01. Origin

259 39 4
                                    

"Kau dan keluarga sialmu yang lebih iblis, bahkan mungkin iblispun kehilangan kepercayaan dirinya setelah melihat kejahatan keluargamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau dan keluarga sialmu yang lebih iblis, bahkan mungkin iblispun kehilangan kepercayaan dirinya setelah melihat kejahatan keluargamu."

______________________________

Teacher's Pet

Chapter 01 Origin

____________________________

Keluarga Mafia terbagi menjadi berbagai macam-macam kelompok yang di samarkan dengan nama tetua marga dan di urutkan berdasarkan dari yang terkuat sampai yang terlemah; Park, Jeon, Kim, Lee, Ahn, Min dan terakhir Kang.

Dulu sekali, Ibu pernah menceritakan sejarah silsilah keluarga mafia. Bahwa tujuh kelompok hidup berdampingan dengan tenang tanpa adanya pemberontakkan untuk saling menempatkan di urutan utama.

Semua di mulai dari keluarga Kang yang mencari  cara licik sampai berhasil mengubah urutan dari yang terakhir sampai ke menengah. Urutan menjadi kacau setiap tahunnya karna setiap kepala keluarga merasa terancam dan akhirnya pertumpahan darah sering terjadi antar kelompok untuk mencapai urutan utama, mempertahankan tempat dan tidak ingin menjadi urutan terendah.

Urutan terendah adalah mimpi buruk. Karna akan menjadi budak untuk ke enam keluarga.

Sementara urutan keenam akan bersumpah setia dengan perjanjian mutlak tertentu dengan urutan keluarga kelima. Begitupun selanjutnya.

Aku tersenyum tatkala melihat dokumen terbaru urutan keluarga; Kim, Jeon, Kang, Lee, Min, Ahn, Park.

Pada tahun ini keluarga Kim menjadi urutan pertama dan keluarga Park menjadi budak enam keluarga terutama keluarga Kim.

"Nona muda." Heeseung membungkuk memberi hormat sesaat. "Jongseong sudah di pindahkan ke ruang bawah tanah sesuai permintaan nona." Katanya membuatku menompang dagu.

Kalau keluarga Lee tidak berada di urutan keempat dan Lee Jongsuk selaku kepala keluarga Lee sekaligus ayah Heeseung  tidak menyerahkan putranya sebagai pengawalku. Mungkin si Heeseung yang adalah sahabat setia Jonhseong tak akan pernah sudi melakukan tugas ini.

Aku tersenyum senang. Ingat sekali bahwa dulu ia sering melempariku pandangan menjijikkan seolah aku ini kotoran.

"Bersihkan sepatuku." Titahku dan Heeseung segera berlutut di dekat kakiku; membersihkan sepatuku dengan penuh perhatian. Aku yang melihat ini semua tentunya sangat bahagia karna dendamku terbalaskan satu persatu.

"Apa kekasihmu yang cantik itu masih sakit?"

"Aku akan melakukan apapun untukmu nona. Bahkan aku siap membunuh Jongseong." Katanya mendongak menatap lurus padaku.

Aku mendengus, "Aku hanya menanyakan keadaan Song Seulhae. Mengapa kau berpikir berlebihan Heeseung? Apa kau masih menganggapku musuh keluargamu? Lantas sumpah setia keluarga Lee untuk apa huh?!"

"Maaf. Maafkan aku." Heeseung semakin bersimpuh dan hampir mencium kakiku kalau saja Kim Junkyu tidak menganggu.

"Lee Heeseung berdirilah." Intrupsi Junkyu. Karna dia anak kesayangan ayah dan memiliki kekuasaan di atasku. Maka Heeseung harus menuruti perintahnya ketimbang diriku meski dia adalah pengawalku sekarang.

"Kau ini sampai kapan bersikap kekanak-kanakan Bella? Bersikaplah dewasa, hari ini kau delapan belas tahun, ingat?"

"Terima kasih kado ulangtahun ceramahnya kak Junkyu." Kataku sarkas sambil tersenyum cemerlang. Sementara si sialan itu malah membuang muka.

Ingat dia anak kesayangan ayah.

Aku merapalkan kalimat itu berulang kali dalam kepalaku agar aku tidak kelewatan batas dan membuat masalah. "Ayok Heeseung. Aku tidak ingin terlambat di hari pertama sekolah tahun terakhirku."

"Kau boleh pergi Heeseung." Kata Junkyu saat Heeseung menatapnya meminta persetujuan.

"Baik nona muda." Heeseung baru menyahut dan mengikuti langkahku keluar dari pavilliun utara.

"Sial." Desisku. "Mentang-mentang dia anak tunggal dari istri pertama." Dan menatap jengkel pada Heeseung yang berjalan beberapa langkah dari belakang untuk menjaga jarak.

"Antar aku ke ruang bawah tanah."

•••••

Jongseong terlihat terbaring meringkuk di balik ruang jeruji bawah tanah ini dengan sekujur tubuh penuh lebam. "Bagaimana? Kau puas nona muda?"

"Para anak buahku sudah kusuruh untuk menghajarnya sesuai permintaan nona muda."

"Kerja bagus Lee Heeseung. Sekarang pergi siapkan mobilku untuk berangkat, aku ingin bicara dulu dengan binatang satu ini."

"Baik nona muda." Heeseung membungkuk hormat sekilas dan berjalan pergi.

Aku memandang tubuh Jongseong dengan prihatin. "Buka matamu Jay."

Jongseong langsung bangun dan menatapku nyalang, "JANGAN BERANI MEMANGGILKU DENGAN NAMA ADIKKU SIALAN!!"

"Adik yang malang, bukankah Jay itu tenggelam karna menyelamatkanmu?"

"SIAL! BERHENTI BICARA!" Ia mengguncang jeruji besi dengan kalap dan menatapku nyalang penuh dendam kebencian. "Aku bersumpah akan membunuhmu dengan tanganku sendiri Kim. Kau dan keluarga sialanmu!"

Aku terkekeh mengejek, "Kau dan keluarga sialmu yang lebih iblis, bahkan mungkin iblispun kehilangan kepercayaan dirinya setelah melihat kejahatan keluargamu."

"Contoh kecilnya jika kau tidak mengingat, ayahmu memperkosa istri kepala keluarga Kang di hadapan semua tetua. Berlanjut pada putri pertama mereka."

"Kau seharusnya berterima kasih karna aku berhasil menyeretmu kesini sebelum Kang Minhye menyeretmu menjadi pemuas nafsu para pengawalnya, Park Jongseong."

"Jadi bersikaplah dengan manis padaku. Kalau kau tidak ingin lubang pantatmu itu di tusuk oleh banyak lelaki."

Jongseong sedikit mengendurkan wajah marahnya membuatku tersenyum senang, "Nah sekarang minta maaf karna telah mengataiku sialan."

"Maaf." Ucapnya membuat tanganku terulur ke lubang jeruji untuk mengusap puncak kepalanya. []

Teacher's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang