DADDY

2.4K 3 0
                                    


Dion adalah seorang pengusaha muda dengan wajah tampan, hidung mancung, rahang tajam nan kokoh, dan jangan lupakan tubuh atletisnya. Di usianya yang baru 30 tahun ia telah sukses dengan segala bisnisnya. Baik itu usaha warisan keluarga, maupun usaha yang ia bangun sendiri. Dion adalah definisi pria tampan dan mapan.

Tapi Dion hanya hidup seorang diri, Papa ibunya telah meninggal saat usianya 25 tahun. Tak memiliki satupun sanak saudara, hidupnya hanya ditemani oleh lembaran kertas laporan pekerjaan. Dion kesepian.

Hingga suatu hari, saat ia habis berkunjung dari rumah rekan kerjanya, Dion melihat seorang gadis cantik yang mungil nan lugu di taman. Gadis itu sendirian, duduk di atas ayunan, menatap anak-anak kecil yang tengah bermain bersama.

"Kenapa duduk sendirian?" Tanya Dion saat ia berdiri di depan gadis itu.

Yang ditanya menatap Dion bingung, "hah?"

"Kenapa gak ikut main sama mereka?" Tanya Dion lagi, sambil menunjuk anak-anak kecil yang tengah bermain

"Aku sudah besar tau om, mereka tidak akan mau bermain denganku" Jawab gadis itu dengan lesu.

Alis Dion bertaut bingung, dalam hati ia merasa bahwa gadis di depannya memiliki usia yang sama dengan anak-anak yang tengah bermain.

Dion berlutut di depan gadis itu "memangnya umur kamu berapa tahun?"

"Hari ini aku sudah tujuh belas tahun om!" Jawab gadis itu, kali ini dengan semangat dan senyum manis "harusnya hari ini aku rayain ulang tahun bareng Mama tapi tadi Mama izin untuk pergi bekerja dahulu" lanjut gadis itu.

Dion terperangah, gadis ini benar-benar mungil. Tidak tampak seperti seorang remaja. Di mata Dion, gadis yang katanya baru berusia tujuh belas tahun itu terlihat polos dan lugu.

"Ka-"

"Anya!"

Seruan itu memotong ucapan Dion, gadis di depan Dion refleks berdiri dan melangkah ke sumber suara, membuat Dion yang berlutut di depannya hampir terjatuh jika tidak menjaga keseimbangannya dan segera berdiri.

"Kan Mama sudah bilang, jangan keluar rumah sendirian. Bahaya!" Omel seorang wanita pada gadis mungil itu.

"Ayo pulang, kita ketemu Papa dulu, setelah itu kita makan malam berdua untuk merayakan ulang tahun kamu."

Wanita itu menarik tangan si gadis mungil, menatap Dion penuh selidik dan waspada. Lalu tanpa mengucapkan sepatah katapun, wanita itu pergi meninggalkan Dion yang tengah senyum miringnya.

"I'll got you baby"

***

"Selamat pagi!" Sapa Dion begitu keluar kamar dengan kemeja rapi dan rambut yang setengah basah, tampak segar sehabis mandi.

"Pagi Mas," balas seorang wanita yang tengah memasak di dapur.

"Masak apa sayang?" Tanya Dion pada istrinya.

"Nasi goreng sama telur mata sapi aja Mas, hari ini aku harus ke butik lebih cepet jadi gak akan keburu kalau masak terlalu banyak." Jelas Rosa- istri Dion

"Gapapa, apapun masakan kamu pasti aku makan" Dion tersenyum pada istrinya.

Rosa membalas senyum suaminya, "tolong bangunin Anya dulu Mas. Aku masih repot ini"

"Oke"

Dion melangkahkan kakinya ke lantai dua, tempat kamar anak tirinya berada, Anya. Setahun telah berlalu, sejak pertemuannya dengan Anya di taman saat itu membuat Dion penasaran pada Anya. Rasa yang berawal dari penasaran itu, berubah menjadi obsesi. Dion terobsesi dengan Anya, yang saat ini adalah anak tirinya.

Short Story (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang