Die memutuskan ikut pesta sosialita di kota S, menjauh dari semua orang yang di kenalnya.
Beberapa kali ponselnya bergetar. Die melihat nama Sohu di sana, bibirnya mengerucut tak senang.
Dua minggu setelah perceraian, Die mendengar pernikahan Lievi dan Sohu dari pihak ketiga. Ia marah tapi tak berdaya, Sohu merahasiakan semuanya hingga Die berikan ucapan selamat hidup baru dan selamat atas kehamilan Lievi.
Die tahu Sohu panik. Namun, Die sudah pergi tanpa jejak. Sesuai permintaan terakhir Lievi, ia harus pergi.
Suara tawa dan keramain membuat Die tidak nyaman, ia bukan tipe orang suka pergi ke pesta atau semacamnya.
Die berjalan ke arah balkon. Pintu balkon di tutup hati-hati kemudian duduk di kursi balkon dengan nyaman.
Udara malam menyegarkan.
Satu pasang mata menatam tajam ke arahnya dengan pandangan penuh ingin tahu.
Hodie Morgan bisa melihat sosoknya yang mungil, kulitnya putih bersih dan...matanya seperti apakah? Ia sangat penasaran. Rambutnya panjang sebahu, pakaian yang di kenakan mirip pria tapi tidak bisa menutupi keindahannya di tempat yang tepat.
Sinar bulan menyinari sedikit balkon, Hodie Morgan bisa melihat bibirnya merah muda lembut.
Wanita di depannya, sangat cantik pikirnya.
Niatnya ingin santai segera musnah saat melihatnya masuk. Wanita tersebut duduk tenang perlahan menutup matanya menampilkan bulu mata panjang menghias.
Hatinya kacau seketika.
Hodie Morgan tidak pernah jatuh cinta seumur hidupnya tapi melihat pemandangan indah di hadapannya membuat logika dan badannya tidak bergerak seirama.
Gelas wine di tenggak habis. Hodie Morgan berjalan perlahan ke arahnya, ia bisa mendengar dengkuran halus dan ponsel bergetar di meja sampingnya.
Hodie Morgan membaca nama di ponsel Sohu, ia merasa tidak senang tanpa sebab. Tangannya cepat meraih ponsel, iseng mencari tahu.
Ternyata ponsel tidak terkunci. Iapun bebas menjelajahi isi ponsel, si pemilik ponsel tenggelam dalam tidurnya.
Hodie Morgan menekan tombol mematikan ponsel lalu meletakan kembali di tempat semula. Ada pergerakan kecil dari si pemilik untuk mencari kenyamanan.
Tak tega melihatnya tak nyaman.
Hodie Morgan mengangkat tubuhnya, iapun duduk dan membiarkan berada dalam pelukannya.
Deg.
Sangat pas.
Bau harum menyebar hingga sunsum tulang belakang Hodie Morgan membangkitkan semua dosa yang di ingatnya.
Tangannya bergerak menjelajahi. Sudut matanya menyipit begitu mengetahui jenis kelaminnya.
Pria?
Hodie Morgan merasa Langit mempermainkan dirinya. 40 tahun hidupnya adalah pria normal tapi mendapati reaksi besar dari pria di pelukannya, Hodie Morgan merasakan hukuman Langit jatuh kepadanya.
Bibir merah muda menyita perhatiannya ketika pria dalam pelukannya bergerak mencari kenyamanan.
Sumpah serapah tujuh neraka di ucapkan dalam hatinya.
Keinginan untuk meraupnya sangat besar. Hodie Morgan tidak suka mencium bibir wanita apalagi pria.
Mabuk?
Mungkin, ini pasti karena mabuk.
Namun, bibir merah mudanya seperti ejekan pahit.
Jangan lupakan bagian organ tubuhnya yang lain mendesak untuk di puaskan. Hodie Morgan menimbang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Die, Are You Sure?
RomanceJika cinta datang, apakah dunia bisa di balik demi sebuah kalimat "Tanpamu, aku kesepian." Start. 08/11/2024 Finish. Note. Cover berubah sesuai isi cerita