7

353 40 0
                                    

Publish : 9 November 2024

Part ini sama seperti yang ada di short story ya.

Dan sepertinya aku akan bawa cerita Nadine dengan bertabur 21+. Jadi kalau ada yang tidak suka. Aku mohon bersikaplah bijak.

====

Sinar matahari yang sedikit menyilaukan membuat Nadine berusaha menghindarinya, semakin bergelung di kasur yang empuk dan lembut enggan untuk bangun, jangan lupakan dinginnya pendingin yang menggelitik punggung telanjangnya menambah rasa enggan untuk beranjak.

Nadine tersentak saat menyadari bahwa pundaknya tak berlapis pakaian, dengan cepat membuka mata dan mendapati bahwa dirinya sedang tidak tidur di kamar kosnya ataupun kamar sahabat-sahabatnya yang biasa dia tumpangi.

Daun pintu yang terbuka membuat Nadine dengan cepat berfokus pada arah sumber suara, mendapati Abian yang tengah berdiri rapi menggunakan sweater rajut lengan panjang dan celana pendek rumahan yang semakin membuat lelaki itu tampan dimatanya, keduanya diam mengenali situasi yang tengah terjadi.

"Dah bangun?" Tanya Abian berjalan mendekati Nadine yang masih bergelung di bawah selimut.

"Aku beliin baju, ngga tau kamu bakalan suka apa engga, aku pilih yang hampir mirip sama gaya pakaianmu." Abian meletakan tas belanja yang berisi satu pasang pakaian untuk Nadine, dia tau Nadine adalah mahasiswa jurusan design busana, sudah pasti perempuan itu lebih tau tentang gaya pakaian dari pada dirinya.

"Okey, ganti baju dulu. Aku tunggu di ruang makan, belum sarapan kan." Abian beranjak pergi dan tak lupa menutup pintu memberikan Nadine sedikit privasi.

Selepas Abian pergi, Nadine terpekik senang saat menyadari bahwa dirinya tengah berada di Apartemen Abian, perempuan itu ingat bahwa kemarin sore setelah percintaannya dengan lelaki itu, Abian mengajaknya berpacaran, walaupun lelaki itu mengatakan bahwa dia belum yakin seratus persen perasaannya kepada dirinya, tetapi Abian berkata bahwa dia tak ingin jika Nadine jalan atau bahkan bersama lelaki lain, dan Nadine suka itu.

Setelah mematut dirinya di cermin, Nadine segera keluar dari kamar Abian, tentu saja setelah merapikan kasur lelaki itu.

"Aku ngga tau kamu suka makan apa buat sarapan, kalo aku sendiri biasanya sarapan selalu segelas susu, telur dan daging."

"Aku..., Pemakan segala kok." Ucap Nadine tersenyum lebar mendapati berbagai makanan di atas meja makan, dirinya merasa lapar.

"Kuliah jam berapa?" Abian bertanya sambil menyuapkan sepotong ayam panggang kedalam mulutnya.

"Sama kaya jadwal kamu, jam ke 5-7."

"Niat banget ya, sampai hapal jadwalku." Abian mengusap lembut rambut Nadine, membuat perempuan itu tersipu malu.

"Aku jam 9 ke kampus, harus ke perpus dulu. Ada buku yang perlu aku baca, mau ikut? Atau aku antar ke rumah?"

"Aku ikut aja, tapi kalau mampir ke kos dulu sebentar boleh? Ada beberapa buku dan laporan yang blm aku bawa." Ucap Nadine pelan, dirinya berharap Abian tak keberatan dengan permintaannya.

"Bisa, aku pacarmu sekarang, nganterin kamu ke kos bukan hal yang merepotkan."

Nadine senang, setidaknya Abian tak menolak dirinya, lelaki itu memiliki usaha untuk menjadi pacar yang baik untuknya.

Perpustakaan di jam pagi seperti ini memang terkenal sepi, banyak mahasiswa yang memiliki jadwal pagi kalaupun tidak memiliki jadwal pagi, mereka biasanya lebih memilih menghabiskan waktu di kantin untuk sarapan atau sekedar bergosip dengan teman, tidak seperti Abian yang pagi hari sebelum kelas besar berlangsung pasti selalu berkencan dengan buku-buku materi tebal di perpustakaan, dan Nadine sekarang berada di sampingnya, merebahkan kepalanya di meja dan memandang Abian yang tengah sibuk membuka lembar demi lembar buku materi.

Nadine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang