- SIAPKAN OTAK UNTUK MENGHALU -
Mutiara Berliana Airen.
Wakil ketua OSIS yang dikenal akan sikap tenang juga sangat ramah. Penjuru SMPN 1 juga mengakui bahwa gadis bersurai coklat dengan mata sipit itu selalu tenang di segala situasi, tidak pernah membuat masalah, tipe tipe cewek yang kalau jam kosong duduk di pojok ruangan baca wattpad.
Namun, keanehan terjadi pada istirahat pertama. Gadis yang biasanya memakan bekal dan berceloteh girang dengan siswi siswi lainnya seakan berganti jiwa. Berlin mengamuk di kelas, memaki teman sebangkunya yang sudah menunjukkan air muka pasrah.
"Pokoknya! Ini semua salah lo, salah lo, salah lo."
"Iya! SEMUANYA SALAH GUE, LIN! SEMUA!" Nayla-cewek yang sedari tadi dimaki habis habisan oleh Berlin berteriak, membalas tatapan tajam gadis bersurai coklat tersebut.
Berlin mengantupkan bibirnya, mendesah kecewa lantas duduk masih dengan wajahnya yang masam. Tangannya terangkat membenarkan letak rambut sepunggung yang berkibar kesana kesini juga poni yang emtah mengapa bisa mencuat keatas.
"Lin," panggil Nayla pelan. "Gue tau lo benci sama dia, tapi kalau Bu Fitri sendiri yang nyuruh gue juga langsung kicep dah."
"Ck, biasanya aja congor lo tuh yang paling gede kalau bahas bahas beginian. Kenapa lo langsung kicep sih??"
"Ya karena ada Bu Fitri," jawab Nayla gemas. "Gue harus jaga image di depan guru muda yah, Lin."
"Cuih." Berlin meludah main main, mengekspresikan jijiknya ketika melihat sikap sok kalem cewek berlengsung pipi tersebut.
Beberapa menit kemudian Berlin kembali merengek, tidak marah marah seperti tadi melainkan lebih ke memohon kepada Nayla disebelahnya memasang wajah nelangsa.
"Huhuhu, Nay. Please, ganti aja sih dia atau gue deh pindah kelompok," kata Gadis itu sambil mengurcutkan bibirnya.
"Ya gak papa sih." Nayla manggut manggut membuat Berlin berbinar memandangnya.
"Gak papa kalau lo mau ngomong langsung sama Bu Fitri."
Kalau Bu Fitri modelan guru yang bisa di ajak diskusi pun sudah sedari tadi Berlin keluar kelas dan menghampiri guru muda tersebut. Tapi, beribu sayang sikapnya yang judes, sinis, dan sering sekali memakai kata kata memojokkan membuatnya masuk jajaran guru killer anti penolakan di sekolah. Padahal wajahnya cantik dengan kulit putih dan mata bulat jernih yang membuat banyak murid laki-laki berceletuk kalau guru tersebut 'Setengah malaikat juga setengah Iblis'.