4

8.5K 304 24
                                    

Warning 21+

Ini cerita campuran sama shoot story jadi pasti ada yang udah pernah di baca.
Cuma beberapa part aku perbarui dan aku hilangkan, agar lebih pas saja menurutku.

Btw ada yang kangen sama Mas Abian? Absen!

=====

23 Agustus 2020

Abian mendengus kesal saat sebuah kotak susu strawbery di letakan didepannya, sudah pasti perempuan gila itu lagi. Seumur hidup belum pernah Abian merasa terganggu sampai seperti ini. Bukannya dia tak suka Nadine, hampir semua mahasiswa Fakultasnya mengenal perempuan itu, kecuali mereka yang memang keberadaannya saja manusia tak tau.

Nadine perempuan yang manis, dia cantik, suaranya merdu, tingginya semampai, memiliki badan yang padat berisi di berbagai tempat, dan jangan tanyakan kesabaran perempuan itu, terlihat dari senyumnya saat ini yang di berikan kepada Abian, Nadine termasuk perempuan yang sangat gigih.

Terlebih, perempuan yang sekarang dengan seenaknya duduk di depan Abian ini, dikelilingi orang-orang yang termasuk sangat menonjol di setiap jurusan. Dari mulai Ketua BEM Dani, lalu ada Rico si ketua Ormawa Basket, dan sepengertiannya hampir semua ketua HIMA mengenal baik dengannya.

Tapi anehnya, dari semua banyaknya populasi laki-laki di Fakultas Teknik yang memang sarangnya lelaki, kenapa dia menjadi target perempuan itu? Abian bukanlah mahasiswa yang gemar mengikuti suatu perkumpulan, baik itu organisasi kampus atau hanya Ormawa yang memang menyalurkan banyak hobi para mahasiswa disini. Memang dia mengaku walaupun dirinya bukan anak Aktivis kampus, Dirinya cukup terkenal mengingat hubungan baiknya dengan petinggi kampus maupun dosen-dosen yang sering dia bantu dalam project mereka.

"Ngga cape kamu?" Abian menegakan punggungnya sambil menatap Nadine yang sudah duduk manis di depannya.

"Cape kenapa?" Ucapan Nadine mampu membuat Abian mendengus kesal untuk kesekian kalinya.

"Gangguin aku terus? Sudah hampir seminggu Nad! Ngga ada kerjaan kamu?"

"Habis udah kangen." Ucap Nadine pelan sambil menunduk malu.

"Astaga, punya salah apa aku ketemu cewe kaya kamu. Nad, lo tu ngga kenal sama gue. Dan gue pun ngga suka digangguin kaya gini."

"Kok berubah jadi lo gue sih? Aku kamu dong Bi..., Atau mau aku panggil Mas Abian? Kamu lebih tua dari pada aku kan? Karena ngga kenal, makannya kita kenalan."

"Tau yang namanya hak asasi? Privasi orang? Perlu gue jabarin semua pasal yang mendasari itu? Lo tu ganggu gue Nad!"

"Makanya ayo kenalan, biar kamu ngga ngerasain keganggu sama aku."

"Cewe gila, ngga ada hubungannya kenal sama ngga kenal Nadi! Itu hanya poin tambahan dari lo yang suka gangguin gue."

"Abian, jangan terlalu keras berbicara. Selesaikan di luar sana." Ucapan petugas perpus bernama Ibu Sukma sukses membuat Abian semakin kesal.

Abian dengan segera membereskan semua barang-barangnya dan pergi keluar, diikuti Nadine yang setia mengekor dibelakang lelaki itu.

"Ayok pacaran!" Teriak Nadine sesaat Abian menolehkan tubuhnya.

Perempuan gila itu menariknya paksa, bahkan semenjak seminggu yang lalu dia selalu di ganggu oleh Perempuan itu. Katanya, dirinya adalah lelaki idamannya. Dasar gila!

Nadine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang