[SADNESS SECRET]
.
Kanaya melihat seorang laki-laki yang seumuran dengannya turun dari mobil. Wajah yang begitu akrab dengannya. Sosok yang selalu ia ingat dan rindukan.
"Kenan?"
Mata Kanaya terbuka lebar, dengan mulut menganga, dan tubuh tercengang. Otak Kanaya masih mencerna sosok yang terekam oleh matanya.
Anak laki-laki itu telah keluar dari mobil. Ia berdiri tegap di hadapan Kanaya. Dengan wajah datar, dan sorot mata yang tenang. Tidak ada rasa kaget yang nampak dari raut wajahnya. Meski bertemu dengan Kanaya, sahabat yang begitu ia rindukan.
Kenan, entah bagaimana ia bisa berada di sana. Di tempat yang tak seharusnya ia berada. Tak pernah terpikirkan oleh Kanaya jika Kenan akan berada di sana. Walau hanya untuk singgah sementara.
Langkah yang Kenan buat mendekati Kanaya yang masih berdiri kaku dengan tatapan tak percaya. Hingga Kenan berdiri di jarak satu jengkal dari tempat Kanaya berpijak. "Aya," panggil Kenan.
Sorot mata kaget itu berubah menjadi tatapan haru. Perasaan rindu yang pecah itu membuat Kanaya tak sabar untuk segera memeluk Kenan. Mereka saling mendekap satu sama lain untuk melepaskan perasaan campur aduk yang menyelimuti hati mereka selama beberapa bulan terakhir.
"Aya kangen," ucap Kanaya dalam pelukan Kenan.
"Kenan juga kangen, Ay," balas Kenan.
Dekapan itu semakin erat, dan bertahan lama. Sampai seorang wanita dan pria datang mendekati kedua anak itu. Mereka menatapnya dengan bingung, tetapi dengan tetap tersenyum lembut.
Setelah puas saling melepaskan rasa rindu, barulah Kanaya dan Kenan sama-sama melepaskan pelukannya. Kanaya kemudian menatap wanita dan pria yang berdiri di belakang Kenan. Setelah Kenan melihat ke arah orangtuanya, barulah ia kembali melihat ke arah Kanaya.
"Ay, kenalin ini orangtua Kenan yang baru."
"Salam kenal, om, tante," sapa Kanaya.
"Hallo, ini Kanaya yah?" balas Sofi.
"Iya tante," balas Kanaya.
"Kenan sering banget loh cerita tentang Kanaya. Ternyata Kanaya lebih cantik dari cerita Kenan," kata Sofi sambil tertawa kecil. Tatapannya begitu lembut.
Kanaya tersenyum mendengar pujian itu. Tak lupa mengucapkan terima kasih dengan ramah.
Sofi dan Arya lalu mengajak Kanaya untuk main ke rumahnya. Menemani Kenan untuk berkeliling di rumah barunya. Siapa sangka, jika rumah yang akan Kenan tempati terletak tepat di depan rumah Kanaya. Itu seperti sebuah hadiah tak terduga yang hadir bagaikan takdir.
Ketika Kanaya masuk ke dalam rumah itu, ia merasa seperti kembali saat ia pertama kali memasuki rumah barunya. Berbeda dengan Kanaya, Kenan nampak tenang. Padahal dulu Kanaya terlihat antusias dan bersemangat. Tetapi Kenan tak terlihat seperti itu. Walau kepribadian Kenan begitu tenang. Tetapi seharusnya dia bahagia saat ini.
Mereka berempat tiba di dalam kamar yang menjadi kamar miliki Kenan mulai hari itu. "Ini kamar Kenan. Kenan bebas buat hias sesuai selera Kenan kalau Kenan ga suka sama dekorasi yang sekarang," ucap Arya.
"Kenan suka kok om," jawab Kenan.
Arya dan Sofi tersenyum lembut. Mereka nampak begitu bahagia.
"Tante mau siapin makan malam dulu. Kalian ngobrol dulu aja di sini." Sofi dan Arya kemudian meninggalkan Kanaya dan Kenan di kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menanti Kasih Di Balik Pintu
Teen FictionMah... Pah... Aku cuma mau kasih sayang kalian.... . Bagi seorang anak yang tumbuh dengan penuh cinta dan kasih sayang dari kedua orangtuanya, tidak mengetahui kekosongan hati seorang anak yang tidak mendapatkan hal itu. Begitupula aku, Aurora Adell...