1

13.5K 367 15
                                    

8agustus2020

Ramein yuk!
Di tunggu komen dan vote nya 😘
Dan warning ya, cerita ini 21+ 😂 aku bakalan kasih tanda waktu ada adegan anuh nya 🙈

====

"Nad, mau ya? Jadi pacar aku?" Ucap lelaki berkemeja ungu itu, yang sedang berlutut di hadapan seorang perempuan.

"Maaf Dit, aku cuma anggap kamu teman." Tolak perempuan itu dengan lembut, dirinya sedikit risih menjadi pusat perhatian.

"Tapi aku cinta sama kamu Nadine." Lelaki yang tengah berlutut itu bernama Adit, teman satu kampus Nadine. Entah jurusan Elektronika atau Mekatronika, Nadine tak begitu hapal dengan teman lelakinya.

"Maaf, aku ngga bisa Dit." Nadine memegang pundak Adit agar lelaki itu berdiri.

"Maaf ya, kita temenan aja. Aku ngga bisa terima cinta kamu. Maaf." Setelah Nadine mengucapkan maaf, perempuan itu pergi meninggalkan TKP dan memilih menuju kantin jurusannya.

****

Suara dering telfon menganggu Nadine yang tengah menikmati kripik kentang kesukaannya. Bagi perempuan itu, hari Rabu adalah hari yang paling di tunggu-tunggu. Mata kuliah yang hanya 2 Sks dan di pagi hari membuatnya bisa menikmati sofa empuk dan juga acara televisi dirumah selepas pukul 10 pagi.

"Hallow.... " Ucap Nadine setelah menggeser icon hijau di layar ponselnya.

"Nadine dirumah?"

"Iya bunda, kenapa?"

"Bunda titip Rico ya, tolong nanti temenin dia makan. Tadi Bunda masak ayam bakar kalasan sama sop buntut kesukaan kamu. Makan di rumah Bunda aja ya, Bunda ada acara sama mamah kamu."

"Mamah mana Bun? Nadine ngga dapet pesan dari Mamah." Tanya Nadine heran kepada Intan Bunda Rico.

"Mamahmu lagi ngobrol sama yang lain, dari pada bi Ima masak cuma buat kamu. Mending kamu makan di rumah Bunda aja nemenin Rico. Dia kalo hari Rabu pulang jam 1 Nad."

"Iya Bun, nanti Nadine kerumah Bunda. Makasih ya Bun..., Salam buat mamah dari anaknya yang belum makan." Ucap Nadine sedikit menekankan kalimat akhirnya.

Keduanya tertawa bahagia sebelum mengakhiri panggilan telpon tersebut.

Nadine memiliki kedua orang tua yang tinggal di salah satu perumahan elite di tengah kota. Rumahnya bersebelahan dengan Rico dan Doni, konon kedua orang tua mereka saling kenal semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Dan berlanjut hingga kuliah, bahkan para Ayah sempat pernah magang di perusahaan yang sama. Sedangkan para Ibu memang baru mengenal setelah berpacaran dengan masing-masing pasangan.

Membuat keenamnya kompak membeli rumah di satu perumahan yang sama. Bahkan unitnya bersebelahan, membuat para anakpun saling mengenal semenjak kanak-kanak.

Nadine memiliki dua orang kakak, Edward dan Bagas. Keduanya memiliki sifat yang sangat overprotektif terhadap keluarga mereka, terlebih kepada Nadine. Membuat perempuan itu susah menjalin hubungan dengan lelaki di luar sana, kecuali Dani dan Rico.

"Nad!" Teriakan Rico membuat Nadine mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

Lelaki itu berada di daun pintu, masih menenteng tas ransel ditangannya dan kemeja yang kancingnya telah terbuka semua memperlihatkan kaos lengan pendek berwarna hitam. Pasti Rico mampir menengok bengkel sebelum pulang. Kebiasaan anak teknik yang memiliki bengkel adalah mampir ke bengkel sebelum pulang, tidak sepertiku.

"Ayo makan, gue laper." Rico menjatuhkan dirinya tepat disebelah Nadine.

"Dani mana? Ngga bareng kamu kesininya?"

Nadine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang