PROLOG

7 2 0
                                    

~moga suka~
Votment guys.
Test ombak dlu g sih ?

...................

"Segera pasrahkan lah dirimu!!" kekehan jahat terdengar dari wanita bertanduk kecil di kepalanya.

Seorang wanita dengan rambut hitam legam kusut itu terlihat berlari kencang dengan keadaan tubuh yang tidak bisa dibilang baik. Beberapa bagian dari gaunnya robek-robek akibat terkena ranting tajam pepohonan dan juga sihir serangan dari seseorang yang mengejarnya.

Bola cahaya gelap seketika melesat hampir mengenai wajahnya dari arah belakang.

Brakk

Dahan pohon yang terkena bola cahaya gelap itu langsung menjadi abu, sudah pasti serangannya dapat membuat tubuh terluka fatal jika terkena. Bola sihir itu terus menghujami dari arah belakang, hingga wanita yang berlari menjauh itu terkena tepat dibahunya.

"Arkhh!" erangnya kesakitan. Dia alihkan pandangannya pada bahu kirinya yang terkena serangan yang seketika terus mengeluarkan darah segar. Cathline memegang bahu kirinya sembari lekas berdiri dan menatap tajam penuh emosi pada Keylova.

"Kau sungguh menjijikkan Keylova!!" Sarkas Cathline berjalan gontai bersender pada dahan pohon besar. Menunjuk Keylova tajam, Cathline berusaha menelan ludahnya. "Ternyata salah aku mempercayaimu, jika ku ingat kembali aku menyesal telah menaruh besar kepercayaan ku padamu," jeda sebentar.

"Aku membenci mu Keylova! Kau sudah mengkhianati kepercayaan ku!" Lanjutnya masih dalam emosi yang sama. Keylova menatap tajam Cathline. dengan  sekejap tubuh nya berubah menjadi asap hitam tebal mengarah  kehadapan Cathline.

Setelah dia di hadapan Cathline, dia mencekiknya kuat sehingga membuat Cathline susah untuk bernapas. "Ingat ini putri Cathline," tekan Keylova pada ucapannya. "Kau akan ku biarkan hidup kali ini, namun kau harus membuat sumpah kontrak budak dengan ku." Pintanya dengan seringai menyeramkan dan alisnya yang terangkat satu.

"Harta keluarga dan kekuatan cahaya mu, berikan semua itu padaku!" Katanya sembari melepaskan cekiknya dengan kasar.

Cathline menghirup udara dengan napas tersengal, kelelahan. Ia menatap tajam keylova, "Ingat ini keylova, aku tidak akan pernah memberikan apa yang kau inginkan, camkan itu." Tekan Cathline. Mengangkat tangannya keudara, mengumpulkan kekuatan cahaya nya dengan sisa tenaga yang ia miliki.

Cahaya putih terang berbentuk bola muncul di tangan Cathline. Sontak Keylova menatap waspada ke arah serangan yang di keluarkan oleh Cathline. "Aku harus waspada, bagaimanapun kekuatan kegelapan akan melemah jika berhadapan dengan kekuatan cahaya!" Batin keylova bersikap siaga.

"Aku harap dengan ini semua akan terselesaikan, jika belum kau dan kejahatan mu itu akan ku musnahkan habis!" Sumpah Cathline penuh tekanan. Bola Cahaya terang itu di layangkan tepat ke arah dada keylova.

"Arghh si-al uhuk..." Erang keylova kesakitan dengan darah segar yang terus keluar dari mulutnya.

Sebuah portal dari berbagai cahaya terang yang meliuk liuk disekitarnya muncul secara tiba-tiba. Ukurannya bisa mencapai tinggi pria dewasa. Keduanya saling menoleh terkejut melihat kemunculan portal. Cathline nekat berjalan pincang menuju portal itu, entah memikirkan apa, tetapi kini ia harus selamat.

Semakin waktu berjalan portal itu mulai mengecil, cahaya yang tadinya begitu terang meredup perlahan. Cathline yang melihatnya sontak berlari lebih kencang sekuat tenaga untuk memasuki portal itu. Langkah kakinya terhenti kala keylova kembali menyerang pada kakinya.

"Ck, dasar bedebah!! Awas saja kau keylova!" Umpat Cathline memegang kakinya yang sudah terluka akibat serangan itu. Keylova bertepuk tangan heboh, tak nyangka seorang Catheline yang lemah lembut itu akan mengumpat. "Wow sungguh luar biasa, kukira aku bermimpi tadi."

Memijat pangkal hidung nya pelan, Keylova kembali menatap tajam. "Kau sungguh ingin melarikan diri dari ku tuan putri Cathline?" Matanya menelisik dari atas kepala hingga bawah kaki Catheline.

"Dengan tubuh lemah mu itu?" tawa keylova menggelegar di hutan sepi itu.

