[SADNESS SECRET]
.
Hari dimana Kanaya pergi meninggalkan tempat yang Kanaya sebut rumah telah tiba. Selama 8 tahun Kanaya tinggal di panti asuhan tanpa tau siapa orangtua yang membuatku ada di dunia. Kanaya tak tau nama, wajah, dan semua hal tentang mereka. Seolah Kanaya tiba-tiba ada di dunia ini tanpa perantara oleh mereka.
"Aya harus tetap jadi anak baik. Dengerin kata tante Olivia dan om Aksa yah," kata Bu Niam sambil mengelus kepala Kanaya. Senyuman yang Kanaya lihat itu sungguh nyata tetapi Kanaya juga melihat ada kesedihan dari sorot mata Bu Niam.
Ketika itu, semua suster dan beberapa teman Kanaya berkumpul di depan panti untuk melepas kepergiannya. Semua terlihat sedih, terutama Kenan. Sebelum Kanaya benar-benar pergi dari sana Kanaya mendapatkan pelukan hangat yang tak tau kapan Kanaya akan terima lagi.
Setelah semua perpisahan itu, Kanaya masuk ke dalam mobil milik Olivia dan Aksa. Kaca mobil diturunkan agar Kanaya dapat melambaikan tangan kepada semuanya. Kanaya sangat sedih kala berpisah dengan mereka. Orang-orang yang Kanaya anggap keluarga, tak bisa kau jumpai lagi setiap hari.
Satu diantara banyaknya orang yang membuat Kanaya amat sedih adalah Kenan. Wajah Kenan terlihat pilu walau tak ada air mata yang menetes. Tubuhnya yang terdiam kaku, menjawab semua rasa yang tengah ia pendam dalam-dalam.
"Dadah Kenan...." gumam Kanaya, ketika melihat Kenan.
Kanaya menundukan wajah, dengan mata sayu dan bibir menurun. Bersandar pada kursi mobil saat teman-temannya sudah tak terlihat lagi dari mobil yang sedang ia naiki. Saat itu, Olivia menenangkannya. Dia berkata bahwa ia akan mengajak Kanaya jalan-jalan ke panti asuhan lagi suatu hari nanti. Itu membuat kesedihan Kanaya sedikit berkurang.
Mobil yang Kanaya naiki tiba disalah satu rumah besar. Kanaya begitu takjub saat melihat rumah berwarna putih yang memiliki 2 tingkat dan memiliki halaman yang luas. Ini kali pertama Kanaya melihat rumah besar dan indah seperti itu.
"Kanaya suka sama rumahnya?" tanya Olivia.
"Suka tante," jawab Kanaya.
"Mulai hari ini Kanaya akan tinggal disini sama om dan tante," sambung Olivia sambil mengelus kepala Kanaya. Kanaya paling suka ekspresi Olivia yang begitu tulus itu.
"Beneran?"
"Iya dong. Ayo masuk, kita lihat kamar buat Kanaya."
Mereka bertiga kemudian masuk ke dalam rumah. Luar rumah itu begitu indah, tetapi bagian dalam jauh lebih indah dan menakjubkan. Kanaya tak henti untuk terus menunjukan wajah bahagia dan terkesima akan keindahan rumah itu.
Aksa memimpin jalan menuju kamar yang ada di lantai dua. "Selamat datang," ucap Aksa sambil membuka pintu kamar.
"Wah..." mata Kanaya terbuka lebar dengan tatapan berbinar. Kamar ini mengagumkan.
Kamar dengan warna dominan pink dan putih. Ini mirip dengan kamar tuan putri di buku yang sering Kanaya baca. Jadi begini jika kamar putri menjadi nyata.
Kanaya melangkah perlahan masuk ke dalam. Melihat berbagai macam barang yang ada disana. Kanaya memutar tubuhnya agar bisa melihat semua bagian dan setiap sudut kamar. Kamar itu sungguh indah, membuat Kanaya bertanya-tanya, apakah ini memang kamarnya? Sungguhkan ia akan tinggal di kamar ini mulai sekarang? Ini kali pertama Kanaya memiliki kamar sendiri.
"Kanaya suka sama kamarnya?" tanya Aksa.
"Suka banget om," ujar Kanaya
"Bagus deh kalau Kanaya suka."
"Sekarang Kanaya istirahat yah. Pasti capek udah naik mobil berjam-jam," kata Olivia.
"Kita tinggal yah. Selamat istirahat," lanjut Aksa.
Kini Kanaya sendirian berada di kamar itu. Entah sampai kapan Kanaya akan berhenti takjub dengan keindahan kamar barunya. Kanaya berkeliling melihat barang-barang dikamar itu satu persatu.
Mulai dari ranjang yang ditutupi oleh tirai putih diatasnya, meja belajar yang dilengkapi dengan kursi yang memiliki empat roda, ada meja lagi yang memiliki kaca besar diatasnya, lemari yang begitu besar dan berjejer rapi, berbagai pajangan di dinding dan bunga yang menghiasi kamar.
Kanaya begitu penasaran dengan isi lemari yang sungguh besar. Lalu membukanya secara perlahan. Mulut Kanaya terbuka dan matanya melebar saat melihat isi lemari itu. Semua pakaian yang pernah Kanaya lihat di buku dongeng ada disana. Pakaian yang indah dengan warna pastel.
"Apa ini beneran buat Aya?"
Kanaya sangat mengagumi pakaian-pakaian itu. Di saat yang sama Kanaya juga mengingat teman-temannya di panti asuhan. Mereka tak pernah punyai rumah dan pakaian yang indah seperti ini. Kanaya jadi merasa sedih karena menikmati semua ini sendirian. Andai saja mereka juga bisa ikut bersamanya, Kanaya pasti akan sangat senang.
***
Hari-hari Kanaya dikeluaga baru berjalan dengan penuh kebahagiaan, walau terkadang Kanaya akan menjadi sedih karena mengingat teman-temannya di panti asuhan. Terutama Kenan, Kanaya jadi merasa ada yang hilang darinya.
Sudah beberapa hari setelah Kanaya datang ke rumah dan keluarga baru, Kanaya di ajak oleh Aksa dan Olivia untuk mengunjungi salah satu kantor. Awalnya Kanaya tak tau apa itu. Sampai Kanaya bertanya kepada Olivia dan akhirnya mengetahui alasan kenapa mereka datang kesana.
Merekabertiga masuk ke dalam kantor catatan sipil. Di sana Kanaya melihat mereka yangdisambut baik oleh karyawan di sana. Kata Olivia, Kanaya akan resmi menjadianaknya setelah di daftarkan di sini hari ini.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Kasih Di Balik Pintu
Teen FictionMah... Pah... Aku cuma mau kasih sayang kalian.... . Bagi seorang anak yang tumbuh dengan penuh cinta dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, tidak mengetahui kekosongan hati seorang anak yang tidak mendapatkan hal itu. Begitupula aku, Aurora Adell...