03. First Lesson

245 25 2
                                    

"Kakak ingin sekali membunuhnya atas perundungan mengerikan yang telah ia lakukan padamu Bella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak ingin sekali membunuhnya atas perundungan mengerikan yang telah ia lakukan padamu Bella."

_______________________

Teacher's Pet

Chapter 03 First Lesson

⚠️ Mature Content

________________________

Aku duduk di pangkuan Jongseong. Tepat di atas gunukan miliknya yang masih tertidur membuatnya menatapku dengan keingin membunuhku. "Singkirkan tubuh sialmu dariku!" Teriaknya tertahan dengan wajah merah padam.

"Aku sudah bilang kan, aku bosan Jongseong. Hibur aku dengan tubuh sialanmu."

"Menyingkir Sialan!"

Aku tidak mendengarnya dan bergerak menggesekkan milikku dan miliknya yang perlahan semakin mengeras. "Berhenti Kim!"

"Tsk." Aku berdecak sebal dan menarik dasi yang kupakai untuk menyumpal mulutnya agar diam. Hanya pandangan mata marahnya yang terlihat membuatku tersenyum semakin gencar menggesekkan milikku.

"Mmhhhh.." Aku mendesah tak karuan dengan milikku yang kian basah. Aku sangat ingin melakukan ini sejak lama bersamanya tatkala melihat bagaimana tubuh panasnya yang penuh peluh saat latihan basket.

Aku selalu membayangkan bagaimana rasa miliknya tatkala menusuk-nusuk milikku dengan cepat dan kasar.

"Ahhh.." Aku dengan sedikit gemetaran mengangkat tubuhku dan membuka resleting celananya sampai miliknya mengacung jelas yang sudah penuh precum.

"Ahh enakk.." Desahku tatkala menggesek secara langsung milikku dengan miliknya yang kian mengeras. Aku sudah tak tahan dan berusaha memasukkan miliknya  tapi rasanya begitu perih.

Aku terdiam sesaat dan terenggah menatapnya yang memalingkan muka tak ingin menatapku. "Sial. Lihat aku Jongseong." Desisku dan Jongseong pun menatapku.

Tatapan yang penuh kebencian dan juga hasrat keinginan membuatku mendengus sebal karna kemunafikannya, "Kau ternyata gampangan ya Jongseong." Kataku membelai miliknya yang mengeluarkan banyak precum.

"Kau ternyata bernafsu juga pada musuhmu. Apa kau juga akan begini pada setiap wanita yang mengangkang di depanmu Jongseong?"

Dia bergumam tak jelas karna sumpalan dasiku. "Sungguh mengecewakan Jongseong. Kau benar-benar gampangan dan murahan." Desisku penuh hinaan dan ia menggeram marah membuatku semakin bersemangat menggesek milikku terus menerus.

Terus begitu sampai milikku berkedut dan memuntahkan cairanku. Aku terenggah begitu banyak dan tubuhku terasa begitu lemas menyandar sepenuhnya pada tubuh Jongseong.

Deru nafas Jongseong terdengar memburu dan susah payah aku mengurut miliknya dengan tanganku karna ia belum mencapai pelepasannya.

Kedua mata kita bersinggungan dan aku merasa ia seolah ingin menciumku. "Hhhhh.." Ia menggeram keras dan kurasakan telapak tanganku basah oleh cairannya.

Persekon berikutnya aku sadar bahwa ini juga kali pertama baginya dengan bagaimana ekspresi dan pandangan matanya menatapku.

Aku bangkit berdiri dengan kedua tungkai bergetar. Lantas menatap tanganku yang penuh cairan dan tubuh Jongseong bergantian.

"Ja-jangan bilang—" Aku tercekat oleh rasa bersalah yang membingungkan. Lantas pergi keluar dari ruang bawah tanah dengan tergesa sampai di luar menemukan Heeseung yang masih menjaga.

"Bersihkan Jongseong."

•••••

Dua minggu berlalu begitu saja dan aku sama sekali tidak turun ke ruang bawah tanah. Ntah mengapa bayang kejadian terakhir itu membuatku malu dan merasa bersalah.

Aku seperti tante mesum yang telah melecehkan bocah suci.

"Bella."

Aku yang sedang melamun terperanjat tatkala kak Taehyung memanggil namaku dan mendeket ke dalam perpustakaan pribadiku. "Aku lihat kau mulai kehilangan minat pada si Jongseong."

"Tidak juga." Kataku tak bersemangat dan kak Taehyung seolah mengerti mengusap puncak kepalaku. "Kakak ingin sekali membunuhnya atas perundungan mengerikan yang telah ia lakukan padamu Bella."

"Terima kasih telah mempedulikanku kak." Kataku membawa tangan kak Taehyung hangat. "Tapi aku ingin membalasnya dengan caraku sendiri."

"Baiklah. Lakukan apapun yang kamu mau."

Aku mengangguk dan ia mengusak puncak kepalaku, "Kakak kesini karna ingin pamit."

"Pamit kemana?" Tanyaku gelisah. "Kalau kak Taehyung tak ada, siapa yang akan membelaku dari kak Junkyu kalau dia menjadi pengadu menyebalkan lagi pada ayah."

"Ada Sunoo." Kata kak Taehyung santai. "Lagi pula kakak ke Bulgaria hanya beberapa bulan dan kakak harap kau jangan membuat masalah."

"Araseo." Kataku memeluk kak Taehyung dengan sedih. "Hati-hati disana kak."

"Ehem." Seseorang berdeham dan aku melepas pelukan. Melihat kak Junkyu yang baru saja dibicarakan tengah berdiri di ambang pintu.

"Ayah memintaku membawa Bella ke ruang kerjanya." Katanya membuatku dengan berat hati mengikuti langkahnya dan melambai perpisahan pada kak Taehyung.

Ntah mengapa aku memiliki perasaan buruk. Seolah akan ada sesuatu yang buruk terjadi pada kak Taehyung.

Aku menggeleng berusaha mengenyahkan perasaan buruk itu dan memandang punggung lebar kak Junkyu. Kita hanya terpaut dua tahun, tapi gayanya seperti orang tua, cih.

"Silakan adik." Katanya menyebalkan. Masih memanggilku seperti itu padahal aku tidak suka di panggil 'adik'

Mendelik sesaat, aku pun masuk ke ruang kerja ayah yang sudah duduk tegak di kursi kebanggannya. "Selamat malam ayah." Kataku membungkuk hormat.

"Duduk." Katanya tenang dan aku pun mengikuti perintahnya.

"Sekarang bisa jelaskan mengapa kau berbuat hal tak senonoh ini." Kata ayah dingin sambil memperlihatkan cctv yang tidak kutahu saat kejadian dua minggu lalu di ruang tahanan Jongseong.

"Jika kau menjelaskannya dengan alasan rasional. Maka ayah tidak akan memindahkan tahanan itu ke keluarga Jeon." []

Teacher's PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang