5. Berjalan Semestinya

0 1 0
                                    

Okaaaaaayyy baiklah..

Karena emang lagi happy

Jadi bisa double nih...

Yuhuuuuu..

🏀🏀🏀🏀🏀🏀

Hari ini, hari yang sangat di nantikan oleh Dinar dan kawan-kawannya. Tepat pada hari ini Dinar dan ke 2 sahabatnya resmi menyandang sebagai alumni di sekolahnya. Suara riuh penuh kebahagiaan terdengar dari berbagai sudut sekolah. Mereka merayakannya bersama keluarga atau teman-teman terdekatnya.

Kali ini Yesa memandang sendu sang kakak yang berada di seberang sana. Terlihat Dinar begitu memancarkan kebahagiaanya di temani Yega dan Triyan. Yesa berjalan mendekat menghampiri sang kakak, dengan 3 buket bunga yang di bawa. Sedih, hanya itu yang di rasakan Yesa. Tapi Yesa tidak bisa menunjukan itu di depan sang kakak, yang jelas sedang berbahagia hari ini.

"Bang" Dinar menoleh mendengar suara yang tak asing baginya. Terlihat sang adik tersenyum manis kepadanya. "Selamat yaa" lanjut Yesa yang mencoba tersenyum lebih tulus lagi. Di ikuti pelukan yang Dinar beri untuk sang adik.

"Jangan pergi lama-lama yang bang, adek sendiri di rumah" ucapnya di dekapan Dinar. Yang kemudian terdengar suara isakan kecil dari Yesa. "Dek, jangan nangis please yaa"mohon Dinar yang tak sanggup melihat adiknya menangis.

Dinar melepaskan pelukannya dan menatap Yesa lebih dalam. "Dek, abang ga akan pergi lama, abang usahain pulang ketika libur atau lagi gak sibuk di tempat kuliah abang nanti, adek baik-baik disini, paman akan lebih sering ke rumah, adek tidak apa-apa kan?" Yesa hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. "Sekarang jangan nangis lagi yaaa,gunain sisa waktu dengan baik sebelum abang pergi , adek mau kemana? Mau beli apa? Yukk abang kabulkan semua maunya adek yaa" bujuk Dinar yang tau, bahwa adiknya sedang tidak baik-baik saja hari ini.

"Sayang sini" Yega mengambil alih tubuh Yesa yang berada di jangkauan Dinar. Yega memeluk Yesa dengan lembut, diusapnya punggung kecil sang kekasih dan membisikkan kata-kaya penenang untuknya "Yesa, ada aku. Kamu tanggung jawab aku selama Dinar pergi. Jangan takut yaa. Aku sama Triyan ada disini yaa". Kembali, Yesa hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun.

Triyan yang mendengarkan itu mendekati mereka berdua. Kemudian ikut mengusap punggung kecil Yesa. "Sa, abang ga kemana-mana, kalo butuh apa-apa panggil gue atau Yega yaa. Jangan khawatirkan apa-apa lagi. Lo adik gue juga Sa" ucap Triyan penuh sayang.

Dinar sangat bersyukur, dipertemukan dengan 2 orang sahabatnya ini. Melihat ini membuatnya semakin semangat untuk belajar dan lekas selesai demi adik dan sahabatnya.

"Yaudah, udahan ya sedihnya. Adek mau kemana sekarang, yuk abang temenin." Dinar mengalihkan pembicaraan agar adiknya tidak terus menerus merasa sedih karena Dinar yang akan pergi.

Ya Dinar memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar kota, sesuai anjuran sang paman. Yang katanya kampus itu merupakan tempatnya dan sang papa kuliah dahulu. Dan Dinar tau, pamannya ingin yang terbaik juga. Demi kelangsungan perusahaan yang akan dia teruskan.

..

.

.

.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. 3 bulan sudah Yesa ditinggalkan Dinar ke luar kota. Sepi? Tentu, tapi Yesa berusaha tidak memikirkannya. Toh setiap hari Dinar selalu mengabari, telpon, face time. Dan Yega, yang selalu datang setelah perkuliahannya selesai. 

Dari sini Yesa benar-benar merasa di cintai dengan hebat oleh lelakinya. Perlakuan Yega yang manis, selalu membuat nyaman, dan peka dengan keadaaan. Sungguh Yesa sangat mencintai pria itu. Jika Tuhan takdirkan, Yesa hanya berharap dia lah lelakinya, tak ada yang lain.

"Sayang" suara yang sangat familiar buat Yesa terdengar dari ruangan depan rumahnya. Yesa yang sedang terduduk di meja dapur beranjak dari tempatnya, dan menghampiri sumber suara. "Kenapa ga di kunci pintunya, kebiasaan deh" Yega yang mulai khawatir dengan kecerobohan sang kekasih. "Hehehe maaf lupa yank, duduk dulu yaaa aku bikinin minum" jawabnya yang segera memutar haluan untuk pergi, namun tangannya di cegah dan membuat Yesa terheran. "Ada apa" bingung Yesa. "Kamu ganti baju aja gih, aku ambil minum sendiri, ga usah cantik-cantik, kamu udah cantik, yang penting nyaman. Kita keluar sebentar yaaa, atau kamu mau makan malem di luar sekalian, biar ga pesan online terus yaa, sanaaa" titah Yega yang tentu membuat Yesa senang. Karena akhir-akhir ini Yega sangat disibukkan dengan kuliah nya. Meskipun setiap hari ke rumah, tapi hanya untuk mengerjakan tugas kuliahnya. "Makasih sayang" dan kemudian Yesa berlari ke kamarnya.

Sekarang Yega sedang berada di sebuah pasar malam. Sederhana tapi Yesa sangat senang. "Sayang mau jajan seblak boleh?" Yesa yang merasa akhir-akhir ini ingin memakan makanan pedas. Namun selalu di larang Yega,katanya nanti sakit perut. "Kamu mau dateng bulan ya". Yega yang malah balik bertanya kepada kekasihnya. "Hmm, iya kayanya 3 hari lagi kalo dari jadwal, kenapa emang?". Heran Yesa yang merasa Yega tahu semua tentang dirinya. "Yaaaahhhh harusnya aku ga ajak kamu sekarang, takuuuuut". Ledek Yega. "Ihh apaan sihh, ya udah ayo pulang aja, orang minta seblak doang malah jawab gitu". Omel Yesa yang sedang di fase sensitifnya. "Hahhahahah, iya iya iya ayo jajan seblak yaaa, tapi jangan pedes-pedes. Hari ini aku bolehin kamu makan seblak, tapi makan dulu yuk, belum makan kan? Nanti sakit perut kalo langsung makan pedes, ga apa-apa yaa makan seblak nya nanti abis makan malem?" Tanya Yega dengan hati-hati, karena takut Yesa akan lebih marah lagi. "Iya ayo" jawabnya singkat dan langsung pergi. Yega hanya menghela nafasnya dan menyusul Yesa.




"Sa, terus bahagia ya. Aku akan terus berusaha bahagiain kamu, apapun caranya. Jangan pernah berfikir untuk pergi dari aku Sa, karena aku sangat sangat sangat sayang sama kamu. Kalo Tuhan izinkan, aku mau kamu selamanya" batin Yega dan langsung mengusak rambut Yesa yang berada di sampingnya.





🏀🏀🏀🏀🏀Bersambung🏀🏀🏀🏀🏀

Tolong manis banget sih Ga...
Mau Egaaaaaa🥰🥰

YEGASA || Na YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang