"Judiiii ayo maiiin" Shannon berulang kali mengetuk pintu kamar Judith.
Dirinya sudah lengkap dengan dress pink beserta topi jerami lebar dan tas mininya.
Pintu itu terbuka menampilkan Judith dengan muka bantalnya.
Judith baru saja menguap "Apa sih pagi-pagi! Gue Judith bukan Judi!" Omelnya.
Bibir Shannon sudah mencebik "Tanteee Judi jaaatt" rengeknya kemudian.
Judith segera menarik Shannon memasuki kamarnya.
"Diem" peringat Judith sambil membungkam mulut Shannon.
Shannon menggeleng dengan kuat hingga bungkaman Judith terlepas.
"Gue ganti baju dulu, diem!" Peringat Judith kembali.
Akhirnya Shannon tersenyum dengan senang.
Suara pintu kamar itu terdengar sedang diketuk dari luar "Judith kamu apakan Shannon? Mama tadi dengar dia teriak"
Judith yang baru saja membuka kaosnya menjawab "Nggak apa-apa ma. Ini Judith ganti baju, kita mau main" teriak Judith dari dalam.
Shannon entah kenapa reflek memalingkan muka saat Judith berganti pakaian di depannya.
"Ke-kenapa Udit ganti baju di syinii" cicit Shannon masih memalingkan mukanya.
Judith yang baru saja selesai berganti pakaian segera mendekat "Kelamaan kalau ke kamar mandi"
Judith menarik lengan Shannon ke luar "Ayo"
Mereka berdua berjalan cukup jauh, di area rumah mereka dekat dengan sawah dan jalanan. Di samping jalanan itu ada sungai jernih yang mengalir.
"Lo mau kemana?" Tanya Judith yang berjalan sambil menyesap es krimnya di belakang Shannon.
Shannon dengan semangat berjalan, dia tidak membeli es krim saat di toko kelontong tadi. Dirinya hanya membeli beberapa permen saja.
Shannon menunjuk seberang jalan dengan gembira "Udith ayo ke syana Syanon mau liyat itan di sunghai"
Judith melirik seberang jalanan itu. Walau cukup besar tapi tidak ada pengendara di jalanan itu, dan aliran sungainya juga tak deras.
Judith melangkahkan kakinya maju ke depan "Nama gue Judith bodoh" Judith menyentil dahi Shannon lalu berjalan melewatinya sambil mengulurkan tangan.
"Ayo, nunggu apa?"
Shannon yang reflek memegang dahinya yang baru saja disentil segera beralih menggenggam tangan Judith.
"Nanti Dyudith tangkhap itan yang banyak yahh" pinta Shannon.
Judith hanya melirik Shannon sebentar lalu kembali menyesap es krimnya sambil berpikir mau menangkap ikan pakai apa nanti ya.
Mereka bermain di sungai dengan gembira, Shannon meletakkan topi dan tasnya di atas batu pinggiran sungai.
Dia dan Judith memasuki sungai dan bermain air bersama.
"Dyudithh itann" teriak Shannon dengan histeris.
Judith segera menengok dan dia juga melihat segerombol ikan di dekat batu.
Dia menengok beberapa kali mencari alat yang bisa dipakai. Dan menemukan topi Shannon yang ada di bebatuan.
"Apa pakai ini saja ya" monolognya, tapi dia segera menggeleng "Nanti dimarahin Tante Nina" lanjutnya.
Dia pun mencari sedikit lebih jauh, tapi usahanya nihil. Judith berbalik arah dan hampir melepas dan menggunakan kaosnya sebagai alat sebelum dia menyadari bahwa Shannon sudah tidak ada di sungai itu lagi.
Dia menoleh ke arah tas dan topi Shannon yang masih di tempatnya.
Kemana Shannon??
Judith mengedarkan pandangannya, dia berlari ke arah jalanan khawatir Shannon pulang lebih dulu.
"Harusnya belum jauh, tapi kemana" bingung Judith.
Dia baru menyadari di sisi lain seberang sungai adalah hutan hijau, dia segera berlari ke hutan itu tanpa pikir panjang.
"Shannon!" Teriak Judith beberapa kali namun tak kunjung ada jawaban.
"Shan-" langkah Judith terhenti saat melihat Shannon duduk jongkok sambil mengamati kupu-kupu yang sedang menyesap bunga-bunga.
"Shannon" panggilnya dengan tegas.
Shannon menoleh, dia melihat Judith yang ngos-ngos an mandi keringat.
Judith langsung menarik lengan Shannon berdiri dan memutar tubuh Shannon, memastikan tak ada luka di tubuhnya.
"Syannon nggak ap-"
"Lo tau nggak sih!" Teriak Judith sambil memegang pundak Shannon.
"Lo bikin gue jantungan" lanjutnya memarahi Shannon.
Shannon langsung menangis seketika, dia meraung-raung layaknya seorang anak kecil.
Judith tak menghiraukan tangisan itu, dia menarik lengan Shannon kembali ke sungai.
Mengambil topi dan tas Shannon lalu memakaikannya pada Shannon yang masih sedikit terisak.
"Nanti kalau ditanya mama atau ibumu jangan bilang apa-apa!" Peringat Judith lagi.
"Kalau kamu jujur hari ini bakal jadi hari terakhir kita main bareng!" Ancam Judith yang langsung dibalas anggukan oleh Shannon.
Mereka berjalan dengan baju yang basah. Judith membawa Shannon pulang ke rumahnya dulu, lalu melepas kembali topi dan tas Shannon.
"Gue bakal siram lo pake air kran, jangan teriak!" Judith sudah siap dengan selang air kran di tangannya, agar mamanya tidak curiga kenapa baju mereka basah.
Shannon mengangguk dan membiarkan dirinya disiram oleh Judith.
"Ya ampun Judith Shannon kenapa basah semua, kalian main air?" Khawatir mama setelah melihat halaman samping rumahnya banyak genangan air dan dua anak ini bajunya basah semua.
Mama segera mengambil handuk dan melilitkannya di tubuh Shannon dan Judith.
"Ganti baju sana, Judith pinjamkan bajumu ke Shannon. Mama buatkan susu hangat buat kalian" titah mama lalu kembali ke dapur.
Judith sudah lega rasanya. Dia menarik Shannon ke kamarnya untuk mengganti baju.
------------------------------------
Extra :Judith menatap heran pada gumpalan daging menonjol yang ada di antara kaki Shannon. Gumpalan itu kecil tapi kenapa ada di sana.
Dia lalu beralih melirik miliknya "Kenapa bentuknya beda?" Monolog Judith.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyamar : Cowok Feminim X Cewek Tomboy
RomanceShannon, adalah cowok yang berpenampilan seperti cewek. Tapi jangan salah faham! Dia terpaksa berpakaian seperti perempuan demi menjaga kejiwaan ibunya. Sejak kecil Shannon sudah didandani seperti perempuan, dia bahkan baru menyadari bahwa dirinya...