————
2.
“Rumah Tua”
————
Titt
Mobil bus yang mereka tempati secara mendadak berhenti, sontak semua penumpang saling membentur satu sama lain. Seperti halnya Rayha dan Riri yang terhempas ke depan mereka. Rayha yang tengah menghadap kebelakang, kearah Haura tidak dapat menyeimbangkan badannya, ia merosot ke bawah bangku mereka.
"Aduh..." desisnya sambil berusaha berdiri dan duduk kembali, Riri juga ikut membantu nya, melihat posisi temannya itu yang tidak wajar dan sedikit kesusahan.
"Pak, kenapa rem mendadak?" Tanyanya ketika sudah berhasil berdiri, sambil memastikan teman-temannya disisi bus ini.
"Ada kerbau dek, didepan." Mendengar hal itu, Rayha mengangkat alisnya, ia juga memeriksa kedepan benarkah ada hewan besar itu menghalangi mereka? Lagipula kerbau siapa yang lepas di jalan lurus ditepi sawah begini.
"Kerbau? Mana, liat dong!" Ceysha yang berada di kursi nya berdiri, menghampiri kakak kelasnya itu, ia sangat penasaran dengan hewan didepannya.
Melihat itu, Rafa juga ikut meramaikan. Ia berdiri dan menghampiri temannya, namun belum sempat melihat kerbau mereka sudah diusir kembali untuk duduk oleh calon Ketua mereka itu.
"Gak ada kerbau kerbau, duduk sana. Udah, Pak, jalan lagi aja. Kita udah telat" Rafa dan Ceysha mendengus kesal, tapi tetap menuruti perintah sakral itu.
Rayha juga kembali duduk dengan tenang, bus pun kembali melaju menuju tujuan. Namun ada hal yang mengganggu Rayha, si ketua kita. Ia sedikit aneh dengan adanya kerbau hitam legam yang tiba-tiba berada di tengah jalan lurus. Jika pun mereka tengah berada di wilayah penuh kerbau, tak wajar juga kerbau tersebut menyebrang begitu saja.
Tak ingin meributkan hal aneh, ia kemudian kembali sibuk dengan ponselnya. Rayha memang tipe orang yang tidak terlalu suka overthinking dan mengganggu pikirannya. Jika ada masalah, ia akan lebih memilih menyelesaikan saat itu juga tanpa menunda, agar esok harinya masalah yang lain tak menumpuk. Baginya hidup tidak perlu di rumit kan.
"Kerbau?" Rayha menoleh ke sisinya, mendengar Riri disampingnya bergumam membuatnya bertanya, "Kenapa, Ri?" Riri hanya menggeleng pelan.
Disisi lain, Haura dan Ayana masih sibuk dengan temua mereka tadi. Haura yang hampir saja dicurigai oleh Rayha kini berbicara dengan berbisik, mengurangi kebisingan mereka.
"Nih ya, Aya. Denger baik-baik."
"Bisa saja, barang unik yang lo temuin ini barang dari orang sakral disini. Lo nggak liat, tempat kayak gini vibes nya gimana? Kita di pegunungan loh!" Haura berbisik sangat pelan, jika Aya tidak mendekatkan dan menempelkan telinga nya kearah Haura, ia tak akan mendengar apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penginapan 404!
FanfictionHanya satu pilihan ; "Bertahan hidup" Ketika kamu harus memilih ego atau rasa perduli yang menguasai diri. Bertahan atau pertahankan. ------ a story by @chokizei Horor, Thriller, Psychology, Slice Comedy. a story, Babymonster. Please dont copy, and...