"Sa mau jadi pacar aku" - Yega
"Sa nikah yuk" - Yega
"Sa maaf aku harus melakukan ini" -
Yega
Semua tentang Yega dan Yesa. Manis namun pahit. Bahagia namun menyakitkan. Ada tapi menghilang.
Waktu telah menunjukan jam pulang sekolah. Bel sekolah pun telah berbunyi 10 menit lalu. Namun Yesa masih duduk di depan kelasnya menunggu sang kakak. Tidak seperti biasanya Dinar tidak menjemput ke kelasnya.
"Yesa" panggil seseorang
"Ehh kak...ko kesini mau ngapain" tanya Yesa
"Gue mau jemput lo. Dinar ada Remedial pelajaran geografi" ucapnya
"Laaaahhh emang Kak Ega ga Remedial?" Tanya Yesa bingung
"Eehhhh bocil, gue pinter yaaaa"
"Pinteran Bang Dinar perasaan"
"Kalo bukan adeknya Dinar gue gibeng lo, hayu ahh balik, gue di suruh Dinar anterin lo pulang" kesal Yega
"Awas yaa kalo macem-macem, bilangin Bang Dinar" ancam Yesa
"Gak akan macem-macem paling 1 macem doang, jadi pacar lo, sekian dan terima kasih tuan putri"
"Dihhhh, hadapin dulu Bang Dinar, abis itu Yesa pertimbangkan"
"Okeee siap tuan putri, hayoo ahh balik, dimarahin Dinar tau rasa lo, jam segini belum balik"
.
.
Perjalanan dari sekolah ke rumah Yesa hari ini memang sedikit menyita waktu, dan membuat Yega dan Yesa terlambat sampai rumah.
Terlihat Dinar duduk di halaman rumah nya,sambil meminum kopi buatannya sendiri.
"Kenapa lama dek" tanya sang kakak
"Ga tau di jalan macet banget" jawab sang adik
"Lo ga ngapa-ngapain adek gue kan" tanya Dinar curiga
"Nar, bisa ga sih positif thinking ke gue, ya mau ngapain juga gue.." protes yang sahabat
"Loh ko bisa, emang abang pulang jam berapa, kata kak Ega kakak remedial dulu" tanya sang adik polos
Dinar yang mendengar itu menatap sahabat nya dengan nyalang. Bisa-bisanya dia berbohong dan mengatakan dirinya remedial, padahal Dinar adalah juara umum angkatan di sekolahnya..
Yega yang merasa dirinya di tatap, kemudian hanya tersenyum manis, dan meninggalkan Dinar untuk memasuki rumah sahabat nya itu.
. . .
Ketiga remaja itu sekarang sedang duduk di meja makan. Yang sudah tersaji beberapa menu kesukaan adik perempuan sang tuan rumah.
"Adek makan yang banyak yaa" Dinar mengingatkan.
"Iya abang"
"Abis ini abang mau ngomong sama kamu yaa"
"Ngomong apa?"
"Makan dulu aja sana, kan nanti abis makan abang bilang"
"Hmmm yaaa"
.
.
.
.
Ruang keluarga menjadi tempat favorit remaja itu. Sambil menikmati sisa waktu sebelum tidur. Dinar menatap sahabatnya begitupun Yega yang secara sadar menatap sahabatnya, dan seolah mengerti, Yega menganggukkan kepalanya.
"Saa gue mau ngomong" ucap Yega tiba-tiba
"Kenapa Kak, tadi Bang Dinar yang bilang mau ngomong, tapi malah Kak Yega duluan" tanya Yesa keheranan
"Ssttt jangan banyak protes" sela Yega
"Dih"
"Udah ga usah manyun, gini, lo mau jadi pacar gue kan, harusnya sih mau, dan gue juga ga mau di tolak"
"Kak Ega apaan sih, tiba-tiba banget. Kalo Yesa ga mau gimana? Ga mau ah, Yesa ga mau, Bang ini temennya dih" rengek Yesa
"Adek, denger abang. Abang sebenernya ga maksa adek mau nerima bocah ini apa engga, tapi jujur abang cuman percaya sama dia. Abang gak bisa lepasin adek ke orang yang abang aja ga kenal. kalo adek ga mau gak apa-apa, tapi nanti kalo adek mau punya pacar, inget harus ke abang dulu yaaa" ucap Dinar serius
"Hmmm ya udah adek mau deh, nunggu yang lain belum tentu juga abang setuju kan"
"Bener nih mau sama gue sayang" ledek Yega
"Ihh iya iya, bodo ahh gimana kalian aja"
"Ridho ga nih...pacaran yaaaa kitaa yaaa okee deal" seru Yega
Yesa beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan 2 orang tersebut dengan kesal. Yesa memang senang akhirnya punya kekasih, tapi emang harus banget teman abangnya. Daripada tidak kan, pikirnya.
..
..
..
..
Hari berlalu, Yesa mulai terbiasa dengan kehadiran Yega di kesehariannya. Yega benar-benar membuktikan kepada Dinar, kalau dengan Yesa lah dia akan setia. Hanya nama Yesa lah yang ada di hatinya sekarang. Dan bahagia Yesa lah tujuan utama Yega saat ini.
Tamat
⚽⚽⚽⚽⚽Bersambung⚽⚽⚽⚽⚽
Yakali mau tamat aja...
Masi pemanasan dikit dikit dulu yaaa...
See you di next chapter...
Bonus bestie
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.