- SIAPKAN OTAK UNTUK MENGHALU -
21.55
Berlin melirik sekilas ke arah jam dinding doraemon di kamarnya, malam semakin larut tapi gadis cantik bersurai coklat itu masih harus terus berada di depan laptop.
Usai mengerjakan editan vidio hasil kerja kelompok mereka, Berlin juga harus membuat surat pengunduran diri yang diminta Pak Syahud besok pagi ada di atas mejanya.
Beberapa kali Berlin menguap dan mengerjapkan matanya untuk tetap berjaga. Kursor yang berkedap kedip bagaikan pengantar tidur baginya.
Ting.
Notifikasi dari whatsapp membuat Berlin mengambil ponselnya, dia mengernyit bingung lalu menatap jam dinding kembali.
Alkeno : Lin?
Alkeno : Sibuk gak?"Ada bencana apa dia chat gue malem malem?" monolog Berlin sambil membenarkan posisi duduknya. Tak ingin menunggu dia segera mengetik balasan dengan cepat, karena Alkeno sangat jarang sekali menghubunginya apalagi baru saja tadi siang ia save kontak cowok hoodie hitam itu.
Berlin : Nggak.
Tanda centang biru langsung terlihat ketika pesan itu terkirim, status juga berubah mengetik membuat Berlin mengurungkan niat lanjut menunggu jawaban lainnya.
Alkeno : Boleh minta tolong?
Berlin : Apa?
Alkeno : Vn lo nyanyi.
"Lah?"
Berlin tersentak kecil melihat pesan yang masuk tak lebih dari 10 detik usai dia mengirimkan balasan, gadis itu mengucek matanya dan kembali membaca dengan perlahan. Mencoba mengartikan maksud lain dari kalimat itu.
"Apaan nih cowok? Kangen suara gue gitu?"
Berlin menduga-duga merasa heran dengan pesan dari si Keno. Apakah cowok itu salah kirim? HEI!! Ini Pangeran Alkeno Bumantara, jika Angga atau teman sekelasnya yang memiliki sifat buaya campur kadal mah mungkin Berlin tidak sekaget ini. Entah kenapa dia tiba tiba merasa sedikit geer Keno berniat PDKT.
Berlin : Hah? Apanya?
Ponselnya Berlin matikan layar, berpura-pura sibuk dan menguatkan hati untuk tidak mengharapkan balasan lainnya.