Selepas bel istirahat berbunyi, Reza langsung pergi menemui Johan. Biasanya Johan dan anggota glorious yang lain lebih memilih jajan di warung yang ada di belakang sekolah di banding jajan di kantin, alasannya tentu agar mereka bisa bebas jika di warung itu, bebas merokok contohnya, karena warung yang pemiliknya bernama Bi Ima itu memang letaknya agak tersembunyi dari gedung sekolah.
"JOHAN!!"
BUGHH!!!
Reza langsung melayangkan pukulan kerasnya pada wajah Johan membuat Johan tersungkur. Joseph, Gabriel, Rizvan dan Bryan yang ada disana juga berteriak karena terkejut melihat Reza yang tiba-tiba datang dan langsung memukul Johan.
"Bang Reza, lo apa-apaan sih?!" pekik Joseph namun Reza tak menghiraukan ucapan teman yang juga merupakan adik kelasnya itu.
"Diem lo! urusan gue sama Johan! sini lo!!"
Reza menyeret paksa tubuh Johan keluar dari warung lalu kembali memukuli Johan. Johan yang belum siap mendapat serangan juga tak bisa membalas pukulan Reza.
"Gara-gara lo brengsek!! gara-gara lo Nathan gak bisa maen bola lagi!!" pekik Reza sembari mencengkram kerah seragam Johan.
"Reza!!"
Alvin berlari cepat menghampiri Reza lalu menahan tubuh Reza supaya tak memukuli Johan lagi karena anak itu nampak sudah babak belur.
"Ja, udah!"
"Lepas, Vin!! gue mau ngasih pelajaran sama nih anak! lo sengaja kan buat Nathan cedera, hah?!"
"Bang, tenang dulu!" ucap Rizvan yang ikut menenangkan Reza.
"Ja, udah gue bilang, gue gak sengaja bikin Nathan cedera, kenapa sih lo gak percaya sama gue? Nathan temen gue, mana mungkin gue nyelakain temen gue sendiri." ujar Johan dengan nada semelas mungkin bahkan suara yang terdengar sesedih mungkin.
"Kalau lo gak percaya, gue bakal minta maaf sama Nathan nanti kalau Nathan udah sekolah lagi. Kalau perlu gue sujud di kaki Nathan, apa itu yang lo mau, Ja?"
Reza berdecak kesal lalu menatap dingin pada Johan.
"Bang, udahlah. Bang Johan udah cerita semuanya sama kita, katanya dia emang gak sengaja dorong Bang Nathan sama bikin dia cedera."
Johan bersorak dalam hati saat mendengar Rizvan membelanya.
"Udah, Ja. Gak ada gunanya lo gebukin Johan juga, gak akan ngerubah keadaannya Nathan, mending sekarang kita pergi aja." ucap Alvin, Reza menurut meski amarahnya pada Johan rasanya belum hilang sama sekali.
"Inget Jo! kalau sampai lo bener-bener sengaja nyelakain Nathan. Gue gak akan segan-segan bikin perhitungan sama lo. Gue juga bakal pastiin lo keluar dari glorious bahkan dari tim bola."
Setelah mengatakan itu Reza pun pergi di ikuti Alvin. Johan hanya memandang tajam kepergian Reza. Reza selalu di pihak Nathan dan di antara anggota geng yang lain mungkin hanya Reza yang sulit di pengaruhi olehnya.
"Gue makin benci sama lo Nathan." batin Johan dengan amarah luar biasa dalam hatinya.
***
Setelah hampir satu minggu di rawat, Nathan kini telah di perbolehkan pulang dari rumah sakit, kaki Nathan masih terasa sakit jika di pakai berjalan jadi ia masih mengenakan bantuan kruk untuk berjalan namun perban di kakinya telah di lepas, Nathan pun telah kembali masuk sekolah meski harus memaksa kakak-kakaknya untuk mengizinkannya sekolah karena sejujurnya terlalu lama berdiam diri di rumah malah membuat Nathan banyak melamun dan terkadang diam-diam menangis saat sedang sendirian di kamarnya, Nathan juga tak tahu mengapa ia begitu cengeng dan sensitif belakangan ini, mungkin dengan berangkat ke sekolah dan bertemu teman-temannya bisa membuat hatinya sedikit terhibur nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIA
FanfictionIni adalah kisah ke tujuh bersaudara Pratama dimana Nathan, si bungsu yang selalu di anggap anak nakal dan berbeda dalam keluarganya, namun tanpa mereka sadari, selama ini Nathan selalu memendam semua lukanya seorang diri. BTS local fiction By:Windi...