Mengatur nafasnya, Catheline berusaha tenang. "Aku harus melakukannya... Sebelum mana magis ku habis, aku harus bebas!" Batin Cathline bertekad kuat. Kembali mengumpulkan seluruh sisa kekuatannya, Cathline memejamkan mata sangat berfokus mengumpulkan sisa mana magis di dalam dirinya.

"Semoga saja dengan cahaya ilusi ini, aku dapat terlepas dari serangan keylova," pikirnya. Cahaya putih terang keluar dari dalam tubuh Cathline.

Hutan gelap itu sekatika silau hingga keujung. Tanpa sadar Keylova menutupi matanya dengan kedua lengan. Cahaya itu begitu menyilaukan hingga rasanya dapat membuat kedua mata terbakar habis.

Tak mau membuang kesempatan, Cathline segera berlari menuju portal yang mulai menghilang itu. Cathline sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyingkirkan keylova dan pasukan kegelapan nya, tapi sayangnya dia terlalu bodoh karena telah meminum teh jamuan yang sudah di campur dengan racun yang melemahkanku tubuh oleh Keylova.

(Ini ngarang ya, kalau mau ketawa, silakan Karna Mimin bingung huhu)

"Selamat tinggal semuanya... Ibunda, ayahanda, dan warga desa, maafkan aku karena tidak becus menjaga kalian, maaf... " Lirih Cathline membendung air matanya.

Menatap sekitarnya sendu, ia kembali mengingat bagaimana indah dan cerianya seluruh penduduk daerah kekuasan ayahanda tersayangnya itu. Tapi sekarang tempat ini tidak pantas disebut tempat berpenghuni. Jejak darah berceceran dimana mana, tumpukkan tubuh manusia yang terpecah belai tak bernyawa dan runtuhan bangunan rumah.

Setengah badannya telah masuk ke portal. Tak kuat menahan lama air mata, ia menitikkan seluruhnya disana sambil tersenyum kecil. "Aku mencintai kalian selalu, selamat tinggal."

"Untuk kalian yang telah berpulang aku merindukan kalian. Aku berjanji akan membalas rasa sakit kalian, meskipun nyawa aku yang menjadi taruhannya..." Ucap Catheline tegar hingga portal menelan habis tubuhnya.

Cahaya terang yang dipancarkan dari tubuh Cathline ikut menghilang. Mengusap kasar mata nya, Keylova mengeraskan rahangnya kesal mengetahui fakta jika Cathline berhasil lolos dari genggamannya.

"SIALAN KAU CATHLINE!!" Amuknya menendang udara didepannya. "Awas saja kau, aku akan menangkap mu meski ada didasar neraka sekalipun!" Kerutan didahinya bertambah dan muka yang ikut memerah menahan amarah.

***

Sementara itu, di belahan dunia atau lebih tepatnya disebuah planet bernama bumi, seorang pria dengan dahi bergelombang sedang menikmati segelas winenya dengan sesekali menghela nafas.

"Kenapa para hama itu tidak ada kapok mencari masalah dengan ku!? Dasar sialan," umpatnya sembari menyimpan gelas kosong pada meja depannya, kasar.

Tanpa diduga, ruangan yang ditempatinya mulai bergetar hebat. Segala properti ruangan berjatuhan dan bergeser saking kuat guncangan itu. "Sial, gempa atau ledakan musuh ini!?"

Guncangan itu mulai mereda saat sebuah cahaya terang muncul begitu saja di atap ruangan itu. Pria itu reflek memejamkan mata saking silaunya cahaya dan berdiri bersiap bertarung. Suara benda terjatuh menggema nyaring dipenjuru ruangan. Pria itu mengumpat kasar mendapatkan seorang wanita terjatuh diatas tubuhnya.

"Sshh..."

Suara lirihan pelan terdengar ditelinga pria itu, ia melihat wanita diatasnya ada dalam keadaan tubuh penuh luka lebam maupun goresan panjang dan gaun penuh renda berlubang sobekan yang melekat di tubuh ramping nya.

"Siapa kau hah!" Tanya pria itu penuh selidik dan dingin. Matanya memicing tajam kala wanita itu membuka mata. Wanita itu ialah Cathline. Ia menatap bingung pada ruangan yang berubah menjadi asing itu. Ia semakin bingung kala pria dibawah tubuhnya bertanya sambil mencoba mengangkat tubuhnya naik.

"Ehh, mohon maaf tuan!" Cathline sontak bangun tergesa, sedikit menjauh dengan kaku. Ia menatap miring pada pria itu, "Hm?"

Jantung pria itu berdebar semakin kencang melihat wajah penuh tanah dan lumpur Cathline yang justru terlihat, "Menggemaskan sekali dia," batin pria itu tanpa sadar memuji Cathline.

(Vote nya sayang kuuu, komen beb)

Follow janlup, kalau enggk nnti kite jadiin sate!!!

Love is complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang