Behind My Boyfriend's Back

2.6K 4 0
                                    


PART I

"Nghh!--Om Hendro~"

"Akhh! Akh! Nghh!"

Pria berusia tiga puluh tujuh tahun itu tersenyum menang saat pacar dari keponakannya itu kini hanya bisa mendesah dan sesekali meremas rambut belakang miliknya lembut. Hendro semakin semangat menjilati tulang selangka Shasha yang menonjol begitu seksi.

Slurrp... Slurrp...

"Omhh~ jangan di-dikasih tanda-Akh-nanti ketahuan Daffa." Shasha berbicara ditengah-tengah gairahnya yang sudah membumbung tinggi. Padahal baru dijilat tulang selangkanya, apa kabar kalau puting sama memeknya udah diobok-obok sama Om Hendro.

Hendro mendengus sedikit jengkel tapi ia akhirnya berhenti berusaha membuat tanda kepemilikan di wanita belia berusia enam belas tahun tersebut. Dengan kasar jemari besarnya melepaskan sisa kancing baju yang masih belum terbuka.

Tanpa repot-repot melepaskan kemeja berwarna hitam dari tubuh sekal Shasha, Hendro juga langsung menurunkan cup bra Shasha dan kedua ibu jari dan telunjuknya tanpa sungkan langsung bermain dengan pucuk pink Shasha yang sudah mengeras setinggi gunung Himalaya.

"Anghhh!" Refleks Shasha langsung mengerang. Matanya memandang sayu ke arah Hendro, seolah mengatakan bahwa ia menginginkan lebih, lebih dari sekedar pelintiran di putingnya. Shasha ingin putingnya dicium, diemut, disedot, digigiti kecil atau apapun itu asal ia bisa mendapatkan kenikmatan.

"Pentilnya makin gede, ya, Sha. Sering dimainin ya?" Hendro berbicara dengan nada yang seksi dan menggoda.

Shasha tanpa rasa malu menganggukkan kepalanya. "Kan Om Hendro yang suka mainin. Mmhhh..."

"Ah masa, sih? Daffa kan juga mainin pentil kamu." Ujarnya sambil memberikan remasan kuat di kedua bukit payudara Shasha yang belakangan semakin montok.

"Mmhh... Tapi gak sesering Om maininnya-Akh!-Akh-Ommmm~" Shasha mengeluarkan erangan manjanya yang semakin membuat Hendro semangat memainkan gundukan montok milik Shasha. Terlalu gemas dengan wanita yang masih berada di bangku kelas satu SMA tersebut.

"Om jangan diremes terusss sakit, tau."

"Tapi enak, kan?"

Wajah Shasha memerah seperti kepiting rebus. Melihat bagaimana wajah imut itu bersemu dengan senyum malu-malu yang terukir di bibir mungilnya. Hendro yang tidak tahan kini mendekatkan bibir tebalnya ke bibir Shasha, memberikan ciuman ganas sambil menggigiti bibir bagian bawah Shasha, menjilatnya lalu memaksa meneroboskan lidahnya yang panjang ke mulut Shasha.

"Nghh! Akhh!! Nnuuhh..."

Hendro memainkan lidahnya ke rongga mulut Shasha, mengajak berdansa lidah selingkuhannya yang kecil-kecil cabe rawit ini. Mengabsen satu persatu gigi rata sang wanita berambut panjang itu. "Julurin dong lidahnya, sayang." Gumam Hendro penuh gairah.

Bak kerbau yang dicucuk hidungnya, Shasha menuruti perintah Hendro. Ia mengeluarkan lidahnya dan mata bundar itu memandang tepat pada mata Hendro yang tengah menatapnya penuh kemesuman.

Secepat Shasha menjulurkan lidahnya, secepat itu pula Hendro menyedot lidah itu dengan rakus. "Ngghhh... Sha... Kamu punya Om, selamanya punya Om."

"I-iyah-Akh!-Shasha punya Om."

Selama bibirnya memanjakan lidah Shasha, kedua tangannya pun tak tinggal diam. Ia kembali meremasi payudara Shasha sedangkan tangan sebelahnya lagi kini memegang paha bawah Shasha dan melebarkannya. Hendro letakkan sebelah kaki Shasha di atas pahanya.

"Duhh si Om udah ngaceng aja." Katanya pelan. Shasha membingkai wajah Hendro dengan kedua tangannya--melepaskan lilitan lidah keduanya. Nafas mereka berdua memburu, ada kilatan penuh nafsu di kedua mata mereka.

Shasha yang bertubuh mungil begitu terlihat erotis mengangkang dengan Hendro di atas tubuhnya. Jangan lupakan bagaimana bra-nya yang masih terkait--tapi cup bra sudah turun sehingga terpampang nyata payudara dengan pucuk pink yang mengacung seolah ingin dilecehkan oleh Hendro.
Rok span selututnya juga sudah terangkat hingga ke pinggangnya.

"Kamu, sih, binal banget ngangkang di depan Om. Pengen banget ya Om kontolin," jari-jari besar Hendro menggosok pelan vagina Shasha yang masih tertutup celana dalamnya.

"Mana udah basah banget lagi. Belum juga diapa-apain udah banjir aja."

Shasha menutup matanya dengan dahi yang mengernyit kala ia merasakan jari-jari nakal Hendro yang menggosok vaginanya. Meskipun terhalang celana dalam, tapi tetap saja rasanya nikmat sekali.

Aduh, sial. Udah gatahan. Pengen banget digauli sama Om Hendro. Jeritnya dalam hati.

*


Lanjutannya di Karyakarsa, click link in my bio ✨

Short Story (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang