What Was I Made For?~5 end

965 120 10
                                    

3400+words for ending bab

Gileeee

Kalau enggak vote, tak cubit ginjalmu😑

Canda sayaang😋

Yeaah, ada typo? Kasih tahu aku!

Happy reading👐

~

"Ini apartemen aku, kamu bebas pakai tempat ini."

Begitu pintu kayu itu terbuka, isi yang ada di ruangan itu terpampang nyata. Semakin Mutiara dibawa Hugo melangkah masuk, gadis itu dibuat terpana dengan furniture yang ada di dalam.

"Kamu bisa tinggal di sini mulai sekarang."
"Kode pintunya tanggal lahir kamu."

Mutiara yang semua sibuk menyisir beberapa ruangan, menoleh cepat ke arah Hugo. Kapan lelaki itu mengaturnya?

"Hugo, boleh aku tanya sesuatu?"
Mutiara mengikis jarak, gadis itu menunduk sebentar sebelum mendongak kembali menatap Hugo yang sejak tadi tak mengalihkan pandangan darinya.

Sebelah alis Hugo terangkat, senyuman yang terpatri di wajahnya seolah memberi izin pada Mutiara untuk melontarkan pertanyaan.

"Kenapa kamu baik sekali padaku? Sedangkan kita belum lama bertemu?"
"Kamu tahu sendiri, kan bagaimana keadaanku. Tidak ada untungnya menampung gadis miskin seperti aku."

Hugo terlihat menarik napas. "Kalau aku jelaskan padamu, mungkin kamu tidak akan percaya."
"Yang jelas, bagaimana pun keadaanmu sekarang, aku tidak peduli. Selama itu adalah dirimu akan terus berdiri di sampingmu."

"Karena?" Mutiara belum puas mendengar jawaban Hugo.
"Karena apa, Hugo? Aku bukan gadis cantik dan kaya yang bisa kamu-"

"Kamu cantik, kamu wanita tercantik setelah mamaku tentu saja. Karena-"
"Aku mencintaimu!"

Mutiara tertegun? Apa tadi, cinta? Bagaimana bisa?
"Ha? Hahaha?" Tawa Mutiara memecah keheningan, sebisa mungkin Mutiara tak menatap kedua pasang mata Hugo yang seolah selaras dengan ucapan lelaki itu, mencintainya!

"Hugo, sepertinya kamu sedang-"
"Maksudku, bagaimana bisa? Gadis sepertiku?" Telunjuk Mutiara menekan dadanya sendiri.

"Bisa, bahkan saat bertemu kamu untuk pertama kalinya, aku telah jatuh cinta," kata Hugo. Kalimat cinta yang terucap dari bibir tebal lelaki itu membuat Mutiara berdebar.

"Hugo, menurutmu jika kamu di posisiku, kamu akan me-respons seperti apa?"
"Hugo, dunia ini sangat kejam untuk orang kecil sepertiku. Kalau kamu hanya mempermainkan aku-"

"Aku serius!" sela Hugo cepat, kedua tangannya meraih telapak tangan Mutiara dan digenggam erat.
"Walau terkesan mustahil, tapi beginilah kenyataannya. Kamu adalah gadis yang aku tunggu selama ini."
"Jangan pernah meragukanku, Ara!"

Mutiara terpaku pada kedua bola mata cokelat milik Hugo. Sepasang mata itu berhasil menghipnotis Mutiara dan membuatnya lupa pada hal-hal yang masuk akal.

"Jika waktunya sudah tepat nanti, aku akan menjelaskan padamu."
"Ada yang ingin bertemu denganmu juga."
Kalimat Hugo diakhiri dengan kecupan manis di telapak tangan Mutiara.
Jantung Mutiara hampir melompat mendapat perlakuan seperti itu. Lelaki ini, kenapa semanis ini? Bisa-bisa Mutiara lupa daratan!

***

Meski kini kehidupan Mutiara telah jauh lebih baik sejak tinggal di apartemen Hugo, hal itu tak membuat Mutiara senang berpangku tangan.

Kebaikan Hugo terkadang membuat Mutiara tak enak hati, setiap harinya lelaki itu memastikan dia makan, tidur, dan beraktivitas dengan nyaman. Tak lupa dengan kalimat sayang serta cinta yang lelaki itu lontarkan.

Short Story: Our World IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang