Sofia merasakan ketegangan yang semakin membesar setelah membiarkan Adrian pergi. Meski ia yakin pada keputusan itu, perasaan was-was terus menghantuinya. Setiap langkahnya kini dipenuhi ketakutan bahwa suatu saat nanti ia akan terperangkap oleh sistem yang begitu teliti mengawasi. Sebagai eksekutor, ia paham betapa berbahayanya bermain-main dengan sistem, tapi hatinya mulai keras ia tak bisa lagi menjadi alat tanpa perasaan.
Sofia menghabiskan hari-hari berikutnya berpura-pura seperti biasa, melaksanakan tugasnya dengan efisien untuk menghindari kecurigaan. Namun, ketika tidak ada yang melihat, ia terus mencari informasi tambahan tentang angka yang dimiliki tiap penduduk dan sejarah di balik sistem ini. Dia mulai menghabiskan lebih banyak waktu di perpustakaan eksekutor, mencari berkas-berkas lama yang tidak pernah ia sadari keberadaannya. Dalam pencariannya, ia menemukan fakta mengejutkan sejak sistem angka diterapkan, ada lonjakan jumlah eksekusi pada orang-orang yang punya riwayat melawan otoritas. Sistem yang selama ini ia yakini sebagai penegak keadilan, ternyata adalah alat untuk membungkam siapa saja yang berani melawan.
Hari itu, ketika ia sedang asyik membaca catatan eksekusi lama, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang. Sofia tersentak, merasa jantungnya seolah berhenti. Ia segera menoleh dan mendapati Jasper berdiri di belakangnya, menatapnya dengan sorot penuh selidik.
“Apa yang sedang kau cari di sini, Sofia?” tanya Jasper, suaranya datar namun penuh arti.
Sofia berusaha tenang meskipun kepanikan melandanya. "Aku… hanya sedang membaca berkas untuk menyelesaikan beberapa tugas."
Jasper tidak langsung menjawab, tetapi menatap Sofia lebih lama, seolah mencoba menembus pikirannya. “Aku tahu apa yang kau lakukan,” katanya akhirnya. “Kau bukan satu-satunya yang merasa ada yang salah dengan sistem ini.”
Sofia tertegun. Ini adalah pertama kalinya Jasper secara langsung mengungkapkan kecurigaannya terhadap sistem. Mereka berdua saling berpandangan dalam diam, hingga akhirnya Jasper memecah keheningan.
"Ada beberapa dari kami yang mulai merasakan hal yang sama. Kami semua menjalani tugas ini tanpa pernah mempertanyakan, tapi semakin lama, semakin jelas bahwa angka-angka itu hanyalah topeng untuk menutupi kebenaran," ucap Jasper dengan nada tegas.
Kata-kata Jasper membuat Sofia merasa lega, namun juga menimbulkan lebih banyak pertanyaan. “Berapa banyak dari kita yang mulai meragukan sistem ini?” tanya Sofia dengan suara berbisik.
“Tidak banyak, tapi cukup untuk membuat perubahan jika kita bisa bekerja sama,” jawab Jasper. "Namun, kita harus berhati-hati. Setiap langkah salah bisa membawa kita ke dalam daftar eksekusi. Kau tahu seberapa kuat pengawasan mereka."
Sofia merasa ini adalah kesempatan yang tidak boleh ia lewatkan. Meskipun ia tahu bahwa jalan yang akan mereka tempuh sangat berbahaya, ia merasa inilah satu-satunya cara untuk menemukan kebenaran dan membebaskan diri dari sistem yang tidak adil ini.
“Katakan, apa yang bisa kita lakukan?” tanya Sofia penuh antusias.
Jasper tersenyum tipis. "Ada pertemuan rahasia yang akan diadakan minggu depan. Hanya mereka yang benar-benar siap untuk melawan sistem yang akan hadir. Jika kau serius, aku bisa membawamu ke sana."
Sofia mengangguk mantap, meskipun ia tahu konsekuensi yang menunggunya. Pertemuan ini mungkin adalah kesempatan yang selama ini ia cari, kesempatan untuk memahami dan mungkin meruntuhkan sistem yang mengekang kehidupan begitu banyak orang.
---
Malam itu, Sofia pulang dengan pikiran yang berkecamuk. Dia tahu bahwa jalan yang akan ia tempuh penuh risiko, namun ia tidak punya pilihan lagi. Semakin dalam ia menyelami sistem ini, semakin jelas bahwa angka-angka yang mereka gunakan untuk menentukan hidup mati seseorang bukanlah angka yang netral. Sistem ini adalah alat pengendalian, dan Sofia tahu bahwa ia harus berjuang untuk mengubahnya.
Saat beristirahat di apartemennya, ia tak bisa berhenti memikirkan pertemuan yang akan dihadiri minggu depan. Pertemuan itu adalah harapan yang telah lama dinantikannya, tapi juga mungkin menjadi titik tanpa kembali. Meski begitu, Sofia merasa siap. Ia tidak ingin menjadi boneka sistem selamanya.
Namun, di tengah malam, telepon di kamarnya berdering. Sofia merasa jantungnya berdegup keras. Setiap panggilan tengah malam adalah tanda yang buruk. Ia menjawab dengan suara gemetar, dan di seberang sana terdengar suara Petugas Hensley.
"Sofia, ada hal yang perlu kita bahas. Segera temui saya di kantor," perintah Hensley tanpa basa-basi.
Sofia langsung merasa ada yang tidak beres. Malam hari biasanya bukan waktu untuk panggilan kerja, dan nadanya yang dingin membuat Sofia semakin waspada. Meski hatinya berdebar, Sofia mempersiapkan dirinya dan bergegas menuju kantor, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.
Setibanya di sana, Sofia melihat Hensley berdiri di depan meja kerjanya, menatapnya dengan tajam. “Sofia, aku telah menerima laporan bahwa kau telah mengunjungi perpustakaan beberapa kali tanpa alasan yang jelas. Apa yang sebenarnya kau cari di sana?” tanya Hensley, suaranya menekan.
Sofia berpura-pura tenang dan menjawab, “Aku hanya mencari informasi tambahan tentang target-target sebelumnya, untuk memastikan aku memahami pola mereka.”
Hensley mendekatinya, wajahnya semakin serius. “Jangan main-main denganku, Sofia. Sistem ini tidak bisa ditipu. Jika kau memiliki niat lain, kau tahu apa yang akan terjadi padamu.”
Sofia merasa dirinya terjebak. Di satu sisi, ia tahu bahwa mengakui kebenaran hanya akan membahayakannya, namun di sisi lain, ia tak bisa terus menyembunyikan keraguannya pada sistem. Dalam pikirannya, ia tahu bahwa satu kesalahan kecil bisa mengakhiri hidupnya.
“Percayalah, aku hanya menjalankan tugas,” jawab Sofia dengan suara yang terdengar lebih tenang dari yang ia rasakan.
Hensley memperhatikan Sofia dalam diam sejenak, sebelum akhirnya mengangguk. “Baiklah, kau bisa kembali. Tapi ingat, pengawasan terhadapmu akan diperketat.”
Sofia keluar dari ruangan dengan perasaan lega, namun ia tahu bahwa ia kini berada di bawah pengawasan yang lebih ketat. Langkahnya semakin berbahaya, tapi ia tidak akan menyerah. Ia tahu bahwa perjalanan ini baru dimulai, dan tak peduli seberapa sulitnya, ia akan terus berjuang untuk menemukan kebenaran meski taruhannya adalah nyawanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Life Becomes a Number
Misteri / ThrillerKetika kehidupan menjadi sebuah angka. Karya : Sausan Nabila ⚠️ PERINGATAN ⚠️ ⚠️ DILARANG PLAGIAT/MENIRU KARYA ⚠️