11 - to relieve longing

12 0 0
                                    

" Saat semua harus berhenti, mengapa aku harus tetap berjalan tanpa hal yang kemarin? "

Abigail menatap pada sebuah rumah kecil dengan bangunan khas Barat yang disekitarnya hanya ada beberapa pohon kecil dan tanaman hias dengan rumput hijau mengelilingi rumah tersebut. Sunyi, seperti difilm horor namun tidak menyeramkan, melainkan udara yang segar dan pemandangan yang indah, menambah istimewa rumah itu.

"Kenapa kita disini?" Tanya Abigail, memecahkan keheningan beberapa menit tadi

"Ini rumah peninggalan orangtuaku, kita bisa bicara disini tanpa ada yang mengganggu"

"Baiklah" Abigail jalan terlebih dahulu bersama Rigeon, lalu duduk dikursi kayu yang ada diteras rumah itu.

"Tidak ingin masuk?" Tanya Kalix yang mengeluarkan kunci dari saku celananya dan membuka pintu rumah itu perlahan

"Kalix, aku tidak punya banyak waktu. Aku kembali bukan untuk bertemu denganmu, tapi aku ingin bertemu dengan Noah" ucap Abigail yang merasa jengkel dengan basa basi Kalix

Rigeon berjalan menuju tanaman yang berbunga, yang dihinggapi beberapa kupu-kupu cantik. Tidak ada larangan dari orang dewasa itu, mereka hanya fokus pada tujuan mereka masing masing.

Kalix duduk disamping Abigail, lalu menggenggam tangan wanita itu dengan kuat, seolah menyalurkan rasa rindu yang ia pendam selama 2 tahun.

"Aku juga ingin dirindukan seperti kamu merindukan Noah, Abigail" Suaranya memelan, penuh harap pada Abigail

Abigail terdiam, matanya menatap pada genggaman tangan Kalix ditangannya. Begitu menyakitkan saat mendengar suara lemah Kalix seolah memohon pada Abigail untuk memperdulikan perasaannya.

"Aku mencarimu, merindukanmu, hidup dengan rasa penyesalan tidaklah mudah, Bi..." lanjutnya dengan menggantung ucapannya

Kalix mengecup punggung tangan Abigail, lalu menatap mata wanita itu dengan penuh cinta yang sama seperti dulu.

"Kita tidak pernah bercerai, kita tidak selesai. Pernikahan kita masih utuh dan sah. Tapi kenapa kamu menikah dengan laki laki lain?"

Abigail menarik tangannya, lalu mulai memberanikan diri menatap mata lelaki itu yang terlihat berkaca kaca.

"Tapi bagaimana denganmu? Kamu sediri menikah dengan selingkuhanmu"

"Aku menikahinya, untuk merawat Noah. Tidak mungkin setiap hari aku menitipkan Noah pada tetangga"

Tidak ada jawaban, Abigail kembali terdiam dan kali ini matanya beralih pada Rigeon yang sedang bermain dengan kupu kupu.

"Abigail, bagaimana bisa kamu berpikir untuk meninggalkanku dan Noah dimalam itu?"

"Apa yang membuatmu nekat meninggalkan anakmu yang masih begitu kecil tinggal bersama bajingan disatu rumah?"

"Tidak pernah berpikir tentang__"

"Cukup!" Abigail menghentikan ucapan Kalix yang belum selesai. Ia berdiri dan menatap lelaki itu dengan tajam.

"Dan kamu! Bagaimana bisa kamu berhubungan dengan wanita lain disaat istri kamu sedang hamil? Apa yang kamu pikirkan waktu itu? Tidak berpikir tentang anak anakmu, hah?"

Kalix bangun, berdiri tepat didepan Abigail lalu segera memeluk tubuh wanita itu dengan erat. Ia pikir Abigail akan menolak, namun wanita itu hanya diam dan terdengar seperti menangis.

"Aku minta maaf, Abi. Aku begitu salah, dengan kesadaran penuh aku mengaku bahwa aku memang salah, tapi kumohon jangan menyiksaku dengan kepergian, jangan menghukumku seperti itu"

Lagi, Abigail terdiam. Memilih menangis dalam pelukan laki laki yang sangat ia cintai itu, menikmati rasa hangat yang tidak bisa ia dapatkan dari laki laki lain manapun.

Kalix melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Abigail yang lolos begitu saja dari mata indahnya.

"Ayo kembali, kita ulang semuanya. Aku pastikan tidak ada lagi perselingkuhan
Diantara kita"

Abigail masih setia dengan diamnya,  matanya terarah pada manik Kalix yang terlihat lelah, ada rasa penyesalan yang besar dimata itu, rasa tulus atas permintaan maafnya dapat dibaca oleh Abigail.

" Tuhan, aku tidak bisa berbohong, aku benar-benar merindukannya. Sosoknya tidak bisa digantikan oleh siapapun" Abigail, hanya bisa bergumam didalam hatinya, sulit mengatakan dengan suara meskipun ia tau Kalix akan bahagia mendengarnya.

"Abi, ayo singkirkan orang orang yang mengganggu hubungan kita, ayo kembali. Hidup bersama kedua anak kita, dan dirumah baru kita dengan kenangan baru kita"

Rasanya lelah, Abigail menunduk tidak sanggup menatap mata yang kini sudah menangis. Ia semakin berat melepaskan Kalix, bahkan ia hampir melupakan Andreas, yang berperan penting dalam kehidupannya belakangan ini.

Tangan kekar itu memegang pipi Abigail, mengangkat dagunya perlahan agar tegak dihadapannya, Kalix merasa Abigail masih miliknya, masih sah menjadi istrinya seperti dulu.

Kecupan hangat mendarat dibibir pucat Abigail, perlahan mengukum benda kenyal nan tipis itu. Namun Abigail tidak merespon dan juga tidak menolaknya. Kalix tetap pada aktivitasnya,  seolah tidak peduli ada seorang anak kecil yang sedang memperhatikan mereka berdua.

"Mamii" lirihnya, membuat Abigail dan Kalix terkejut, lalu menghindar satu sama lain.

Abigail menghampiri Rigeon, lalu menggendong anak itu dan mengecup pipinya sekilas.

Rigeon masih menatap Kalix, ia begitu asing dengan lelaki dihadapannya yang pada kenyataannya adalah ayah kandungnya sendiri.

Kalix menyadari kebingungan Rigeon, lalu ia mendekatkan dirinya pada anak laki laki itu dan mengusap lembut rambutnya.

"Sayang, ini pa_

Ucapan Kalix terhenti saat tangan Abigail mendarat dibibirnya. Abigail menggeleng, memberi isyarat kepada Kalix untuk tidak melanjutkan ucapannya.

"Ah, baiklah" Kalix mengangguk. Lalu tersenyum tipis menyembunyikan kekecewaannya pada Abigail yang melarang  memberitahu Rigeon tentang identitasnya.

"Aku harus pulang, sampai ketemu nanti"

Abigail berjalan menjauhi Kalix, namun baru beberapa langkah, tangannya segera ditahan oleh lelaki itu, membuat Abigail menoleh padanya.

"Berikan aku nomer mu"

Abigail mengambil sebuah kartu kecil dari tasnya, lalu menyodorkan pada Kalix jika ia memang ingin menghubungi Abigail.

"Kabari aku, jika itu berhubungan dengan Noah saja"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Abigail segera meninggalkan Kalix menuju mobilnya.

Sementara lelaki itu, hanya mematung,  menatap kepergian Abigail.

Oh my, how will Kalix and Abigail's relationship continue? Will they get back together or will they live with their new partners? Keep watching, guys, don't forget to press the star. Thank you. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Goodbye, Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang