Tepat 10 menit, Hodie Morgan bangun dari tidurnya. Suara ketukan di pintu kamar hotelnya terdengar, tanpa kata-kata Hodie Morgan membukanya.
Die tidak sempat bergerak. Petugas resepsionis di temani petugas masuk diikuti Hodie Morgan dengan wajah datar.
"Maaf menggangu, apakah kalian sudah berbaikan?"
"Sudah," jawab Hodie Morgan cepat, Die mengerutkan keningnya. Apalagi ini pikirnya.
"Kalau begitu, apakah kalian berdua ingin menikah malam ini atau besok pagi?"
Wajah Die berubah, "Menikah? Nona, anda salah paham."
"Salah paham?"
Kebingungan muncul, "Tapi tuan Hodie Morgan sudah menulis formulir pendaftran lengkap dengan cincinnya," kata petugas resepsionis memberikan kertas yang sedari tadi di pegangnya.
Kertas cepat di buka. Die membaca data seluruhnya adalah miliknya, sisanya adalah kolom tanda tangan yang belum terisi.
"Ini..."
Badannya bergetar karena marah, Die melihat ke arah Hodie Morgan bertampang tanpa dosa. Terlihat kerlingan mata kanan yang menyesatkan, seakan mengatakan bukankah kamu ingin membantu.
"Mungkin tuan Die kurang memahami aturan kota K," ujar petugas di samping petugas resepsionis menengahi kebingungan.
Die bungkam.
"Aturan kota K terdiri 3 bagian."
"1. Pernikahan 2. Penghidupan 3. Sosial"
"Pernikahan terjadi tidak melihat gender, semua sah di mata hukum dan adat kota K. Namun, perzinahan atau perselingkuhan atau pemerkosaan tidak di benarkan. Apabila di temukan maka di wajibkan menikah di tempat."
Hodie Morgan melihat setiap perubahan wajah Die, terlihat imut pikirnya. Die melirik ke arah Hodie Morgan yang puas melihatnya kesulitan, ia ingin sekali mencekiknya.
"Aku tidak ada hubungannya dengan tuan Hodie Morgan."
Kedua petugas saling berpandangan, salah satunya mengambil bukti foto yang terjadi di kota S dan kamar hotel. Kerutan kesal nampak di wajah Die.
"Ini termasuk bukti kuat di kota K"
Die sekali lagi melirik ke arah Hodie Morgan yang jelas sekali mengejek dengan senyuman lebar.
"Ada kesalahpahaman di sini."
"Tuan Die, kami tidak bisa menunggu lama. Ada beberapa pemeriksaan kesehatan yang harus di lakukan sebelum pernikahan."
"Aku bilang kalian salah paham!"
"Tuan Die, kami mengerti kesulitan anda tapi kami masih harus melakukan pernikahan di kamar lainnya." Sanggah petugas resepsionis kuat.
Menjengkelkan pikir Die.
Hodie Morgan mendekati Die, niatnya hanya satu yaitu bermain pernikahan dengan Die karena sudah melarikan diri darinya. "Pemeriksaan kesehatan apa?" Tanyanya sambil duduk di sampingnya, salah satu tangannya berada di belakang Die.
Die mendengus dingin.
"Kami mempunyai sebuah alat yang menentukan siapa yang menjadi pihak wanita dan pria tanpa harus meneliti kesehatan yang lama."
Petugas mengeluarkan sebuah kotak semacam scan, "Jari di tusuk untuk mengeluarkan darah lalu di masukan ke dalamnya."
Kotak di letakan pada meja.
"Kamu dulu atau aku, honey?" Tanyanya penuh godaan samar di belakang punggung Die.
Entah sejak kapan jari Hodie Morgan sibuk menelusuri punggungnya, Die jelas ingin menusuknya mati. Ada getaran kenyamanan di sana yang berbaur membuat Die tarik nafas beberapa kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Die, Are You Sure?
RomanceJika cinta datang, apakah dunia bisa di balik demi sebuah kalimat "Tanpamu, aku kesepian." Start. 08/11/2024 Finish. Note. Cover berubah sesuai isi cerita