Chapter 4

11 2 0
                                    

"wah!! Gede!!" Seruan kagum mereka membuat mereka menjadi pusat perhatian di mall. Yah, mereka jarang bisa berjalan² karena kekangan dari keluarga masing².

Mereka memutuskan membagi kelompok. Indo, N.K, Japan, dan Poland mencari pisau atau sajam untuk bermain. Russia dan Bellarus mencari cemilan untuk pulang dan dirumah. China dan Taiwan berjalan² mencari pakaian. Netherland dan Jamaika pergi ngebucin. Germany memutuskan mencari kebutuhan untuk sekolah dibantu oleh Pales.

Indo kini kurang tertarik dengan pisau² yang disarankan oleh Japan. Japan selalu me rekomendasikan pedang. Sedangkan Poland merekomendasikan pisau berukuran kecil yang dapat disembunyikan didada, dipaha, dimanapun. Sedangkan N.K memilih mencari kapak semacamnya. Karena Indo sadar jika koleksi pisaunya sudah banyak, ia memutuskan mencari pisau untuk memasak. Begini² Indo masih pingin masak buat makan sendiri. Saudaranya nanti malah kepenakan kalo dimasakain. Manja, begitu kata Indo.

Ditengah² kebingungan Indo memilih pisau warna merah atau biru, ia dikejutkan dengan suara teriakan maling didepan toko. Bukannya peduli atau apa, ia itu penasaran jadi ia melihat. Maling itu berlari kearah luar, dapat Indo lihat jika maling itu ialah anak yang berkekurangan. Terlihat dari pakaian dan cara mencurinya.

Ia sudah pernah mengalaminya, menderita, kelaparan, hingga terpaksa mencuri untuk bertahan hidup. Indo dengan segara menariknya untuk bersembunyi, tak lupa menuruhnya diam dan tetpa bersembunyi.

"Nak, apa kau melihat anak berpakaian lusuh disekitar sini?" Tanya satpam yang mencari anak tersebut.

"Maaf, tidak lihat" jawab Indo sesopan mungkin walau wajahnya terlihat acuh tak acuh. Mendengar jawaban Indo, satpam itu segera pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Indo, berbohong itu tidak baik loh~" Suara gadis yang familiar menyapa pendengarannya. Secara reflek ia menoleh kesumber suara yang berada dibelakangnya.

Si pelaku yang membuat Indo kaget ialah Pales. Indo sedikit terkejut saat mengetahui Pales mengetahui aksinya. Ia sangat yakin jika tidak ada yang melihatnya.

"Tapi kali ini aku akan tutup mulut jika kau memberi tau ku alasan kau melakukannya" Ucap Pales dengan  tenang yang diam² memprovokasi.

"Hanya ingin. Lagipula tidak akan enak jika melihat anak itu diamuk masal" Jawab Indo dengan keringat sebesar biji jagung di pipinya.

Pales hanya bisa menghela nafas dan mengambil salah satu baju khusus anak anak dan membawanya ke kasir. Setelah membayar, baju itu diberikan ke anak itu untuk dipakai. Sembari menunggu anak itu mengganti bajunya. Mereka berdua berbincang bincang.

Setelah anak itu keluar, Pales dengan segera mengintrogasinya.

"Dik, namamu siapa?" Tanya Pales dengan lembut. Indo tidak bisa mengintrogasi tapi bisa menghujat.

"E-emm, Gill.." Jawab anak a.k.a Gill. Anak itu hanya bisa menjawab pasrah, ia tak masalah jika diamuk masal, lagipula ia sudah terbiasa.

"Kau dari Roana, kan?" Pertanya aan dari Pales membuat kedua orang itu menatap Pales dengan tatapan kaget.

Melihat tatapan Gill, ia masih memakluminya. Tapi ini Indo juga ikut ikutan! Mana Pales kagak kaget coba?! Dengan helaan nafas Pales kembali melanjutkan.

"Jadi benar tebakan ku"

"Pales, bagaimana kau bisa tau?" Tanya Indo. Ia yahg menolong, dia yang ga sadar kalo yang ditolong itu dari Roana.

"Dari pakaian dan auranya sudah terlihat, Indo" Jawaban Pales entah kenapa membuat Indo sedikit malu.

"Gill, bagaimana kau bisa keluar dari sihir penghalang Roana?"

"Aku..aku tidak tau. Seingatku, aku hanya keluar saat dikejar² warga bersama adikku. Tapi, kumohon jangan sakiti adikku!!" Ucap Gill yang membuat Indo dan Pales sedikit tersentak.

"Berapa kapasitas mana mu?" Tanya Indo ke Gill.

"Em..aku tidak tau. Di Roana tidak ada alat untuk mengecek jumlah mana jadi aku tidak tau"

Dengan bingung, akhirnya N.K, Poland, dan Japan datang. Ia sudah mendengar kejadian nya dan kini ikut diam berpikir.

"Kak, mereka siapa?" Tanya anak kecil dibelakang Gill.

"Gill, mereka siapa?" Tanya Japan yang agak gemas menatap mereka.

"Ah, dia adikku, Liz. Dan Liz, mereka orang² yang akan menolongmu, mungkin" Jawab Gill.

"Gill, jika kalian berdua sementara kumasukkan ke kristal sihirku, apa boleh?" Tanya Indo ke Gill. Ia tak ada pilihan lain. Aura sihir mereka mudah tercium dan mereka akan langsung ketahuan jika mereka berasal dari Roana.

Dengan terpaksa, mereka menerimanya setelah mendengar jika selama di kristal mereka akan mendapatkan apapun yang mereka inginkan.

Sebelum mereka kembali berkumpul dipusat mall. Indo kembali memilih pisau yang masih ia timbang ini beli yang mana. Pales memilihkan baju untuk mereka berdua. Sedangkan N.K, Japan, dan Poland memilih kembali ke pusat mall.

Setelah Indo selesai memilih pisaunya, mereka kembali kepusat mall. Tentu mereka tak menceritakan apa yang terjadi tadi. Setelahnya mereka pun pulang kerumah masing masing. Tapi  boong. Mereka masih nginep villa yang disewa Monaco.






Info:
Roana. Biasa disebut sebagai tempat buangan. Biasanya Roana ialah tempat dimana para orang bermasalah dibuang. Agar aman para Organisasi membuat penghalang yang tak bisa dilewati oleh para warga Roana kecuali tanpa izin para Organisasi. Mereka bisa saja melewati penghalang itu saat sihir penghalangnya melemah. Namun, tidak ada yang bisa membedakan jika penghalang itu melemah karena jika berada dijarak 1 meter dari penghalang itu, mereka akan tersetrum listrik jika penghalang itu sedang dalam keadaan normal. Dan sepertinya Gill dan adikknya itu keluar saat penghalang itu sedang melemah.





TBC(⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang