Episode 5: Keberanian Aurora

10 2 0
                                    

Aurora memiliki rambut panjang dan lurus berwarna cokelat gelap, sering diikat menjadi ekor kuda atau dibiarkan tergerai. Ia memiliki aura keanggunan yang menonjol, terutama saat ia bergerak. Aurora sering kali mengekspresikan dirinya melalui tarian.

"Aku ingin sekolah seperti remaja lainnya." Kalimat itu terdengar tegas, namun di baliknya tersimpan keberanian yang selama ini terkubur dalam hati Aurora.

Selama bertahun-tahun, Aurora selalu menuruti semua perkataan ibunya. Ia meyakini bahwa segala hal yang diinginkan sang ibu adalah untuk kebaikannya. Namun, ucapan Haru beberapa hari lalu terus terngiang di kepalanya, memaksanya memikirkan hidupnya dengan lebih jujur. Akhirnya, Aurora memberanikan diri untuk mengutarakan apa yang selama ini ia simpan.

Ibunya, yang sedang duduk di sofa, menatap Aurora dengan tatapan bingung. Belum sempat ia merespons, Aurora melanjutkan dengan suara yang lebih mantap. "Aku juga ingin berhenti menari balet."

Seketika, wajah sang ibu berubah. "Rora, kau sadar apa yang baru saja kau katakan? Kalau kau ingin sekolah, mungkin mama bisa mengerti. Tapi berhenti menari balet? Apa yang sebenarnya kau pikirkan?" Suara ibunya terdengar frustrasi dan tertekan.

Aurora tidak terkejut. Ia sudah menduga reaksi ini. Ibunya selalu menganggap balet sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya, sesuatu yang seharusnya Aurora cintai sepenuh hati.

"Ma, dengan kondisi mataku yang seperti ini, aku tidak bisa memenuhi harapan mama. Mama tahu itu, kan? Dari pada dipermalukan di atas panggung karena menari dengan mata buta, lebih baik aku berhenti. Jadi, aku mau berhenti menari balet." Ucap Aurora tegas, meski hatinya bergetar.

Ibunya terdiam beberapa detik, seolah tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. "Kau pikir dengan kondisi seperti ini, kau bisa menjalani hidupmu seperti remaja lainnya?" ucapnya dengan nada sinis, meremehkan.

Aurora menggigit bibirnya, berusaha menahan amarah. "Aku bisa. Aku akan menjalani hidupku seperti remaja lainnya, tanpa bantuan mama."

Ada keheningan yang panjang di antara mereka. Ibunya tampak terpukul, tapi Aurora tahu bahwa ini adalah langkah pertama yang harus ia ambil untuk kebebasannya. Selama ini, ia selalu merasa hidupnya diatur dan dikendalikan. Tapi kali ini, untuk pertama kalinya, Aurora merasa memiliki kendali atas hidupnya sendiri.

Sang ibu menatap Aurora dengan tatapan tak percaya, matanya berkaca-kaca. "Rora... balet adalah hidupmu. Itu semua yang mama tahu tentangmu. Bagaimana kau bisa bilang kau ingin berhenti?"

Aurora tersenyum tipis, meskipun ada air mata yang menggantung di sudut matanya. "Mama salah. Balet adalah hidup yang mama pilihkan buat Rora."

Melody HaruWhere stories live. Discover now