[SADNESS SECRET]
.
"Akhirnya aku punya anak," teriak Aksa dengan tawa bahagia
Tubuh Kanaya terasa kaku, bahunya menegang. Ada sesuatu yang aneh terasa pada tubuhnya.
Senyum Kanaya kemudian mekar. Bukankah ini harapan yang Kanaya selalu ucapkan dalam hatinya? Memiliki ayah, ibu, dan saudara adalah impian Kanaya.
Kanaya melanjutkan langkahnya. Setibanya di dapur, Kanaya mengambil air hingga teko yang ia bawa terisi penuh. Barulah Kanaya kembali ke kamarnya.
Setibanya di kamar, Kanaya langsung mengabari Kenan mengenai hal itu.
Seperti yang Kenan katakan, Kanaya begitu bahagia. Perkataan Kenan membuat dada Kanaya sedikit berdebar. Senyumnya mulai mekar. Bayang-bayang akan kehadiran anggota baru di rumah itu bermunculan. Kira-kira bagaimana sosok adik baru itu? Dia pasti selucu bayangan Kanaya.
Malam itu, Kanaya tidur bersama dengan semua khayalannya akan adiknya yang belum lahir. Sudah banyak hal yang ia pikirkan mengenai apa saja yang akan ia lakukan bersama dengan adiknya kelak.
***
Di ruang makan, semua telah berkumpul untuk sarapan. Kanaya sudah mulai menyantap sarapannya. Begitu pula dengan Olivia dan Aksa.
Mata Kanaya melihat ke arah kedua orangtuanya beberapa kali. Itu karena Kanaya menunggu mereka memberikan kabar baik semalam kepada dirinya. Tetapi walau Kanaya telah menunggu cukup lama hingga makanannya akan habis, tak ada pembicaraan mengenai Olivia yang tengah mengandung.
"Mah, Pah, Kanaya denger, mamah hamil, beneran?" tanya Kanaya dengan antusias.
Olivia dan Aksa memberikan senyum cerah. "Iyaa, nanti kamu harus jagain adik kamu baik-baik yah," ucap Aksa.
"Iya pah."
"Mamah jangan capek-capek, biar adik Kanaya sehat," ucap Kanaya.
"Mamah yang paling mau dia hadir di dunia ini. Pasti mamah jaga baik-baik," balas Olivia.
Pagi itu penuh dengan kebahagiaan yang meluap-luap. Terutama Olivia yang begitu memimpikan memiliki putrinya sendiri. Rasa suka cita itu tergambar jelas di wajahnya. Kebahagiaan Olivia, tentu saja menjadi kebahagiaan Kanaya juga.
***
Kanaya keluar dari rumah. Di depan rumahnya sudah ada Kenan yang menunggunya.
"Pagi Ay," sapa Kenan. Seperti biasa, penampilannya rapi dan mengagumkan.
Rambut pendek dengan poni yang tersisir ke samping, wajah tirus dengan kulit putih, tahi lalat di hidungnya yang tinggi, dengan bibir dan alis yang tebal. Wajah yang familiar di sekolah. Kenan nampak lebih dewasa dari anak-anak seumurannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Kasih Di Balik Pintu
Teen FictionMah... Pah... Aku cuma mau kasih sayang kalian.... . Bagi seorang anak yang tumbuh dengan penuh cinta dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, tidak mengetahui kekosongan hati seorang anak yang tidak mendapatkan hal itu. Begitupula aku, Aurora Adell...