2

126 12 0
                                    


____

----

Malam itu, setelah berhasil mengusir makhluk malam dari desa, Zean kembali ke rumahnya dengan rasa lelah yang menyelimuti tubuhnya. Namun, meskipun fisiknya kelelahan, pikirannya masih dipenuhi dengan peristiwa hari itu. Dia merasa bangga dengan kemampuannya yang baru, tetapi di balik kebanggaan itu, ada ketakutan yang mengganggu.

Saat malam semakin larut, Zean terlelap dalam tidurnya. Dalam mimpinya, dia menemukan dirinya berdiri di tengah padang luas yang dipenuhi angin kencang. Namun, suasana tidak terasa seperti kemenangan yang dia harapkan. Angin berputar liar, membentuk pusaran yang menakutkan di sekelilingnya. Dalam pusaran itu, sosok bayangan gelap muncul, menyeringai dengan senyum jahat.

“Kekuatan ini tidak akan memberimu apa-apa, Zean,” bisik sosok itu, suaranya bergaung seperti guntur di langit. “Kekuatan ini akan merenggutmu. Setiap kekuatan yang kau terima harus dibayar dengan harga yang tinggi.”

Zean merasa tercekik oleh kata-kata itu. Dia mencoba melawan, tetapi angin itu semakin kuat, membuatnya sulit bernapas. Dalam mimpinya, dia melihat bayangan dirinya, terperangkap dalam kegelapan, tak berdaya. Dia berteriak, tetapi suaranya tertelan oleh angin.

Akhirnya, terbangun dengan napas yang terengah-engah, Zean duduk di tempat tidurnya, wajahnya basah oleh keringat. Ketakutan dari mimpinya masih membayangi pikirannya. Apa arti dari mimpi itu? Apakah kekuatan yang dia kuasai memang berbahaya?

Zean menatap ke arah jendela, melihat bulan purnama bersinar cerah di luar. Dia ingat kata-kata Fen, tentang tanggung jawab yang menyertai kekuatan. Mungkin, ada kebenaran dalam mimpi itu. Dia harus berhati-hati, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang bergantung padanya.

Dengan perasaan campur aduk, Zean bertekad untuk mencari tahu lebih banyak tentang kekuatannya. Dia tahu bahwa untuk menjadi pahlawan yang sejati, dia harus memahami sepenuhnya apa yang dia hadapi. Apakah kekuatan itu akan mengubahnya menjadi sosok yang dikuasai oleh kegelapan? Atau apakah dia bisa mengendalikannya dan menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan?

Dengan tekad baru, Zean memutuskan untuk berbicara dengan Fen di pagi hari. Dia perlu memahami lebih dalam mengenai ramalan dan kekuatan yang dimilikinya. Dia ingin memastikan bahwa dia tidak akan menjadi korban dari kegelapan yang ingin dia lawan.

Malam itu, meskipun dikejar rasa cemas, Zean akhirnya tertidur kembali dengan harapan. Dia tahu perjalanannya masih panjang, dan tantangan yang lebih besar menantinya di depan. Namun, dengan tekad dan keberanian, dia siap menghadapi apapun yang akan datang.

______

Pagi berikutnya, saat matahari mulai terbit, Zean memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar desa. Dia ingin menyegarkan pikirannya setelah mimpi buruk yang mengganggu semalam. Semangatnya bergetar, dan dia berharap untuk menemukan jawaban yang dia cari.

Saat menjelajahi jalan setapak yang dihiasi dengan bunga-bunga liar, dia tiba-tiba mendengar suara lembut yang terdengar tidak jauh dari tempatnya. Rasa ingin tahunya membawanya mendekati sumber suara itu. Di balik semak-semak, dia menemukan seorang gadis cantik tergeletak di tanah, tampak terluka. Wajahnya yang pucat dan rambutnya yang berantakan membuat hati Zean berdesir.

“Hey, kau baik-baik saja?” tanya Zean, cepat-cepat berjongkok di samping gadis itu. Dia memperhatikan ada luka gores di lengannya, seolah-olah gadis itu baru saja bertarung melawan makhluk malam.

Gadis itu membuka matanya perlahan dan melihat ke arah Zean dengan bingung. “Siapa… siapa kau?” suaranya lemah, tetapi ada keteguhan di dalamnya.

“Aku Zean. Aku tinggal di desa ini. Kau terluka,” jawabnya sambil mengeluarkan sapu tangannya dan dengan lembut membalut luka di lengan gadis itu. “Apa yang terjadi padamu?”

Cahaya Dalam Kegelapan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang