DELAPAN

23 4 4
                                    

Disclaimer!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer!

Semua tokoh, latar, tempat, dan kejadian dalam novel ini hanya FIKTIF! Diharap bijak dalam membaca!





Hello, how was 'ur day? Tanganku udah diperiksa, hasilnya ada yang retak^^ but It's okay, sekarang aku udah bisa nulis lagi hehe. Happy reading^^








Narda memiringkan kepalanya karena heran. Ia kembali memeriksa koordinat GPS yang telah dikirimkan oleh Juna. Namun ia masih gagal paham.

"Ini bener tempatnya?" Pemuda itu bertanya-tanya pada diri sendiri. Pasalnya koordinat yang telah dikirim oleh Juna adalah tempat yang sepenuhnya adalah hutan. Meskipun Narda belum menelisik jauh, namun dia semakin ragu karena tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Apalagi dia pergi sendirian. 

Namun, dengan membulatkan tekad, Narda melangkah ke arah bukit yang semakin menanjak. Dengan berbekal senter, Pemuda itu terus berjalan keatas dan ternganga ketika melihat sebuah bangunan yang sebesar ini di tengah hutan belantara. Gerbang depan bertuliskan, 

"SELAMAT DATANG DI WONDERLAND, MEMBESARKAN ANAK DENGAN CINTA DAN KASIH"

menyambutnya begitu dia sampai. Tempat ini penuh dengan rumput liar, gerbang besar Wonderland terkunci rapat. Narda mencoba membukanya, tapi ternyata gemboknya begitu besar, membuat Narda mau tidak mau harus memanjat pagar tersebut.

Bangunan Wonderland sangat cantik. Seperti interior rumah zaman Belanda. Dan, entah kenapa, Narda tidak asing dengan tempat ini.

Srak, srak, srak!

Suara langkah kaki yang menginjak dedaunan kering dan rumput liar masuk ke telinga Narda. Berarti ada orang lain selain dirinya disini. Ia menoleh kesana kemari, mengeluarkan pistol dari saku celananya dan mengambil posisi siap menembak. Namun suara itu tidak lagi muncul. Kemudian ia melihat bias seseorang dengan kemeja hitam di jendela, Pemuda itu berlari kecil dengan mengangkat pistol setinggi bahunya. Dia bersandar di pintu masuk Wonderland dan,

Brakk!

"A-AMPUN, PAK!"

Perlahan Narda menurunkan pistolnya. Ternyata dia bukan orang yang Narda cari. Tapi, kenapa dia disini?

"Siapa kamu?" Narda berucap dengan nada datar. Ia melihat tangan orang didepannya gemetar. Pemuda itu meremat celana bahan yang dia gunakan dengan erat, "m-maaf, Pak."

"Kamu siapa? Kenapa kamu tau tempat ini? Dan ngapain kamu di tempat kayak gini?"

"Tolong maafin saya, Pak. S-saya bakal jelasin  semuanya. Serius!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WONDERLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang