Sohu memandang ponselnya, beberapa kali menghubungi ponsel Die tapi tak ada jawabannya.
Hatinya gelisah tanpa sebab.
Ia merasakan ada sebuah ancaman yang seolah menelan dirinya, apakah Die terancam bahaya pikirnya.
"Sohu..." Lievi memanggil Sohu kesekian kalinya tetapi responnya seperti hilang ingatan. Iapun mendekat.
Lievi mendudukan dirinya di samping Sohu, memegang tangannya hingga Sohu menyadari keberadaannya.
"Apa!"
"Kamu tidak tidur. Besok kita harus pergi ke rumah sakit untuk kontrol."
"Nanti."
"Sohu, kamu seperti banyak pikiran. Mau cerita?"
Sohu menoleh ke arah Lievi, "Lievi, aku sudah katakan berulang kali. Kita menikah sampai anak itu lahir, aku tidak mau berurusan denganmu lagi."
"Iya, aku tahu tapi anak ini merindukan ayahnya. Kamu tahu kan betapa pentingnya perkembangan bayi, aku tidak ingin terjadi sesuatu dengannya."
"Aku--"
Lievi sudah bertekad memenangkan hati Sohu, apapun caranya. Ia mengusap lembut punggung tangannya, "Sohu, ayo tidur."
Sohu melirik sekali lagi ke arah ponselnya lalu arah jam di dinding. Pukul 01.00 , Die pasti sudah tidur pikirnya.
"Ayo." Lievi tersenyum senang. Mereka berdua segera masuk ke dalam kamar. Ia telah membaca banyak buku untuk bisa meraih hati Sohu, siapa itu Die? Ia pasti menang.
Sohu membaringkan tubuhnya, seharian pikirannya terkuras mencari Die tapi hasilnya nihil.
Tangan Lievi memainkan perannya, Sohu enggan menangapi. Pernikahan ini terasa mencekiknya, perasaan bersalah mengelayuti terhadap Die.
"Sohu, aku--"
"Lievi, aku tidak mood."
"Tidak apa-apa, biarkan aku saja."
Lievi mulai pergerakannya, Sohu diam seperti patung. Kejadian penuh penyesalan menghantui, seharusnya ia tidak menyentuh Lievi tapi ia berada dalam pengaruh mabuk.
Sohu merasakan pergerakan Lievi semakin dalam menggodanya, hatinya memang untuk Die tetapi tubuhnya berkhianat.
Boom.
Tak tahan, permainan di ambil alih. Lievi bersorak dalam hatinya, Sohu miliknya.
Miliknya.
Selamanya.
-------
Die berdiri depan pintu gate keberangkatan, keputusan di ambil setelah kejadian memalukan.
Die...die...kamu gila bisa puas dengan seorang pria pikirnya kalut.
Begitu keluar dari rumah itu, mobilnya melesat ke bandara kota S. Beruntung dokumen dan tasnya belum sempat di turunkan.
Kota K menjadi pilihannya.
Die mengerutu ketika teringat ponselnya tertinggal di rumah pria tersebut. Iapun terpaksa membeli baru di perjalanan berikut simcard.
Apakah ini pertanda melepaskan masa lalu?
Matanya menjelajahi kesunyian ruang tunggu, lelah dan lapar jadi satu. Die memutuskan membeli roti kismis dan air mineral botol.
Duduk menunggu sambil makan. Tadi sempat berganti pakaian di toilet bandara, Die meringis saat ingat kejadian di rumah itu.
Sangat memalukan.
Satu ciuman mampu mengubah dirinya jadi jalang.
Sangat menjijikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/383176117-288-k555335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Die, Are You Sure?
RomantikJika cinta datang, apakah dunia bisa di balik demi sebuah kalimat "Tanpamu, aku kesepian." Start. 08/11/2024 Finish. Note. Cover berubah sesuai isi cerita