[Bagian 5]

28 2 0
                                    

3rd PoV

Suatu hari saat anak-anak angkat Genah selesai berlatih, Samsul dan Peppey menunggu (Y/n) untuk mencair dari esnya. "Liat tuh! sekali doang sihir (Y/n) langsung aktif!" Samsul pamer ke Peppey karena sihir petirnya bisa mengaktifkan sihir (Y/n) hanya dalam sekali percobaan saja. Es (Y/n) mencair lalu Samsul juga pamer ke (Y/n)"Keren kan kak Stella! cuma sekali lho!"

"Iya, keren banget tadi cuma sekali" (Y/n) turut senang melihat adik angkatnya yang berbahagia dan menepuk kepala Samsul dengan lembut. "Aku mau kasih tau papa dulu ya, dah" Samsul terburu-buru untuk memberitahu Genah tentang pencapaiannya hari ini.

(Y/n) menoleh ke arah Peppey, ternyata dia cemberut. "Ada apa Pey?" (Y/n) bertanya dengan pelan "Aku kalah sama Samsul, dia bisa aktifin sihir kakak cuma dalam sekali percobaan doang" Peppey menjelaskan kegelisahannya ke (Y/n).

Mereka berdua duduk dibawah pohon didekat tempat mereka berlatih, Peppey menundukkan kepalanya memandang tanah. Tiupan angin sore seakan membelai poni rambut Peppey dan memperlihatkan kesedihannya, "ternyata di dunia apa pun itu tetep ada kompetisi antar saudara begini" pikir (Y/n).

[Berikan saya pandangan] suara dari partner yang baru (Y/n) dapat beberapa minggu yang lalu, mulai membuka suaranya. "maksudnya?" (Y/n) bertanya tetapi partnernya ini hanya mengulangi kalimat yang sama [Berikan saya pandangan]. Peppey yang mendegar pertanyaan (Y/n) pun menjelaskan "Samsul lebih hebat, sihirku gak ada apa-apanya sama petirnya. Bola apiku sering gk kena".

"Eh? Kok Peppey yang jawab" (Y/n) yakin ia sudah berbicara pelan supaya tidak didengar. Lalu partnernya bersuara lagi [Terimakasih] [Biarkan aku membantu], seketika layar notifikasi muncul.

Nama misi: Skill Issues

Deskripsi

Bantulah Peppey supaya dia bisa menembak bola api tepat sasaran

Imbalan: +20 Mana

Penalti: Tidak ada

"kok nama misinya kek ngejek gitu" Pikir (Y/n), setelah membaca misinya ia menoleh ke Peppey yang masih murung. (Y/n) tersenyum lalu menepuk pelan pundak Peppey "mau kuajari?" Angin melambai seakan membelai rambut keduanya ditambah dengan daun-daun berjatuhan suasananya begitu meyakinkan.

"Emang bisa?" Peppey menjawab tidak percaya "Kan kak Stella gabisa pakai sihir kayak kami" dengan polosnya ia mengatakan itu ke (Y/n). Suara [Mainnya hebat] berkumandang dikepala (Y/n). "Kok rasanya sakit ya", (Y/n) memaksakan senyumannya "kak, wajah kakak kok ngeri gitu" ujar Peppey yang kaget dengan ekspresi (Y/n). "Enggak gpp kok" Jawab (Y/n) sambil berdiri dan mengulurkan tangannya ke Samsul.

(Y/n) membawa Peppey ke lapangan luas yang baru saja ia temukan beberapa hari yang lalu "kita ngapain disini" tanya Peppey yang sedang mengamati (Y/n) mengambil beberapa ranting pohon yang terjatuh. "Liat aja" (Y/n) menenangkan Peppey, ia berlari beberapa meter dari Peppey dan menancapkan ranting-ranting itu ke dalam tanah.

(Y/n) kembali ke sisi Peppey "coba tembakkan bola apimu ke ranting itu" ia menunjuk ke ranting yang paling jauh. "Kejauhan gak sih" keluh Peppey, "dicoba dulu, kita kan belum tau bisa apa enggak" jawab (Y/n).

Peppey pun mulai menembakkan bola apinya ke arah ranting tersebut tetapi sudah dicoba berkali-kali bola apinya tidak sampai pada ranting itu, Peppey mulai gelisah dan (Y/n) yang melihatnya langsung senang pembelajarannya mulai berefek. "Peppey" panggil (Y/n, Peppey menoleh ke arah (Y/n). (Y/n) mengeluarkan anak panah dan busurnya, "Perhatikan" setelah mengatakan itu (Y/n) memanah lurus ke arah ranting yang jauh itu. Panahnya tidak sampai ke rantingnya ini makin membuat Peppey cemberut, "lalu ingat ini"(Y/n) mengatur posisinya dan ia memanah sedikit melambung ke arah ranting itu, tentu saja panahnya tertancap ke ranting dan hal ini menarik perhatian Peppey.

"Kok bisa?" dia bertanya kepada (Y/n) yang hanya tersenyum "kamu coba lagi sana", Peppey menekani saran (Y/n) ia mulai menembak bola apinya secara melambung tetapi tidak kena. Peppey pun frustrasi. (Y/n) melirik dan agak kecewa tetapi dia tidak menyerah, ia menghampiri Peppey dan memperbaiki posisi tangannya "kalau lambungannya sembarangan maka tidak akan kena, kita juga harus memperkirakan tidak hanya lambungannya tetapi seberapa kuat tenaga saat menembak" jelas (Y/n) lalu ia memberi aba-aba untuk menembak, bola apinya sampai dan membakar ranting itu. "Untung gk ku ajarin hukum newton" setelah berpikir seperti ini partnernya bersuara [Permainan yang sangat baik], Ini baru pertama kalinya (Y/n) mendengar suara lain selain "mainnya hebat" dan dia merasa terpuji.

Peppey senang ketika bola apinya berhasil sampai, ia pun mulai menembak ke ranting-ranting lainnya. Kali ini ia tidak sembarangan, Peppey memperkirakan terlebh dahulu baru menembak seketika hanya memerlukan beberapa percobaan saja. "Lihat kan, terus saja berlatih nanti pasti bisa" (Y/n) menyemangatinya, hari mulai larut malam mereka pun kembali ke desanya.

Beberapa hari kemudian Peppey tidak ikut latihan berturut-turut dengan Samsul, ia memilih untuk latihan sendiran di lapangan yang sudah ditunjukkan oleh (Y/n). "Kak, si Peppey kemana sering hilang" tanya Samsul. (Y/n) yang esnya baru saja mencair hanya menjawab "Gatau" (Y/n) mengelap rambunya yang masih sedikit basah karena es yang mencair.

Suatu hari Peppey kembali ikut latihan bersama, dan yang terjadi...

"Nih sihir gw lebih keren"

"Apasih gw paling keren"

(Y/n) hanya prihatin dengan keadaan ini sementara partnernya menyuarakan [mainnya hebat] berkali-kali.

--------------------------------------------------------------

[Ke Dunia Viva Fantasy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang