Malaaam
Tinggalkan jejak yaa, klik bintang di pojok👇
Ada typo? Kasih tahu aku👐
Happy reading👐
~
Mutiara menatap lelaki yang berdiri di sampingnya, kemudian menatap teralis jendela yang rusak.
"Kamu masuk lewat situ?" tanya Mutiara untuk yang ketiga kali.
Teralis itu rusak parah, sampai patah, bautnya terlepas. Jadi bagaimana bisa manusia melakukan hal itu dengan tangan kosong?"Heem." Hugo mengangguk singkat. Sebenarnya dia sedang menahan tawa melihat ekspresi Mutiara.
"Kamu beneran manusia, kan?" Refleks Mutiara menekan dada keras Hugo yang tadi menjadi tempatnya menangis. Tak dipungkiri, berada di pelukan lelaki itu sangat nyaman. Mutiara merasa terlindungi.
Hugo kembali mesem. "Heem, menurutmu?"
Mutiara merengut, gadis itu beringsut menjauh. Entah bagaimana ceritanya, pas sekali di luar sedang hujan deras, hawa dingin seketika menyesup dari celah ventilasi.
"Nanti kita keluar lewat mana?"
"Kamu tahu aku di sini dari siapa?"
tanya Mutiara. Tadi siang saat dia mendapatkan hukuman dari dosen killer, Armelia mendatanginya, lalu menyuruh Mutiara yang sedang menyelesaikan hukuman di perpustakaan untuk mengerjakan tugas gadis manja itu.Saking seriusnya mengerjakan semua itu, Mutiara tak ingat waktu, lalu membuatnya terkunci di sini. Aneh, tapi dia merasa semua ini sudah direncanakan.
"Kenapa kamu selalu diam jika ditindas Armelia?" tanya Hugo. Sebelah alis lelaki itu terangkat.
Mendengar pertanyaan itu, Mutiara berdecih. Dia tak suka jika pertanyaan dibalas dengan pertanyaan.
"Kamu enggak bakal ngerti!""Kamu harus lawan gadis jahat seperti dia!"
"Ck! Udahlah! Jangan bahas itu! Aku jelaskan pun kamu tidak akan paham."
Posisi Mutiara sangatlah sulit, andai dia punya kuasa, dia juga tidak ingin menjadi bulan-bulannan Armelia."Ada aku! Sekarang tidak perlu ragu untuk melawannya!" Hugo menyentuh jemari Mutiara.
"Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya!" Mutiara mendelik, gadis itu kembali menjaga jarak.
"Tahu aja kamu kalau sekarang aku ingin menciummu!" ucap Hugo ringan, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana.
"Ih! Mesum!" Mutiara bergidik.
"Emang aku cewek apaan, main cium cium!"
Mutiara mendelik, kedua tangannya menutup mulut. Bersikap waspada pada Hugo yang menyeringai."Hugo! Jangan natap aku kayak gitu!"
"Kenapa?" Hugo justru senang dengan tingkah Mutiara, lelaki itu berjalan mendekati Mutiara yang bergerak mundur.
"Hugo! Awas ya! Aku ikut karate ini!"
Hugo tertawa, tertawa sampai membuat sudut matanya berair.
"Aku bebas melakukan apa saja pada pasanganku!" ucap Hugo tepat di depan wajah Mutiara.Gadis itu memejamkan mata setelah tak bisa menghindar, punggungnya membentur rak buku. Dia dihimpit oleh badan besar Hugo. Kalau saja tangannya tak menyilang di depan dada, mungkin tubuh Hugo akan menempel padanya.
"Siapa yang kamu maksud?"
Mutiara sampai menahan napas karena jaraknya dengan Hugo yang begitu dekat. Jantung gadis itu mulai menggila, terlebih saat Hugo memiringkan kepala dan mengendus area lehernya."Hugo!!!"
Tangan kecilnya mencoba menciptakan jarak dengan mendorong dada Hugo."Heem, aku bisa gila!"
Napas hangat Hugo menerpa kulit leher Mutiara yang sensitif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story: Our World II
Historia CortaKumpulan cerita pendek jilid 2 area dewasa!!! cover by NonaVeeka edit by Canva fiksi semata #1 happy (9-11-2024)