09. Reminder

201 41 4
                                    

"Memangnya aku bisa membatalkan sesuatu hal yang sudah di tetapkan keluarga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memangnya aku bisa membatalkan sesuatu hal yang sudah di tetapkan keluarga?"

_____________________

Teacher's Pet

Chapter 09 Reminder
______________________

"SELURUH KELUARGAKU AKAN MEMBUNUHMU TERUTAMA KAK JUNKYU!" Jeritku keras saat terbangun di atas ranjang dalam selimut yang sama dengan Jongseong.

"Kau memperkosaku!" Aku memeluk tubuhku gemetaran dan si Jongseong menatapku seolah aku ini orang gila. "Siapa juga yang bernafsu dengan tubuhmu Kim." Katanya malas dan menguap.

Aku yang tadi langsung melompat turun dari ranjang dan berdiri dekat pintu pun segera melemparkan pernak-pernik di atas meja ke arah Jongseong. "Teganya kau Jongseong. Kau memperkosaku saat tidur."

"Berhenti Kim." Ia berjalan mendekat dan aku semakin melempari barang terdekatku ke arahnya. "BERHENTI ATAU AKU AKAN BENAR MEMPERKOSAMU!" Teriaknya dan mencengkram kedua tanganku erat.

Aku berusaha memberontak dan menendangnya tapi ia yang jauh lebih kuat berhasil mengunci tubuhku ke tembok. "Dengar ini baik-baik Kim, semalam kamu tertidur dan sulit sekali membangunkanmu jadi aku membawamu ke villaku."

"Lalu kenapa kita tidur satu ranjang?" Geramku tak terima.

"Itu karna kamu tidak melepaskanku dan menangis meminta aku tetap bersamamu, kau tidak ingat?"

Aku mencoba mengingat kejadian semalam tapi ingatan terakhirku setelah di mobil aku mengantuk dan tertidur, "Kau tidak menyuntikanku obat-obatan aneh sampai aku tertidur tak mengingat apapun?" Tuduhku dan ia seperti akan mencekikku sekarang.

"Kalau kau terus menuduhku seperti ini, aku akan membuat kau menyesal dan mengalami semua tuduhanmu Kim."

"Lepaskan."

"Minta maaf." Tuntutnya.

"Maaf."

"Kenapa meminta maaf?"

Aku mendelik dan ia balas mendelik terus begitu sampai aku jengkel, "Karna telah menuduhmu."

"Maaf diterima." Katanya melepaskanku dan meninggalkan kemerahan di pergelangan tanganku. Jongseong terlihat menyesal dalam satu detik dan langsung membuang muka.

"Lain kali jangan asal menuduh Kim." Katanya melempariku obat salep dari laci nakas yang segera aku tangkap. "Aku bukan lelaki brengsek yang menyentuh perempuan saat tertidur."

"Apa lagi menyentuh calon adik iparku."

Aku hanya diam saja memandang belakang kepalanya karna ia memunggungiku. Jadi aku tidak tahu ekspresi apa yang ia tampilkan tapi suaranya terdengar sedih.

"Tidak." Aku menggeleng keras berusaha mengenyahkan segala prasangka tak bermutu di kepalaku. "Apa yang tidak?" Ia berbalik menatapku ingin tahu.

"Apa kau tidak ingin menikah dengan Sunghoon?"

"Aku tidak tahu Jongseong." Kataku tetiba saja tidak ingin membahas perjodohan sialan itu. "Memangnya aku bisa membatalkan sesuatu hal yang sudah di tetapkan keluarga?"

"Yah bisa saja." Katanya terlihat tertarik sekali dengan pembatalan perjodohanku. "Kau bisa kabur dari rumah dengan lelaki yang kau cintai."

"Apa kau ingin mengajakku kabur?"

"Ha?"

"Apanya yang ha? Kau bilang tadi aku bisa kabur dengan orang yang aku cintai, apa kau lupa bahwa—" Aku diam sesaat. Lupa kalau aku sudah pernah bilang padanya bahwa aku sudah tidak mencintainya dan sangat membencinya.

"Bahwa apa Kim." Kata Jongseong tak sabar.

"Bahwa aku sedang tidak mencintai siapa-siapa sekarang." Kataku cepat.

Ia terdiam lama sambil menatapku lurus-lurus lagi, "Kau tidak boleh mencintaiku."

"Kau kepedean sekali ya." Decihku sebal.

"Hanya mengingatkan." Katanya lalu keluar dari kamar yang terdiam merana. Bohong kalau aku tidak sakit hati oleh perkataan terakhirnya.

Dia bahkan tidak memperbolehkanku mencintainya. Apa perasaanku sangat memberatkan dan membuatnya sengsara?

••••

Jongseong tidak banyak bicara saat mengantarkanku pulang dan aku sangat berterima kasih padanya yang memberiku ruang untuk berpikir.

Yah alasan apa yang harus aku katakan dengan tidak pulang ke rumah setelah di berikan ijin keluar jam malam?

Aku yakin si Junkyu akan memberikan wejangan dan mengusulkan pada ayah untuk tidak memberiku jam malam lagi.

"Jangan khawatir Kim. Aku sudah meminta ijin pada ayahmu kalau kau tidak pulang karna mengikuti pesta barbeque di villa atas nama Sunghoon."

"Ayah percaya?"

"Iya. Dia terlihat senang karna kau mau mengakrabkan diri dengan Sunghoon." Katanya dengan nada kesal.

Apa aku pernah bilang kalau mood si Jongseong itu aneh? Kadang senang lalu marah tanpa sebab seperti ini.

"Biasanya ayah perlu bukti." Kataku tak yakin. "Apa kau benar mengatakan pada ayah?"

"Aku mengirim foto selfie kita sebagai bukti." Katanya tak sabar, "Sunghoon yang merekayasa foto selfie kita berempat Kim dan jika kau bertanya mana buktinya lagi aku akan melemparmu keluar dari mobil."

"Baik, baik Jongseong aku percaya." Kataku sebelum ia meledak lebih marah dan menurunkanku dari mobilnya.

"Ayo minta maaf."

Aku mendengus sebal, "Maafkan aku tuan Jongseong, aku telah membuatmu kesal karna tidak mempercaimu tadi."

"Maaf diterima." Katanya tersenyum dan masih membuatku terpesona. Lalu dengan sedih mengalihkan pandangan karna tahu bahwa aku tidak akan pernah bisa memilikinya.

"Aku ingin bertanya hal ini dari semalam Kim."

"Tentang apa?"

"Kau dan Yoonji tidak berencana menghancurkan Yummy Kids?"

Aku terdiam gamang, apa perlu aku menceritakan semuanya pada Jongseong?

"Dari wajahmu yang mudah di tebak aku yakin kau dan Yoonji akan melakukan hal-hal merepotkan."

"Apa maksudmu dengan merepotkan?" Desisku tak terima.

"Memangnya yang kau dan Yoonji lakukan tidak merepotkanku dan Sunghoon?"

"Aku dan Yoonji tidak meminta kalian menolong kami."

"Oh ya? Dan kau mau di introgasi keluarga Jeon?" Katanya dengan nada meremehkannya.

"Kau tahu sendiri kalau keluarga Jeon adalah keluarga paling bengis dari semuanya. Jadi aku memperingatkanmu untuk jangan sok super hero untuk menghancurkan proyek Yummy Kids." []

Teacher's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang