01 - Happy birthday, mama Abigail

22 2 0
                                    

"Kelak, kamu akan mengerti apa arti sebuah kehilangan disaat kamu menyadari bahwa dialah yang hanya pantas bersamamu" - Abigail

Suara jarum jam terus memutar, membuat Abigail menoleh terus menerus, sambil memperhatikan pintu utama sesekali.

Sudah pukul 22:30, tapi yang ditunggu belum juga pulang. Abigail menghembuskan nafasnya, ia berjalan pelan keruang tv dan menjatuhkan tubuhnya diatas sofa empuk, lengannya terus mengelus perut besarnya.

"Mamiii, mamii" suara serak khas bangun tidur terdengar diatas tangga, dengan langkah pelan sambil menelusuri anak tangga, Noah berusaha menghampiri Abigail yang juga beranjak menghampiri Noah.

"Disini sayang, ayo pelan-pelan" ucap Abigail, sambil merentangkan tangannya untuk menyambut Noah, anak kecil itu yang masih terlihat menguap terus menerus.

"Mami nunggu pagi?" Tanyanya, sambil menatap wajah Abigail yang menahan ngantuk

Abigail mengangguk,  lalu menuntun Noah kearah sofa, agar ia bisa kembali tidur disana.

"Sini, tiduran dipaha mami"

Noah menurut, lalu merebahkan tubuhnya disamping Abigail, dan meletakkan kepalanya dipaha wanita yang sedang hamil itu.

"Noah tidur aja ya, sayang. Papi sepertinya masih ada pekerjaan" ucapnya, sambil mengusap rambut hitam Noah.

"Kalau mami tau papi ada masih ada pekerjaan dikantor, kenapa mami tidak tidur juga?" Dengan umur 4 tahun itu, Noah bisa menjawab ucapan Abigail dengan masuk akal.

"Baiklah, ayo kita tidur sekarang" ucap Abigail yang sepertinya kehabisan kata-kata

Noah mengangguk, lalu beranjak lagi menuju lantai 2 bersama Abigail, keduanya saling menggenggam tangan agar tidak terjatuh karena rasa mengantuk yang cukup berat.

Abigail membuka pintu kamar Noah, lalu membawa Noah keatas ranjang, agar ia segera tidur dan tidak bangun siang nanti besok.

"Tidurlah sayang"

Noah naik keatas ranjang, lalu menyelimuti tubuhnya dengan selimut bermotif robot kesukaannya.

Abigail mengecup kening Noah dengan lembut, lalu mengusap rambut anak laki laki itu dengan penuh kasih sayang.

Tangan Noah mengarah kepipi Abigail, ia mengusap pipi mami nya itu sambil tersenyum, menampakkan gigi rapinya yang masih utuh.

"Happy birthday mami, semoga selalu bersama Noah sampai Tuhan harus meminta kita pulang padaNya" lirihnya,  membuat Abigail tersentuh, ia bahkan sudah hampir ingin menangis.

"Amiin, terimakasih sayang. Kamu adalah orang pertama yang mengucapkan happy birthday untuk mami" balas Abigail, lalu mengecup kedua pipi Noah bergantian

Tangan Noah berpindah keperut Abigail, ia mengusap perut itu dengan pelan dan mengajak ngobrol si calon adik yang masih setia didalam perut mami nya.

"adik, cepat keluar ya. Agar mami dan abang Noah ada temannya saat menunggu papi"

Abigail terkekeh, ia menggenggam lengan kecil milik Noah, lalu menciumnya berkali-kali kali.

"Sayang, tidur ya. Adik sudah tidur sekarang giliran abang yang tidur"

"Siap mami, selamat malam mami, i love you" ucap Noah, lalu segera memejamkan matanya

"Selamat malam sayang, have a nice dream, i love you more my son"ucap Abigail yang sudah tidak ada balasan dari Noah.

Abigail mematikan lampu terang dan hanya menyisakan lampu tidur dikamar Noah, lalu ia segera keluar agar tidak mengganggu tidur Noah yang baru saja dimulai.

Baru beberapa langkah, dan hendak kekamar miliknya, Abigail dikejutkan oleh Kalix, yang baru pulang dari kantor.

"Sayang" ucap Kalix sambil mendekati Abigail

"Baru pulang, Kak?"

Kalix mengangguk, lalu segera memeluk tubuh Abigail meskipun terhalang oleh perut besarnya, Kalix mengecup bahu dan juga pipi Abigail dengan lembut. Seperti ada rasa rindu yang tidak mampu ia ucapkan.

"Lelah ya?" Gumam Abigail sambil mengusap punggung Kalix

Kalix mengangguk, dan enggan untuk melepaskan pelukannya ditubuh sang istri.

"Im sorry" lirih Kalix, lalu matanya meneteskan airmata namun ia segera mengusapnya dengan kasar.

Abigail melepaskan pelukannya, lalu menatap Kalix dengan tatapan heran, ia tidak mengerti kenapa lelaki itu meminta maaf tiba-tiba, sedangkan ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Kalix menggigit bibirnya sekilas, seperti sedang memikirkan sesuatu, namun matanya tetap memandang Abigail yang tetap terlihat cantik meskipun sedang menahan ngantuk.

"Karena aku selalu membuat kamu menunggu"

Abigail tersenyum, lalu mengusap bahu  Kalix yang masih terbungkus kemeja biru " no problem,  kamu bekerja. Untuk aku, Noah dan calon anak kedua kita"

Kalix mengangguk, dan mengecup lembut bibir Abigail. Tangannya merangkul pinggang Abigail, dan membawa wanita itu masuk kedalam kamar.

"Aku akan mandi, lalu kita tidur"

Abigail duduk ditepi ranjang, lalu mengangguk memberikan tanda setuju pada Kalix.

Kalix segera bergegas masuk kedalam kamar mandi, ia membasahi seluruh tubuhnya dibawah shower, mengusap kasar wajahnya, lalu menangis seolah ia adalah manusia paling berdosa didunia.

"Maaf Abi, maafkan aku" gumamnya, ditengah derasnya guyuran shower.

Abigail beranjak keatas ranjang, lalu menidurkan tubuhnya karena terasa pegal dan berat. Sambil menunggu Kalix selesai mandi, Abigail berkhayal suatu saat nanti dimasa depan, ia menua bersama Kalix dengan kedua anaknya yang sudah memiliki pasangan dan anak masing-masing.

Senyumnya terukir dan tidak ia sadari bahwa kalix telah selesai dengan ritual mandinya. Ia memperhatikan Abigail yang sedang tersenyum tidak karuan. Ia pun ikut tersenyum, sambil memakai pakaiannya yang sudah selalu disiapkan oleh Abigail.

"Kenapa tersenyum² sayang? Apa yang kamu pikirkan" ucap Kalix, sambil ikut tiduran disamping Abigail

Abigail segera memeluk tubuh Kalix, lalu menghirup aroma wangi dari tubuh suaminya itu " aku memikirkan kita menua bersama anak dan cucu kita disini"

Senyum Kalix hilang, sudah tidak terlihat lagi. Begitu besar harapan Abigail terhadap rumah tangganya bersama Kalix, sehingga ia sudah berpikir ke masa depan yang sangat jauh.

Tidak, kalix harus mengatakan kebenaran pada Abigail, dan menceritakan pelan-pelan apa yang sebenarnya terjadi belakangan ini pada dirinya. Ia berharap semua akan baik baik saja jika Kalix jujur. Ia tau, bahwa Abigail adalah perempuan pemaaf dan pengertian.

"Sayang..."


Hayohhhhh,,,
Are you curious about what happens next? What do you think Kalix is actually hiding from Abigail? Come on, keep watching what's next!!






Goodbye, Ex (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang