- SIAPKAN OTAK UNTUK MENGHALU -
Bel pertanda masuk telah berbunyi, Berlin tersentak dalam lamunannya. Menolehkan kepala ke arah pintu kelas yang mulai dikerubungi banyak siswa-siswi 9A ingin segera masuk.
Tanpa sadar dia mencari seseorang diantara banyaknya manusia disana, mata hitam jernih miliknya tak berhenti meneliti bahkan sampai tak ada lagi orang di depan pintu. Mata gadis itu tak berhenti dengan harapan segera menemukan sosok tegap berwajah datar tersebut.
"Lin?" panggil Nayla membuat gadis itu tersentak kecil. "Lo gak ngasih surat pengunduran diri?"
Berlin mengerjapkan matanya, kembali menatap amplop putih di atas meja. Dia tersenyum tipis, mengambilnya lalu memasukkan kedalam kantung hoodie sambil berdiri.
"Gue keruang OSIS, izinin yah." Tanpa berlama-lama Berlin segera mempercepat langkahnya keluar kelas.
Saat di ambang pintu, sosok Fahri si ketua kelas muncul sambil menunduk pada ponsel. Mungkin, cowok ini yang bisa ditanya.
"Far, liat Keno gak?"
Gadis itu segera mengulum bibirnya ketika Fahri mengangkat pandangan. Membalas tatapannya sambil mengernyit bingung. "Keno? Lo nyariin Pangeran Alkeno Bumantara?" tanya Fahri mencoba memastikan pendengarannya.
Berlin mendelik. "Emangnya siapa lagi Keno di kelas kita?"
Fahri terlihat ternganga, menatap dari atas sampai bawah Berlin yang hari ini baru dia sadari memakai hoodie hitam. Apakah hoodie itu milik Alkeno? Karena memang cowok itu hari ini tidak memakai hoodie, melainkan jaket bomber hitam.
"Eh, Ehm." Berlin berdehem keras, menyadarkan Fahri yang tersentak kecil.
"Eh? Keno? Tadi di panggil ke ruang guru sih bareng gue," jawab Fahri sedikit gagu, cowok itu masih menguasai air mukanya agar tidak terlihat begitu terkejut.
"Tapi, setelah gue ngasih rekapan absen dan nilai rata rata kelas. Alkeno ditahan katanya mau ada yang di omongin sama Miss Nur."
Miss Nur, wali kelas. Sepertinya ada hal serius yang ingin dibincangkan.
Berlin mengigit bibirnya, merasa khawatir. Apakah cowok itu ketahuan bolos? Atau melanggar aturan lagi? Seperti yang diketahui, Alkeno adalah badboy.
"Ah, oke makasih," jawab Berlin tersenyum kecil. Segera berlari kembali menjauhi kelas.
Langkahnya dipercepat ketika turun ke lantai bawah, ruangan kegiatan ada di lantai dasar. Mulai dari ruangan ekskul musik, dance, drama, tenis meja, juga ruangan OSIS yang ada di ujung koridor sana.