17.

2 2 0
                                    

......

Virgo berkali kali menyalakan handphone nya untuk menghubungi ell. Cemas di wajahnya terlihat begitu jelas, sudah beberapa menit sejak kepergian ell tadi tapi iya masih belum mendapatkan pesan , alora bahkan tidak berbicara sejak tadi, iya sedari tadi hanya terdiam di samping laksa yang masih belum membuka matanya, yang bisa iya lakukan hanyalah menggenggam lengan laki laki itu dengan dada yang sedikit sesak. jangankan meninggalkan nya, hanya untuk sekedar berkedip pun iya ragu, iya tidak ingin melewatkan satu detikpun untuk tidak memandangi wajah laksa. Gadis itu menghela nafas.

"Kenapa jadi kayak gini si Sa, lu bangun dong, "Ucap gadis itu pelan.

Virgo beranjak dari kursinya lalu mulai berjalan sambil terus menatap layar handphone..
"Lu mau kemana? . " Tanya gadis itu.
"Mau nunggu di depan, gua belum bisa tenang sebelum liat ell berhasil dapetin donor darah nya, lu disini jagain laksa ya ra, "
Alora hanya mengangguk,
Virgo berjalan keluar.

.....

"Yaudah sekarang lu ikut gua " Kata ell tegas.
Devka memeluki lengannya.
"Gimana gua bisa percaya kalo lu bakal kasih 5 miliar . " Celetuk devka.
Emanuell mendengus.
"Lu tenang aja, uang itu bakal lu dapetin kalo laksa udah berhasil sadar, bukannya harusnya lu yang tanggung jawab!! Yang udah ngebuat laksa babak belur bahkan sampe masuk rumah sakit kan lu sendiri, harusnya lu berterimakasih sama gua karna gua gak laporin lu dan temen temen lu ke polisi!!!
Devka hampir tersulut emosi, iya hampir akan memukul wajah ell namun ditahan jefri.
"Tahan Dev, lu gak usah repot repot ngotorin tangan lu, lu tinggal nyuruh gua!!. " Ucap jefri .
Devka berdecak.
"Kalo bukan karna uang 5 miliar itu, gak sudi gua donorin darah gua buat bocah gak berguna itu!!! . "
Emanuell mengantongi kedua lengannya.
"Dasar matre lu! Yaudah sekarang kita ke rumah sakit. Laksa butuh banget darah lu secepatnya.
Devka bergumam dalam hati.
"lu liat aja sa! Gua bakal bikin lu berhutang budi karna udah minta darah gua yang berharga. Lu fikir ini yang terakhir? Mungkin kali ini lu menang dari gua! Tapi gua gak bakal lepasin lu gitu aja!! Lu harus jadi anjing bawahan gua!!!. " Gumamnya lalu tersenyum sinis.
Ell mengerutkan alisnya.
"Kok gua ngerasa devka lagi ngerencanain sesuatu ya!! " Bisiknya pelan.
"Yaudah yuk jalan!! Lu tunjukin gua arahnya. " Ucap devka lalu berjalan menuju motornya

Virgo berjalan mondar mandir di depan pintu rumah sakit.
"Ell ko belum dateng juga sih. "
Tak lama motor mereka datang dan mulai menepi, Virgo mengusap wajahnya.
"Akhirnya dateng juga. "
Emanuell dan devka mulai berjalan masuk.
"Laksa gimana?. " Tanya ell.
"Masih belum sadar. "
Virgo mendekatkan wajahnya ke telinga kanan ell.
"Gimana caranya lu bilang ke devka soal donor itu, kok kayaknya dia bersedia banget buat ngasih darahnya buat laksa" Bisik Virgo pelan.
"Ceritanya panjang vir, tar gua ceritain." Kata ell.

Waktu berjalan.
Devka mulai membaringkan tubuhnya di ranjang yang sudah disiapkan, ell dan Virgo berdiri di samping dokter ,
"Oke saya mulai ya. " Ucap dokter itu ketika mengarahkan jarum suntiknya ke lengan devka, Laki laki itu mulai berkeringat.
"B_bbentar bentar dok!! Santai aja kali jangan buru buru, saya bahkan belum ngambil nafas. "
Ell mengangkat sebelah alisnya lalu berdecak.
"Jangan bilang lu takut sama jarum suntik!. " Ucap ell.
Virgo menggelengkan kepalanya.
"Psikopat kok takut jarum, kek bocah aja . Udah dok suntik aja biar temen saya bisa cepet sadar. "
Dokter itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Tahan ya. " Ucap dokter itu kemudian dengan cepat langsung menyuntik lengan devka. Pria itu lemas lalu pingsan.
Virgo menepuk dahinya.
"Lain kali kalo dia jahatin laksa lagi gua bakal takut takutin pake jarum suntik. " Celetuk Virgo.
Emanuell menarik sebelah senyum nya.
"Ni orang biar dokter aja yang tanganin, mendingan sekarang kita samperin lora terus ajakin dia balik dulu, besok pagi baru kita dateng lagi kesini. "
"Alora gak bakal mau di ajakin balik, dia pasti nolak!. "
"Kalo kita paksa pasti mau, biji kuaci kayak gitu kalo nolak tinggal gua kantongin. Simple kan. " Celetuk ell.
"tapi lora tu kecil kecil nyeremin tau ell!. "
"Yaelah tinggal sentil aja! sampe dah tu ke mars.
Virgo tertawa.
"Bisa aja lu!! Udah yuk ke kamar laksa. "

Pintu kamar terbuka. Virgo muncul duluan dikamar itu, emanuell entah pergi kemana.
"Gimana? Dapet gak pendonornya??. "
"Lu tenang aja ra, besok pagi laksa pasti udah sadar, sekarang kita balik dulu, besok kesini lagi. "
"Alhamdulillah, gue seneng dengernya. Tapi kalo lu mau balik, balik aja duluan. Gue mau disini aja. " Ucap gadis itu
"Ya lu juga balik ra, besok kesini lagi pagi pagi, sebelum matahari melek kalo perlu!. " Tegasnya.
"Tapi laksa gimana? "
"Kan ada dokter, udah yu buruan, ell juga kayaknya udah balik tuh. "
Alora menghela nafas.

Emanuell sudah menunggu diluar dengan sebuah taksi .
"Kalian berdua naek taksi, gua bawa motor. " Kata ell.
Virgo mengerutkan dahinya.
"gua baru sadar kalo lo bawa motor, bukanya kesini naek ambulans?. "
"Gua nyuruh temen yang bawain, kalo gak gitu gimana gua mau nyari devka, masa naek taksi. " Tuturnya.
Virgo mengangguk faham.
Laki laki itu mempersilakan alora untuk naik terlebih dahulu , baru iya menyusul.

Emanuell mendahului mereka bersama dengan motornya,

Alora hanya terdiam sepanjang perjalanan, iya terus menatap keluar jendela taksi, melihat pemandangan jalanan di malam yang gelap, iya terus saja merasa risau, meski sudah di ingatkan berkali kali tapi perasaan takut dihatinya tidak juga menghilang, banyak sekali hal yang iya fikirkan, yang mungkin tidak bisa dijelaskan satu persatu, meski dikenal sebagai gadis yang ceria dan cerewet, pada dasarnya iya tetaplah gadis yang selalu merasa kesepian,
Ditambah lagi dengan situasi menyebalkan ini, kali ini iya harus menerima keadaan bahwa laki laki yang di cintainya terluka, iya bahkan tidak tau alasannya apa,
Gadis itu mengalihkan pandangannya dan beralih memandangi laki laki yang tertidur disebelahnya , " Nyebelin  ". Iya menyuarakan fikiran nya,

Taksi itu berhenti didepan gerbang rumah nya, iya segera mengambil beberapa lembar uang untuk membayar taksi. " Sekalian punya temen saya pak," Ucapnya kemudian berjalan . Virgo masih tertidur di kursinya, taksi itu pergi.
Alora menutup gerbang setelah berhasil masuk. "

....

"Gue gak bisa kayak gini terus, gue harus secepatnya nembak laksa, bodo amat dah dia bilang gue gatel atau apapun itu, gue cuman mau ngebebasin hati gue dari perasaan suka yang tak terucapkan . Karna exited sendirian itu gak asik. "

 "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANTARIKSAWhere stories live. Discover now