Hari itu, ruang konferensi di lantai tertinggi gedung Choi Industries dipenuhi dengan wajah-wajah yang tampak lega dan puas. Setelah berbulan-bulan melalui situasi yang hampir tampak mustahil untuk diatasi, perusahaan Choi akhirnya mencapai titik terang, sebuah hasil yang sulit dicapai tanpa dukungan yang selama ini mereka dapatkan dari perusahaan Yoon dan Jeonghan. Usaha Seungcheol dan Jeonghan dalam menyelamatkan stabilitas finansial perusahaan kini membuahkan hasil yang nyata, dan suasana dalam ruangan berubah dari ketegangan menjadi kebanggaan.
Ketua Choi dan Ketua Yoon, dua tokoh yang selama ini mengawasi dan memantau kolaborasi mereka dengan penuh perhatian, duduk di meja utama. Wajah mereka tampak lebih tenang, dan di matanya terpancar kebanggaan yang tak pernah sebelumnya begitu jelas. Keberhasilan ini, yang sebelumnya hanya sebuah harapan samar, kini menjadi kenyataan. Dengan restrukturisasi finansial yang telah dijalankan oleh Seungcheol dan Jeonghan, bersama dengan investasi yang disuntikkan oleh perusahaan Yoon, perusahaan Choi mulai pulih secara bertahap, menghindarkan mereka dari potensi merger yang selama ini begitu mengancam.
Beberapa eksekutif senior di meja panjang itu memberikan tepuk tangan kecil yang penuh penghargaan untuk Seungcheol dan Jeonghan. Dalam perusahaan dengan hirarki ketat seperti Choi Industries, tepuk tangan terbuka seperti ini adalah sesuatu yang jarang terlihat. Ini adalah momen apresiasi yang sungguh, mengakui bahwa berkat kerja keras mereka berdua, perusahaan akhirnya terbebas dari ancaman merger besar yang dulunya terlihat tak terelakkan.
Setelah semua orang di dalam ruangan mulai berdiri untuk meninggalkan ruangan, Ketua Choi mengangkat tangannya sedikit, memberikan isyarat agar Seungcheol dan Jeonghan tetap tinggal. Mereka berdua menatap Ketua Choi dan Ketua Yoon yang tampak puas dan penuh kebanggaan, lalu menghampiri meja utama dengan rasa hormat.
Ketua Choi, yang jarang mengekspresikan emosinya, menatap cucunya dengan pandangan penuh penghargaan. "Kerja yang luar biasa, kalian berdua," katanya, suaranya penuh rasa bangga. "Apa yang kalian lakukan jauh lebih baik daripada solusi merger yang dulu kita pertimbangkan. Dengan kemitraan yang tepat, dan rencana yang matang, aku yakin perusahaan kita bisa mencapai stabilitas penuh dalam beberapa waktu ke depan."
Ketua Yoon mengangguk setuju, sorot matanya yang tajam kini melunak saat menatap Jeonghan. "Benar, aku sangat bangga dengan kalian berdua. Ini bukan sekadar keberhasilan finansial; ini adalah bukti kuat bahwa kalian bisa bekerja sama, bisa saling mendukung. Ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan keluarga kita, yang kini telah lebih teruji dari sebelumnya."
Kata-kata para ketua itu menggema di telinga mereka, membawa perasaan lega dan rasa pencapaian yang mendalam bagi Seungcheol dan Jeonghan. Keberhasilan ini tidak datang dengan mudah; mereka tahu berapa banyak pengorbanan yang harus mereka lakukan, berapa banyak malam tanpa tidur dan kerja keras yang harus mereka lalui untuk sampai ke titik ini. Kini, mereka berdiri di sini, diakui dan dihargai oleh orang-orang yang sangat berarti dalam hidup mereka, dan hal itu membawa rasa syukur yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Namun, setelah keluar dari ruang konferensi itu, perasaan mereka mulai terusik oleh pikiran-pikiran baru yang perlahan muncul. Di balik senyum puas dan bangga yang terlihat dari luar, ada percikan keraguan yang tak bisa mereka abaikan begitu saja. Sebelumnya, mereka selalu berpegang pada tujuan awal dari perjodohan ini: menyatukan perusahaan dan menjaga kelangsungan bisnis keluarga mereka. Tapi sekarang, setelah semua masalah perusahaan akhirnya berangsur membaik, setelah tujuan itu tercapai, apakah perjodohan ini masih diperlukan?
Tanpa sadar, saat mereka berjalan keluar dari ruang konferensi, Seungcheol melirik Jeonghan. Di antara mereka, tidak ada yang perlu diucapkan; tatapan singkat itu saja sudah cukup untuk saling memahami bahwa mereka berbagi keraguan yang sama. Seperti bayangan yang menempel erat, pertanyaan itu menggantung di benak mereka: Apakah masih ada alasan bagi mereka untuk meneruskan perjodohan ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/381655054-288-k608455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] The Heirs : Quiet Flames [Jeongcheol]
FanfictionSeungcheol baru saja kembali dari Berlin setelah belasan tahun tidak menginjak kampung halamannya, tetapi baru saja satu minggu berada disana, ia harus menghadapi perjodohan dengan teman masa kecilnya, Jeonghan. Bussiness partner. Love & Hate Rela...