TIGA

40 7 16
                                    

Disclaimer!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer!

Semua tokoh, latar, tempat, dan kejadian dalam novel ini hanya FIKTIF! Diharap bijak dalam membaca!


 "Siap?" Narda memberi instruksi dengan suara yang berbisik. Dua orang disana mengangguk. Mereka semua bersandar di dinding luar lumbung Bu Diana, dengan pistol yang siap siaga. Narda menaikkan tangan, menghitung mundur, "dalam hitungan, tiga, dua, SATU!"

BRAKK!

Kosong. Lumbung tidak menunjukkan kekacauan. Malah begitu rapih. Mereka bertiga masuk semakin dalam kearea yang mungkin tersembunyi atau sulit dijangkau. Tapi tidak ada apa-apa. Hingga dia merasakan ponselnya bergetar. Itu panggilan dari Bang Gilang.

"Iya, Bang?"

"Cepetan kesini."

Seketika Narda langsung bergerak. Tepatnya menuju rumah Bu Diana yang berdekatan dengan lumbung. Rumah yang dimaksud oleh anaknya. Tadi mereka membagi tim menjadi 2 kelompok.

Narda membuka pintu dengan kasar, kemudian mencari keberadaan Bang Gilang yang ternyata berada di salah satu kamar di rumah itu. Mereka berdiri diam disana, membuat Narda jadi semakin digerogoti penasaran. Dan, ketika melihat langsung apa yang ada disana, Pemuda itu diam.

Itu pakaian dan ponsel. Semua ada disana, tertata. Bahkan satu setel baju terlipat dengan rapih. Semuanya bersih tanpa jejak. Narda mengepalkan tangan, kemudian membanting pistol yang ada di genggamannya, "SIALAN!"

Narda mengusap wajahnya kasar, menjambak rambutnya sembari keluar dari rumah itu, "Danu, periksa, barangkali ada cctv atau blackbox yang bisa kita dapat di area sekitar."

"Jangan lupa hubungi tim forensik buat periksa tempat ini."

Pemuda itu berjalan keluar dengan penuh emosi. Kemudian ia membeku ketika melihat seseorang yang berdiri dibelakang pohon mengamati para polisi memeriksa rumah korban, sebelum akhirnya benar-benar beralih. Sekilas, hanya sekilas. Narda melihat wajah orang itu. Membuat matanya memicing, takut salah lihat.

"H-Hanan?"

⛓️⛓️⛓️⛓️⛓️

   Narda masuk cepat kedalam rumahnya, rumah yang dia huni berdua dengan Hanan. Ia naik ke lantai atas dengan terburu-buru. Pemuda itu bahkan dengan kasar membuka pintu dan tanpa permisi langsung masuk kekamar Hanan. Memeriksa setiap sudut kamar sang Kakak dengan tergesa. Dia bahkan mengobrak-abrik lemari baju Hanan. Semuanya. Bahkan masuk hingga kamar mandi.

WONDERLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang