Pagi itu, Zakky Naradipta atau yang kerap di panggil jaki/jeki terbangun dengan rasa malas yang biasa, tak menyadari bahwa hari ini adalah hari istimewa baginya. Setelah mandi dan bersiap-siap, ia melangkah ke ruang tamu untuk sarapan bersama teman-teman kosnya, yang tampak sudah lebih dulu berkumpul.
“Wah, akhirnya muncul juga nih, si tukang tugas!” Adit menyapa sambil tersenyum lebar.
Jaki menguap kecil sambil tersenyum tipis. “Haha, iya, semalem keasyikan ngerjain tugas, Dit. Udah pada makan, ya?”
Fiona menepuk bahunya dengan semangat, “Yup! Cepetan, Jak! Siap-siap, kan hari ini kuliah juga panjang!”
Dengan canda dan tawa, mereka sarapan bersama, saling berbagi cerita ringan. Suasana pagi itu terasa hangat dan penuh keakraban. Namun, tak sedikit pun terlintas dalam pikiran Jaki bahwa teman-temannya tengah menyusun rencana kejutan untuknya.
---
Saat Jaki pergi ke kampus, penghuni kos mulai berkumpul lagi di ruang tengah. Adit, yang memang sekamar dengan Jaki dan salah satu teman terdekatnya, mulai memimpin diskusi.
“Jadi gini, nanti malam pas Jaki lagi sibuk ngerjain tugas, kita kasih kejutan, gimana?” kata Adit sambil mengedipkan mata, membuat yang lain tertawa.
Jeevan mengangguk setuju. “Boleh, tuh! Biasanya dia kalau udah fokus ngerjain tugas suka nggak peduli sama sekitar.”
Fiona mengangkat tangan, “Aku yang beli kue, ya. Terus nanti dia pasti bikin kopi dong biar gak ngantuk waktu nugas, nah kita masuk ke kamar dia.”
Aksa tertawa kecil, “Kita sembunyi dulu di kamar sebelah kali, ya. Jadi pas dia lagi fokus-fokusnya, kita serbu deh.”
Mall tersenyum tenang, “Oke, nanti aku yang bawa lilinnya. Biar gampang dinyalain.”
Kak Acel menambahkan, “Jangan lupa, kita kasih ucapan yang bikin dia inget kalau kita semua peduli sama dia, ya. Ini jadi momen buat kita semua bisa berbagi kebahagiaan sama dia.”
Mereka pun menyusun rencana dengan antusias, memastikan agar Jaki tak sedikit pun curiga bahwa hari ulang tahunnya akan dirayakan dengan kejutan istimewa.
---
Malamnya, setelah seharian beraktivitas di kampus, Jaki kembali ke kamarnya dan segera mulai mengerjakan tugas makalah yang deadline-nya dua hari lagi. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan Jaki mulai merasa sedikit lelah. Ia memutuskan untuk membuat kopi, berharap bisa tetap terjaga.
“Gilaa! Ngantuk banget, harus bikin kopi ini mah,” gumam Jaki sambil berjalan keluar kamar.
Saat Jaki menuju dapur, teman-teman kosnya segera bersiap di kamar sebelah, mematikan lampu kamar Jaki dan memasuki kamarnya dengan membawa kue dan lilin yang menyala.
Ketika Jaki kembali, ia membuka pintu kamarnya dan…
“Surprise!” teriak Adit dan yang lainnya sambil masuk ke kamarnya dengan kue ulang tahun di tangan.
Jaki terdiam sejenak, mulutnya menganga karena terkejut. “Eh, apaan nih? Hari ini… ulang tahun gua..?" Dia tampak bingung sambil tertawa.
Adit mendekatkan kue itu padanya, “Ya iyalah! masa lu lupa ulang tahun sendiri, Jak?”
Jaki tersenyum malu sambil menggaruk kepalanya. “Hahaha, sumpah, gua beneran lupa! Lagi ribet mikirin tugas, Dit!”
Fiona menyorongkan kue lebih dekat, “Ayo, make a wish dulu, Jak! Sebelum tiup lilinnya.”
Jaki menutup mata, mengucapkan harapan dalam hati, lalu meniup lilin dengan sorak-sorai dari teman-temannya. Di tengah kehangatan itu, ucapan demi ucapan mulai mengalir.
“Selamat ulang tahun, Jak! Semoga kamu tetap jadi Jaki yang semangat dan nggak lupa hari spesial kayak gini lagi, ya!” kata Adit dengan senyum khasnya.
Fiona menyusul, “Iya, Jak. Semoga segala urusanmu lancar, ya. Ingat, kalau kamu butuh apa-apa, kita semua ada buat kamu!”
Jeevan menambahkan, “Semoga kamu jadi lebih keren lagi, Jak! Jangan lupa istirahat juga, bro!”
Aldo tersenyum kecil, “Pokoknya jangan kebanyakan mikirin tugas. Kadang kita harus nikmatin momen kecil kayak gini juga.”
Jaki tertawa kecil, merasa terharu mendengar perhatian teman-temannya. “Makasih, ya, semua… Kalian bener-bener nggak terduga!”
Malam itu, mereka mengobrol dan bercanda hingga larut malam, membahas hal-hal ringan dan sesekali mengejek Jaki yang melupakan ulang tahunnya sendiri. Jaki tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Momen ini begitu sederhana, namun terasa begitu berarti.
---
Sambil duduk di kamarnya yang ramai, Jaki tersenyum hangat sambil memandangi teman-teman kosnya yang bercanda dan tertawa lepas. Meski sederhana, momen ini terasa begitu spesial baginya. Ia menyadari bahwa sekecil apa pun hal yang ada dalam hidup, kita harus tetap merayakannya. Bahkan dalam keseharian yang tampak biasa saja, ada orang-orang yang peduli dan tulus ingin membuatnya bahagia.Di dalam hatinya, Jaki berjanji untuk lebih menghargai diri sendiri. Bagaimanapun kerasnya perjuangan hidup, ia akan terus berterima kasih pada dirinya yang sudah bertahan sejauh ini.
Melihat wajah-wajah ceria di sekelilingnya, Jaki menyadari bahwa dia tak pernah benar-benar sendirian. Mungkin bukan selalu orang terdekat, mungkin juga bukan orang yang sering menunjukkan perhatian, tapi akan selalu ada seseorang yang peduli. Entah siapa pun itu, yang penting ia tahu, akan ada yang mendukungnya di setiap langkah.
Dan malam itu, di antara canda tawa dan harapan kecil yang menghangatkan hati, Jaki merasa hidupnya lebih berarti dari yang ia kira.
---
hai guys ketemu lagi, chapter ini chapter spesial yaa untuk salah satu anggota VV yang bernama jaki, karena hari ini hari ulang tahunnya, ayo kita ucapin selamat ulang tahun buat jakiSELAMAT ULANG TAHUN JAKII!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
De Nobis
Fanfiction"Pertemuan kita tak terduga, namun dari momen itu, tercipta sebuah keluarga yang tak ternilai harganya."