguk sambil menelan makanannya "Baik kok, cuma jarang keluar"

"Tante udah jarang banget ketemu mama kamu itu, kapan-kapan tante main ya kesana" Ucap mama lagi dengan antusias.

Shannon tampak sedikit terganggu dengan aktivitas makannya dan Judith menyadari hal itu. Saat Shannon hendak menjawab, Judith menyentuh lengan Shannon di bawah meja. "Ma, kita lagi makan"

Mama seolah baru teringat "Oh ya ampun, Iya mama sampai lupa. Habis mama memang sudah lama enggak ketemu Shannon loh" jelas Mama.

Judith menghela napas. Dia hendak menarik kembali tangannya, namun tangannya sudah lebih dulu di genggam oleh Shannon.  

Judith dibuat melotot lagi. Dia tidak berani kasar di depan mamanya, dirinya hanya mengode pada Shannon untuk melepas tangannya. 

Namun Shannon malah senyum-senyum tidak jelas. "Ah, sialan" Umpat Judith lagi dengan super pelan, karena dia jadi harus memakai tangan kirinya untuk makan. 

***

"Dadah tante" Lambai Shannon pada mama Judith sebelum mereka berangkat. 

Mama juga ikut melambaikan tangannya. Judith mulai menjalankan motornya hingga cukup jauh, namun dia merasa gerak gerik Shannon di belakangnya tak mau diam. Dia mengintip dari kaca spion dan memutuskan untuk menepi, menurunkan standar motornya dan turun menyisakan Shannon di atas motor sedang kebingungan.

"Turun" titah Judith yang dipatuhi Shannon.

"Jaket lo kemaren mana?"

Shannon menggeleng "Enggak bawa, soalnya hari ini panas"

Judith menghela napasnya, dia melepaskan varsitynya dan melingkarkannya di pinggang Shannon. "Lo kalau mau naik motor, harus bawa jaket bodoh" 

Shannon sempat terkesiap sejenak dengan gerakan Judith. Dia menutup mulutnya dengan ekspresi memerah. 

"Ngerti?" pertegas Judith saat varsitynya sudah terpasang sempurna menutupi rok Shannon.

Shannon menjawab dengan anggukan, masih dengan tangan yang menutupi mulutnya. Judith merasa aneh akan hal itu, dia mengendus bau bajunya. "Wangi kok" ucapnya.

Shannon seketika menurunkan tangannya. Tanpa aba-aba, dia mendekatkan wajahnya ke leher Judith secara tiba-tiba. "Iya wangi kok" ucapnya, dari jarak yang begitu dekat hingga hembusan napasnya dapat Judith rasakan mengenai kulit lehernya.

Judith yang kaget segera memundurkan dirinya "Lo ngapain sih" ucap Judith sambil memegangi lehernya sendiri.

"Ngecek bau Judith" Jawab Shannon dengan senyumnya yang membuat Judith merinding. 

"Udah ah, naik. Jangan aneh-aneh" Judith segera menaiki motornya kembali. 

***

"Gue nanti ada latihan, lo mau nunggu atau pulang sendiri" ucap Judith sambil fokus berjalan menuju kelas.

Shannon yang mengekori langkah Judith menjawab "Latihan apa? Shannon ikut Judith"

"Basket." Judith tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu berbalik "Lo mau ikut kemana? Ke lapangan basket atau ke kelas gue?" Tanya Judith keheranan, pasalnya mereka saat ini sedang dalam perjalanan menuju kelas Judith. Kelas Shannon arahnya bukan ke sini!

Shannon mendongakkan kepalanya dan memasang wajah murung "Judith enggak anter Shannon ke kelas lagi?"

Judith menyedekapkan lengannya "Siapa kemaren yang nipu gue?" Tanyanya.

Shannon memanyunkan bibirnya.

"Udah sana ke kelas lo" titah Judith hendak kembali melanjutkan langkahnya. Namun langkahnya terhenti saat Shannon menarik ujung seragamnya.

Judith menengok dengan wajah seolah mengatakan 'apa lagi?'

"Nanti ke kelas Shannon dulu ya, Shannon enggak tahu kelas Judith. Shannon juga enggak tahu lapangan basket di mana" pinta Shannon.

Judith menghela napas "Iyaa, udah lepas"

Wajah murung Shannon seketika berubah jadi senyum mengembang "Okay, hati-hati di jalan Judith" ucapnya sembari melambai-lambaikan tangan.

Judith hanya menggeleng lalu melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.

Menyamar : Cowok Feminim X Cewek TomboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang