a date?

35 8 1
                                    

Kala matahari baru menampakkan dirinya ke langit, Aldo tampak lebih bersemangat dari biasanya. Setelah beberapa hari saling bertukar pesan dengan 'Orang Spesialnya', akhirnya Aldo berencana untuk bertemu Lulu seorang guru cantik yang mengajar di sekolah Fiona dan Mall, dia lebih akrab di panggil Kiiya. Namun, sebelum itu Aldo memiliki tugas lain, berupa menjemput adiknya, Fiona dari sekolah. Fiona yang selalu menjadi tempat bercerita Aldo, terutama tentang perasaannya dengan Lulu.

***

Di gerbang sekolah, Fiona sudah menunggu sambil melihat jam tangannya, sudah pukul dua siang namun Aldo belum saja menjemputnya. Matanya mulai melihat sekeliling, ternyata Aldo sudah mulai mendekati posisinya, dia langsung tersenyum lebar dan berlari menghampirinya.

“Kak Aldo!" teriaknya sambil berlari menghampiri Aldo. "Tumben jemput aku?! Ada apa nih?” tanya Fiona sambil menaiki motor Aldo.

“Biasanya juga ngejemput kan? Lagian Mall mau kerkom, dari pada kamu nunggu lama mending Kakak jemput.” jawab Aldo sambil memandang ponselnya dengan senyuman yang tak bisa dia sembunyikan.

Fiona mengerutkan keningnya, menatap Aldo dengan rasa curiga. " Kenapa nih senyum-senyum?" Aldo tak menjawab pertanyaan Fiona.

"Dih! Gak di jawab, ini pasti ada hubungannya sama Bu Lulu, ya? Aku tau deh, Kak. Liat aja Kakak dari kemarin senyum-senyum sendiri.” lanjutnya.

Aldo mendengus kecil, mencoba terlihat sedikit lebih santai. “Iya. Jadi kemarin pas aku jemput kamu, aku ketemu sama Kiiya di parkiran. Kita ngobrol sebentar, terus aku minta nomornya.”

Fiona terkejut dan langsung menepuk pundak Aldo beberapa kali. "Duh, aduh!" Aldo sedikit meringis.

Fiona terkikik geli. "Maaf, gak sengaja."

"Tapi Kakak keren! Terus gimana? Udah ada rencana buat ketemu?”

Aldo mengangguk sambil tersenyum tipis. “Iya, hari ini aku mau jemput dia di rumahnya. Kita mau pergi main, yaa semacam ... Kencan gitu, menurutku. Tapi menurut dia sih ya cuma main aja kayaknya, hehe." Aldo memberikan satu helm pada Fiona.

Fiona segera memakai helm pemberian Aldo. "Wah, keren banget! Tapi ingat ya Kak! Santai aja, jangan terlalu buru-buru, tunjukin kalau Kakak serius tapi enggak maksa,” kata Fiona sambil memberi nasihat dengan nada serius.

“Iya, aku tahu kok. Kamu tenang aja,” jawab Aldo sambil melajukan motornya, dia akan mengantarkan Fiona terlebih dahulu, setelahnya dia akan pergi ke rumah Kiiya.

***

Motor Aldo berhenti di depan rumah Lulu yang sudah sangat dia hafal betul. Rumah yang terlihat sederhana tapi terlihat hangat dengan tanaman di halaman depannya. Tak lama, Lulu keluar dengan pakaian casual yang cantik—tampilannya sederhana, tapi tetap memikat hatinya. Sejujurnya, Aldo merasa gugup setelah melihat penampilan Lulu yang begitu membuat hatinya hangat dan bahagia.

“Aldo! Udah lama nunggunya?” tanya Lulu sambil mendekati Aldo dengan senyum lebar.

“Nggak kok, aku baru sampe. Kamu udah siap?” Aldo membalas dengan senyum, mencoba menutupi rasa gugupnya.

"Udah kok! Ayok berangkat." Lihatlah jawaban manisnya, senyuman yang selalu ada setiap dia berbicara, dengan poni tipis yang melindungi dahinya, juga pakaiannya yang begitu cocok di pakai olehnya. Dan lihatlah Aldo, dia sedang menahan diri untuk tidak tersenyum terlalu lebar.

"Nih, pake dulu helmnya." Aldo memberikan helm berwarna putih yang segera di terima oleh Lulu, lalu segera ia pakai.

“Udah! Yuk berangkat!” jawab Lulu sambil naik ke motor Aldo dan memegang erat jaketnya. Mereka pun melaju ke tempat tujuan, obrolan ringan mengalir sepanjang perjalanan. Walaupun di awal Aldo merasa gugup, tetapi akhirnya dia bisa meredakan rasa gugupnya itu dengan cara berinteraksi secara langsung dengan Lulu.

De NobisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang