TUJUH

40 6 22
                                    

Disclaimer!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer!

Semua tokoh, latar, tempat, dan kejadian dalam novel ini hanya FIKTIF! Diharap bijak dalam membaca!

Baru kali ini nulisnya sampai seribu, woy 😭





Baru kali ini nulisnya sampai seribu, woy 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2014

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2014

"Kenapa begitu, Pak? Hayan nggak salah apa-apa. Dia cuma nggak mau belajar saja."

"Kamu pikir nggak mau belajar itu bukan kesalahan? Ingat, mereka dibawa ke Wonderland bukan untuk main-main! Masa depan Wonderland ada di mereka!"

Dua orang dewasa saling beradu argumen. Hayan, yang tanpa sengaja mendengarkan dari balik pintu diam. Ia mengepalkan tangan. Datang ke Wonderland bukan keinginannya. Kenapa dia harus menuruti kemauan mereka?

"Jadi, kamu mau melindungi dia? Kenapa nggak kamu saja yang datang ke ruang pelajaran? Apa perlu kamu saja yang menjalani hukuman Hayan?"

"Pak Galen. Bapak terlalu keras sama anak-anak. Nanti mereka-

-Anna! Jangan lancang kamu, ya. Kamu saya bayar di sini!"

Hayan tidak dapat lagi mendengar jawaban dari Miss Anna. Anak itu hanya diam, memainkan ujung sepatunya ketika sebuah teriakan keluar dari mulut Miss Anna. Hayan mengintip dari celah lubang kunci. Rambut Miss Anna dijambak keras oleh Pak Galen. Kemudian badan Miss Anna didorong keras ke tembok. Hal itu membuat Hayan mendelik.

WONDERLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang